Part 29

81 8 2
                                    

"Gue emang suka sama lo Nuii, bahkan gue cinta sama lo! Gue gamau lo deket-deket sama orang yang udah nyakitin lo. Tenang aja, selama lo sama gue, gue jamin lo bakal baik-baik aja, dan gue bakal ubah semua rasa sakit lo menjadi kebahagiaan." Kini Fahmi mengutarakan perasaannya yang sudah lama dia pendam.

Ternyata yang Nuii takutkan selama ini benar-benar terjadi. Akhirnya Fahmi mengakui bahwa dia mencintai Nuii.

Mendengar pengakuan Fahmi, Nuii sedikit menghembuskan nafas kasar. Memang benar selama ini Fahmi sangat dekat dengan Nuii, bahkan banyak yang mengira kalau mereka memiliki hubungan yang special.

Tapi apa kedekatan itu harus berakhir dengan sebuah ikatan percintaan?

------------------------------------------------------------------------

"Mending lo nyari cewe lain Fahmi." Nuii langsung melepaskan diri dari pelukan Fahmi.

"Ke...napa gi..tu Nuii? Lo ga...suka sa..ma gu..e?"

"Bukan berarti gue gasuka sama lo, tapi kita itu sahabat. Jangan rusak persahabatan kita dengan cinta yang seperti ini. Sampai kapan pun kita akan tetap jadi sahabat. Jadi, mending lo buang jauh-jauh perasaan lo sama gue."

Setelah mengatakan itu semua, Nuii pergi meninggalkan Fahmi. Dia tidak mau berlama-lama berada didekat sahabatnya jika keadaannya sudah seperti ini.

...

Nuii POV

Setelah kejadian gue nolak cintanya Fahmi, gue fikir bakalan kehilangan sahabat gue. Ternyata enggak, syukurnya dia tetap sama. Dia tetap jadi Fahmi yang dulu, dan gapernah ada satupun dari kita yang ngebahas kejadian penolakkan tersebut.

Sementara Timtam, dia semakin gencar deketin gue. Kadang gue bingung sendiri, kenapa dia bisa jadi kaya gini? Padahal tau sendiri kalo dia itu cueknya gak ketolongan. Tapi bukan berarti gue suka sama sikap dia yang sekarang, gue gamau jatuh ke perangkapnya lagi. Cukup sekali dia ngejebak gue sama kepura-puraannya.

"Nuii-chan gue mau nagih janji lo sekarang. Turutin satu permintaan gue."

Tiba-tiba Timtam muncul membuyarkan lamunan gue. Setelah mendengar ucapannya, gue rasa hari ini gue bakalan sial.

....

"Nuii-chan gue mau nagih janji lo sekarang. Turutin satu permintaan gue."

"Apa? Cepetan waktu gue gak banyak."

"Gue minta satu hari."

"Satu hari? Maksud lo?"

"Gue minta full seharian lo jalan sama gue. Ikutin kemanapun gue pergi, dan apapun yang gue minta."

"Itu doang? Oke, kapan besok?"

"Sekarang!"

"Tapi kita harus kerja! Lo harus inget, disini gue atasan lo."

"Dan bukannya lo udah setuju barusan?"

"Shit!!!!!"

Mau gamau Nuii pergi bersama Timtam, meninggalkan kantornya juga pekerjaannya.

Tanpa mereka sadari, tepat disebrang jalan ada seseorang yang menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian.

Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai ditempat tujuan. Nuii sekarang berada di Dufan, sedikit rasa senang muncul dihati Nuii, rasanya sudah lama sekali dia tidak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan ke tempat seperti ini.

"Gimana Nuii-chan lo suka?"

Nuii kembali bersikap cuek kepada Timtam, dia tidak menjawab pertanyaan Timtam dan kembali sibuk menatap berbagai wahana yang ada didepannya.

"Nuii, lo harus bersikap ramah sama gue dan lo gabisa nolak."

Nuii hanya bisa menghembuskan nafas kasar, dia memang suka tempat rekreasi ini, namun dia tidak suka kalo harus bersikap seperti tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Timtam.

Berbagai wahana telah Nuii coba bersama Timtam. Bahkan tanpa perlu disuruh pun Nuii selalu tersenyum dan terlihat bahagia. Bagi Timtam ini adalah moment terbaik, untuk pertama kalinya dia kembali melihat senyum diwajah Nuii, senyum yang menyiratkan kebahagiaan dan senyum yang amat sangat dia rindukan.

....

Flashback

Semenjak kepergian Vanilla entah kenapa Timtam merasa jauh lebih baik. Beda keadaannya saat Nuii meninggalkannya, rasanya sesak namun Timtam tak mau menunjukkan itu semua didepan siapapun.

Dia menahan gejolak itu sendiri, rasa sesak dan sesal tetap dia simpan rapat-rapat dalam hati. Tapi, semakin lama Timtam semakin merasa kehilangan Nuii, tawanya, tangisnya, bahkan chat konyolnya seakan terngiang-ngiang dibenak Timtam. Pada saat itupun Timtam sadar, bahwa dia memang mencintai Nuii sedari dulu.

Butuh waktu berbulan-bulan untuk membangun kembali perusahaan, dan selama itu pula Timtam mencari keberadaan Nuii. Awalnya Timtam merasa putus asa, saat tahu kabar bahwa keluarga Nuii pindah ke Amerika, namun setitik harapan muncul ternyata Nuii tidak ikut tinggal di Amerika.

Berbagai rencana Timtam fikirkan untuk bisa menemui Nuii, bahkan membawanya kembali ke pelukannya. Setelah sekian lama akhirnya Timtam menemukkan keberadaan Nuii, tempat tinggalnya, dan juga perusahaannya. Namun Timtam tahu, dia tidak bisa tiba-tiba masuk lagi kedalam kehidupan Nuii. Sampai akhirnya kesempatan itu tiba, saat Nuii sedang mencari asisten dan saat itu pula Timtam memutuskan cara untuk kembali kedalam kehidupan Nuii.

....

Tak terasa waktu semakin berlalu, berbagai wahana telah mereka coba dan sepertinya mereka juga sudah kehabisan tenaga.

"Nuii-chan, udah sore nih. Langit juga mendung, mending kita pulang sekarang." Ucap Timtam.

Sedikit rasa kecewa hinggap dihati Nuii, rasanya dia masih ingin berlama-lama ditempat ini. Namun benar kata Timtam, sebelum hujan turun, sebaiknya mereka bergegas. Akhirnya Nuii menyetujui ucapan Timtam.

"Oke."

"Tapi sebelumnya kita makan dulu ya."

"Lakuin apa yang lo inginkan." Jawab Nuii ketus.

Timtam hanya bisa mencubit pipi Nuii dengan gemas. Entah kenapa sikap Nuii terlihat sangat manis dimata Timtam.

Setelah makan direstoran, Timtam mengantar Nuii kembali ke rumahnya. Sepanjang perjalanan tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Timtam sibuk memikirkan topik pembahasan, sedangkan Nuii hanya bisa termenung karna badannya terasa sangat lelah, lama kelamaan Nuii pun terlelap didalam mobil Timtam.

Timtam yang melihat Nuii tidur dengan lelap hanya bisa terkekeh geli. Dia sengaja menurunkan kecepatan mobilnya agar bisa memandangi wajah cantik Nuii lebih lama.

Akhirnya Timtam sampai dirumah yang Nuii tempati bersama Ocha sahabatnya. Namun Timtam tidak langsung membangunkan Nuii, rasanya berat kalo harus melihat Nuii pergi dari mobilnya. Harusnya tadi dia meminta selamanya Nuii harus bersama Timtam, bukan hanya seharian.

Timtam masih betah memandangi wajah cantik Nuii dan sesekali mengusap puncak kepalanya. Saat Timtam ingin menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah Nuii, Timtam langsung mengecup kening Nuii. Kecupan yang menandakan kasih sayang dan rasa tak ingin kehilangan.

"Maafin gue Nuii-chan." Gumam Timtam lirih.























Tbc

Jangan lupa vomment ya guys, detik-detik menuju ending nih 😊

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang