Part 30

94 8 6
                                    


Timtam masih betah memandangi wajah cantik Nuii dan sesekali mengusap puncak kepalanya. Saat Timtam ingin menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah Nuii, Timtam langsung mengecup kening Nuii. Kecupan yang menandakan kasih sayang dan rasa tak ingin kehilangan.

"Maafin gue Nuii-chan." Gumam Timtam lirih.

------------------------------------------------------------------------

Timtam memegang tangan Nuii dan mengusap-ngusap punggung tangan Nuii. Nuii pun tidak terganggu dengan perlakuan Timtam, karna dia masih asyik dengan dunia mimpi.

"Lo tau Nuii-chan, setelah lo pergi gue ngerasa ada sesuatu yang hilang di diri gue." Gumam Timtam, sambil sesekali mengecup tangan Nuii.

"Tapi, karna keegoisan gue, gue gabisa ngomong itu secara langsung."

"Lo pasti sakit hati banget ya Nuii sama gue. Gue tau, gue emang pantes dibenci. Karna gue udah memberikan luka yang teramat dalam dihati lo."

"Tapi, semua yang gue lakuin bukan tanpa alasan. Sebenernya sedikitpun gue gaada niat berpura-pura jadi pacar lo."

"Asal lo tau, gue cinta sama lo dari dulu. Bahkan dari pertama kita ketemu waktu kecil, and you is my first love Nuii-chan."

"Haha!" Timtam tertawa hambar, tawa yang menyiratkan penyesalan dihatinya.

"Sayangnya, gue terlalu bodoh untuk menyadari itu semua Nuii. Gue sadar kalo gue cinta sama lo disaat lo udah pergi ninggalin gue."

"Saat gue nembak lo, saat gue nangis dipelukan lo, bahkan saat gue mencium lo. Sebenernya gaada sedikitpun kepura-puraan disana. Gue ngelakuin itu tulus dari dalam hati gue."

"Lo pasti bertanya, kalo kenyataannya gitu, kenapa gue nyakitin lo? Iyakan?"

"Gue terpaksa ngelakuin itu Nuii-chan, karna saat itu Vanilla tiba-tiba datang lagi dikehidupan gue. Gue terbujuk sama cinta semu gue Nuii-chan. Sampe akhirnya gue ngelakuin hal yang nyakitin lo."

"Gue tau, gue orang terbodoh bahkan mungkin lo pasti berfikir gue bukan laki-laki. Karna gabisa ngejelasin semua ini secara langsung. Tapi mau gimana lagi Nuii-chan, gue terlalu malu untuk ngutarain semuanya bahkan gue terlalu munafik untuk mengakui perasaan gue sendiri."

"Gapernah ada sedikitpun niat buat nyakitin lo Nuii-chan, dari semua hal yang pernah kita lewati bersama sebenernya gaada kepura-puraan sama sekali. Semuanya tulus gue lakuin karna gue cinta sama lo. Tapi sayang kehadiran Vanilla dan keegoisan gue menghancurkan semuanya. Gue nyesel banget Nuii-chan, maafin gue."

Timtam tidak bisa lagi menahan air matanya.
Sudah lama sekali dia ingin mengatakan semua ini kepada Nuii. Betapa menyakitkannya sebuah penyesalan. Betapa menyakitkannya melihat orang yang dia cintai seakan-akan tak pernah mengenalnya. Semuanya Timtam simpan sendiri, karna egonya yang terlalu besar.

"Hoooaaaaaaaaam. Kita udah nyampe?" Nuii akhirnya terbangun dari tidurnya.

Timtam langsung menghapus airmatanya dan bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa.

"Iya, lo daritadi tidur. Gue gak tega bangunin lo." Jawab Timtam.

"Oh, gue turun. Mau lanjut tidur."

Nuiipun bergegas keluar dari mobil Timtam, dan berniat segera masuk kedalam rumahnya.

"Nuii-chan, tunggu bentar."

"Apa?"

Cup!!!

Timtam mencium kening Nuii sekilas. Membuat Nuii seketika mematung.

"Thanks for today Nuii-chan! Gue seneng banget bisa ngabisin waktu seharian ini sama lo."

Timtam segera berlari menuju mobilnya, dia tidak ingin mendapat amarah dari Nuii. Dan langsung melaju meninggalkan kediaman Nuii.

Untuk kedua kalinya seseorang mengawasi mereka, dengan tangan yang dikepal dan tatapan kebencian.

Tesss.....

Air mata Nuii jatuh saat Timtam telah meninggalkannya. Dia langsung duduk karna tak kuat menahan berat badan tubuhnya sendiri, dan langsung menangis tersedu-sedu.

"Ke..napa lo ga.. bi..lang se..mua i..ni da..ri du..lu Timtam! Lo be..go!" Teriak Nuii disela-sela tangisannya.

Sebenarnya Nuii sudah terbangun disaat Timtam mengatakan semuanya. Namun dia sengaja berpura-pura tidur agar tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan betapa kagetnya Nuii setelah tau semua yang terjadi. Itu sebabnya sekarang Nuii hanya bisa menangis lagi, namun bukan tangisan yang menunjukkan luka dihatinya. Tapi, tangisan kebahagiaan, kebahagiaan disaat tau alasan dibalik kejadian yang menimpanya. Sekarang, Nuii pun sudah memutuskan, mulai dari detik ini dia tidak akan lagi menghindar ataupun bersikap dingin pada Timtam.























Tbc

Makin deket menuju ending 😊

Don't forget vomment 😍

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang