Part 24

88 9 0
                                    

"Aku pulang dulu." Tiba-tiba Vanilla beranjak pergi meninggalkan Timtam.

"Sayang kamu mau kemana? Aku butuh kamu."  Ucap timtam dengan sedikit memohon.

"Aku ada kerjaan, ini juga bentar lagi terlambat. Nanti aku hubungin kamu."

Vanilla pun pergi meninggalkan Timtam yang sedang kebingungan.

------------------------------------------------------------------------

Kini Timtam berada diruang keluarga bersama Daddy-nya. Tentunya dia ingin meminta solusi mengenai masalah yang menimpa perusahaan.

"Dad apa yang harus aku lakuin sekarang?"

"Kenapa bisa jadi seperti ini?" Daddy sedikit kaget dengan pernyataan putranya. Karna makin kesini makin banyak perusahaan yang berniat memutuskan kontrak.

"Aku juga gak tau Dad. Itu sebabnya aku minta pendapat Daddy."

"Gak ada jalan lain, kamu harus merintis perusahaan baru dari awal. Percuma kalo kamu berniat mempertahankan perusahaan ini."

"Tapi Dad itu butuh waktu lama."

"Hanya solusi itu yang Dad bisa kasih ke kamu, selebihnya kamu sendiri yang memutuskan. Ngomong-ngomong dimana wanita yang bernama Vanilla itu?"

"Beberapa hari ini dia gak bisa dihubungin Dad."

"Kenapa? Kalian bertengkar?"

"Enggak sama sekali Dad, waktu itu dia pamit ada kerjaan dan berjanji akan menghubungi. Namun sampai sekarang jangankan menghubungi, dihubungi saja dia gak bisa Dad."

"Kapan tepatnya kalian terkahir bertemu?"

"Beberapa hari yang lalu, dikantor. Dia ada disaat kabar D.A.C Group tiba-tiba memutuskan kontrak."

"Kalo kamu bertemu dia, segera akhiri semuanya."

"Maksud Daddy?"

"Tinggalkan dia."

"Please Dad jangan bahas ini lagi."

"Kamu buta?"

"Apasih Dad? Jangan pake kalimat yang ambigu."

"Dia pergi bukan hanya sekedar alasan pekerjaan. Tapi karna mendengar perusahaan kamu diambang kehancuran."

"Dad jangan berfikiran negatif, dia bukan tipe cewe kayak gitu Dad."

"Kamu masih gak percaya sama Daddy?"

"Bukan gitu Dad, cuman rasanya gak mungkin dia ngelakuin itu."

"Yasudah terserah, Daddy cuman mengingatkan."

Timtam kembali sibuk dengan difikirannya, apa benar orang yang dia cintai akan pergi dengan alasan seperti ini.

****

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Nuii mulai merasakan hasil dari kerja kerasnya selama ini. Perusaahaan Prima Ghana sekarang termasuk kedalam salah satu perusahaan yang berpengaruh didalam negeri.
Walaupun membutuhkan waktu satu tahun untuk membuat perusahaannya maju, namun Nuii tidak pernah menyesalinya, bahkan semakin lama dia semakin mencintai pekerjaannya.

Janji yang dia lontarkan kepada Dev pun pupus seiring berjalannya waktu. Janji bahwa Nuii akan menyusul orangtuanya ke Amerika hanya angan-angan belaka. Jangan kan menyusul dan menetap disana, berkunjung pun hanya satu bulan sekali. Dikarenakan Nuii tidak bisa berlama-lama meninggalkan perusahaan.

"Nuii, siap-siap yah! Rencananya sekarang asisten baru lo mau kesini, tapi gue juga belum tau sih dia siapa." Ucap Ocha.

Semenjak Nuii memutuskan untuk resign, tak lama kemudian Ocha juga melakukan hal yang sama. Ocha lebih memilih bekerja dengan Nuii, karna dia juga benci jika harus bekerja kepada Rustam yang notabennya adalah orang yang telah menyakiti sahabatnya.

"Loh kok gak tau sih? Harusnya lo periksa dulu dong, jangan seenaknya maen terima gitu cha."

"Sorry Nuii, lo tau sendiri kan gue sebagai sekertaris lo sibuk. Sedangkan disisi lain lo butuh banget asisten, jadi gue gak sempet meriksa beginian. Tapi lo jangan khawatir, soalnya Fahmi kok yang ngetes ini orang. Pokoknya kalo lo gak suka lo tinggal bilang gue aja oke."

"Gak usah so sibuk deh cha, belagu amat sih lo kerja sama gue juga. Yaudah deh nanti jam 10 gue tunggu orangnya."

"Idih kan elo yang ngasih gue kerjaan! Lo bego apa pura-pura amnesia? Suruh siapa lo ngasih banyak kerjaan ke gue?"

"Heh itu tugas lo kali ah. Gausah protes, yaudah lo balik lagi kerja sana!"

"Iya, ibu bos rese!!!!!!" Teriak Ocha lalu berlari sebelum Nuii mengamuk padanya.

Nuii hanya bisa merutuki nasibnya sendiri. Bagaimana bisa dia memiliki rekan kerja yang se-menyebalkan Ocha.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10, Nuii pun menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dia ajukan untuk menilai kualitas asistennya.

"Tok...tok...tok..."

"Masuk."

"Tepat waktu banget nih orang datengnya. Mudah-mudahan dia sesuai sama ekspektasi gue." Batin Nuii.

"Silahkan du..."

Seketika Nuii menghentikan ucapannya, emosinya tersulut melihat orang yang sekarang berada dihadapannya.

"Lo? Keluar dari ruangan gue sekarang!!!!!"





















Tbc
Don't forget vote and comment 😌

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang