Chapter 7

549 75 34
                                    

“Kenapa?” Jieun bertanya cepat membuat Myungsoo mengalihkan pandangannya dan kembali dengan wajah datarnya. Jieun tak ambil pusing. Dirinya kembali berkutat dengan luka Myungsoo. Hingga akhirnya tugas Jieun selesai, membuat Myungsoo bisa bernafas lega.


Chapter 7

Setelah kejadian dimana Jieun membantu Hyunwoo, Myungsoo, dan Baekhyun dari serangan kelompok Hyunseung dan berakhir terbongkarnya jati diri Jieun yang ternyata adalah adik dari Hyunwoo, membuat Myungsoo dan Baekhyun sementara waktu meliburkan diri dari kegiatan mengganggu Jieun. Bagaimanapun juga gadis itu adalah saudara dari teman baik mereka, bisa gawat jika mereka berdua sampai melukai Jieun, kakaknya pasti akan mengamuk dan mematahkan tulang-tulang mereka berdua. Tapi apa mungkin Myungsoo dan Bsekhyun mampu melukai Jieun, menyentuh seinci kulit gadis bermarga Lee saja mustahil sepertinya. Setelah mendengar riwayat bahwa Hyunwoo dan Jieun, kedua kakak beradik itu menghabiskan masa kecil hingga remaja dengan bergulat dengan ilmu-ilmu bela diri, sudah pasti akan membuat nyali orang yang akan mengganggu keduanya gentar.

Myungsoo mendesah bosan di atap sekolah, sudah beberapa hari ini dia tidak mengusik ketenangan Jieun. Ternyata mengganggu hidup Jieun bisa membuatnya bersemangat. Namun kali ini Myungsoo hanya mampu menguap berkali-kali karena kebosanan. Myungsoo ingin menyendiri, untuk itulah Baekhyun dan Hyunwoo tidak bersamanya kali ini. Bisa gagal acara menyendirinya jika kedua manusia itu ikut. Belum lagi temannya yang bermarga Byun itu memiliki tingkat keberisikan yang sangat tinggi. Myungsoo tidak ingin dirinya masuk penjara hanya karena melempar Baekhyun yang terlalu berisik dari atap sekolah, untuk itulah dia tidak mengajaknya. Jika Baekhyun itu bukan temannya, Myungsoo bisa pastikan bahwa dia adalah orang pertama yang akan menjahit mulut Baekhyun. Sedangkan Hyunwoo, pria sok tenang itu juga sama menyebalkannya jika sudah berhadapan dengan gambar-gambar dua dimensi.

Myungsoo bangkit dari duduknya, tangannya membersihkan belakang celananya dari debu yang mungkin menempel saat ia duduk tadi, sebelum akhirnya pemuda itu memutuskan pergi dari atap. Percuma saja dia duduk-duduk selama satu jam di sana dirinya tetap bosan, dan kebosanan itu akan hilang jika ia bisa mengganggu Jieun. Jadi hal yang harus Myungsoo lakukan adalah mengganggu Jieun. Tapi bagaimana jika Myungsoo babak belur di hajar Jieun? Pemuda itu tidak terlalu memikirkan kemungkinan itu, yang utama adalah dia bisa mengganggu Jieun, yang lain akan ia pikirkan nanti. Myungsoo melangkah ke kelas Jieun. Pemuda itu tergolong berani sebagai seorang musuh. Saat dirinya benar-benar memasuki kelas Jieun, gadis-gadis disana mulai heboh, ada yang menatapnya tak percaya, kagum bahkan ada yang menjerit-jerit bersama. Myungsoo jadi pusing sendiri. Matanya mencari sosok Jieun, namun gadis mungil itu tak tampak disana. Myungsoo hanya menemukan sosok pemuda cantik dan kedua teman Jieun yang lain. Myungsoo mendekati bangku deretan teman Jieun itu.  Pemuda cantik yang pernah Myungsoo lihat selalu ditempeli Jieun itu menatapnya tanpa minat. Teman Jieun itu seolah-olah tidak menyadari kehadirannya.

“Jieun kemana?” tanyanya tanpa basa-basi

Pertanyaan Myungsoo itu mampu membuat Eunji dan Minah mengerutkan dahinya bingung dengan ekspresi keheranan.

“Jieun dia.. dia keluar..” jawab Eunji

“Mau apa kau mencari Jieun?”

Ren, pemuda cantik yang sedari tadi diam itu akhirnya berbicara. Ini menyangkut Jieun.

“Bukan urusanmu.”

Myungsoo berkata ketus, dirinya berbalik pergi namun suara Ren mampu menghentikan langkahnya.

“Jangan menyakiti Jieun, apa tindakan penggemarmu yang selalu mengganggu Jieun dan menyakitinya itu belum cukup hingga kau harus turun tangan sendiri?”

Beloved EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang