My Boss, 02.

3.9K 343 8
                                    

Part,2.

Aprillyanti Zevana Albert.

Aku menghembuskan nafas panjang berkali-kali. Baru dua hari bekerja di perusahaan Syarief Corp, sudah membuatku pusing setengah mampus begini!

Mungkin lama lama aku bisa mampus beneran kalau begini!

Bagaimana tidak. Ini adalah hari pertama aku bekerja, tapi aku sudah diberi tugas yg seharusnya di kerjakan oleh Mr.Syarief sendiri, tanpa diberitahu bagaimana caranya!

Maksudku-- ayolah aku ini kan anak baru, setidaknya ada bimbingan Untukku kan?

"Sudah selesai." Ucapnya berbicara lewat intercom.

Aku mendengus kesal, dasar pemalas! Untuk apa dia jadi bos kalau mengerjakan tugasnya saja tidak mau?

Aku menumpuk kembali kertas kertas itu, menyusunnya hingga rapi. Setelah itu aku beranjak dari dudukku, membuka pintu dan berjalan kearah Mr.Syarief yg sedang menyandarkan tubuhnya di kursi dengan santai.

"Sudah." Ucapku menjatuhkan kertas kertas itu di mejanya.

"Dimana aku harus tanda tangan?"

Aku melotot sebal mendengar itu. Kenapa harus tanya, dia bisa membuka kertas itu sendiri kan?

"Kenapa diam?"

"Maaf, berkasnya sudah ada di hadapan anda, Mr.Syarief... jadi anda bisa membuka dan melihatnya sendiri dimana anda harus tanda tangan." Balasku berusaha berbicara sesopan mungkin.

"Jadi apa gunanya aku mempekerjakan mu?" Tanyanya mengerutkan dahinya menatapku sebal.

"Kalau begitu jangan pekerjaan saya." Balasku santai.

"Hei! Kenapa kau selalu membalas ucapanku." Ucapnya berbicara dengan nada yg sedikit meninggi.

"Jika Saya tidak membalas ucapan Mr.Syarief nanti saya dikatakan tidak tahu diri... ditanya sang boss tidak mau menjawab." ucapku dengan tersenyum paksa.

"Ah bukan itu maksudku! Baiklah lebih baik kau pergi dari ruanganku, kau menyebalkan... minta dengan Rossa untuk membelikan aku makan siang."

Aku memutar badanku, berbalik arah untuk keluar ruangan Mr.Syarief menutup pintu dengan sedikit tidak santai {keras} lalu berjalan menuju meja Rossa yang berada di depan ruangan Mr.Syarief

Rossa adalah sekertaris Mr.Syarief, aku tidak tau mengapa ia membutuhkanku jika sudah ada Rossa! Ah aku hampir lupa, jelas saja dia membutuhkanku... Uhm maksudku adalah dia membutuhkan sekertaris pribadi, karena dia itu pemalas.

Contoh bos yg TIDAK patut untuk di contoh!

"Hai, Miss.Prilly... ada apa? Sepertinya kamu terlihat sedang kesal." Tanya Rossa.

Yap, kami sudah sempat berkenalan tadi.

"Tidak usah terlalu formal, Rossa. Kamu cukup memanggilku Prilly saja."

"Oh baiklah, jadi apa yg terjadi, kenapa mukamu kusut sekali?" Tanya Rossa lagi.

Aku mendengus kesal. "Bosmu itu sangat menyebalkan." Sunggutku.

"Jangan lupa fakta bahwa dia juga bosmu, Prilly." Balas Rossa diiringi dengan senyuman. Kami memang baru mengenal, tapi Rossa adalah orang yg baik untuk di jadikan teman.

"Oh Tuhan... apa salahku? Sehingga kau menghukumku seperti ini? Semoga aku cepat di pecat dari kantor ini." Keluhku kesal.

"Haha, biasanya yg menjadi sekertaris pribadi Mr.Syarief selalu berdoa pada Tuhan agar Mr.Syarief tidak memecatnya, tapi kenapa kamu sebaliknya?" tanya Rossa menatapku heran.

My boss.Where stories live. Discover now