My Boss, 12.

3K 359 22
                                    

My Bos(s).

Part, 12.
.
.
.
"Apa yang kamu lakukan, Ali?" tanya Prilly kesal.

Ali hanya menatap Prilly sesaat lalu kembali fokus menyetir, ia bahkan tidak tau apa yang telah terjadi padanya. Yang jelas, ia tidak pernah suka jika Alfian dekat dengan Prilly.

"Ck! Bisakah kamu berbicara, jangan diam saja!" Prilly memekik kesal karena Ali tidak mau menjawab satu pun pertanyaan yang ia lontarkan.

"Aku sudah pernah bilang. Jangan berteman dengan Alfian, dia itu pria licik. Aku hanya tidak ingin kamu menyesal." ucap Ali pada akhirnya bersuara juga.

Prilly memalingkan wajahnya dari Ali, dia tidak tau apa yang membuat Ali begitu membenci Alfian.

"Dia tidak seburuk yang kamu kira, Ali." ucap Prilly.

Ali mendesah frustasi, tidak tau bagaimana lagi caranya memberitahu gadis di sebelahnya jika Alfian bukan orang yang baik untuk di jadikan teman. Alfian bahkan lebih bejat daripada dirinya.

"Ck, kamu belum mengenalnya, Prilly."

"Maka dari itu biarkan aku mengenal Alfian."

"Aku hanya tidak ingin melihat kamu menyesal karena telah mengenalnya, Prilly."

"Kamu sudah mengatakan hal itu berulang kali, Ali."

"Diamlah, kamu menggangu konsentrasi menyetirku."

"Aku ingin pulang."

"Aku sedang menjalankan mobilku pulang."

"Bukan ke apartemen mu, aku ingin pulang kerumah ibuku."

"Tapi---

"Jika kamu tidak mau mengantarku, aku bisa pulang naik taxi. Turunkan saja aku disini."

Prilly pov.

Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran Mr.Syarief. semalam dia sungguh sangat membuatku malu karena dengan tiba tiba ia menghajar Alfian yang sedang berdansa denganku.

Dia adalah pria arogan dengan ego yang tinggi. Mengajakku ke pesta Miss.Arabella, dan meningalkan aku untuk berdansa dengan Miss.Arabella, seorang diri. Saat aku juga ikut berdansa, dia malah marah marah tidak jelas.

Sebenarnya apa maunya?

Aku menghela nafas panjang saat mendengarnya memangilku berulang kali melalui interkom. Saat ini aku sedang berada di luar ruangannya, tepatnya di tempat Rossa berada.

"Prilly, Mr.Syarief memanggilmu." ucap Rossa.

"Biarkan saja." balasku acuh.

"Nanti dia bisa memecat mu looh, kalau kamu tidak segera datang keruangannya." ucap Rossa.

"Itu yang aku inginkan, Rossa." balasku.

Aku melihat Rossa yang mengeryitkan dahinya kebingungan. "Kamu serius."

"Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu, Rossa." balas ku.

My boss.Where stories live. Discover now