My Boss, 20

1.3K 81 3
                                    

My Bos($).

Part, 20.

"Ali?"

"Hmm."

"Ali?"

"Apa sayang?" tanya Ali greget karena Prilly hanya memanggil manggilnya saja.

"Jangan tinggalkan aku." ucap Prilly menatap tepat kedalam mata Ali.

Ali tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Aku berjanji tidak akan meninggalkan kamu."

"Aku pegang janjimu, Ali."

Prilly pov.

Aku mengerjapkan mataku saat merasakan ada sesuatu yang basah menempel pada bibirku. Aku langsung melotot karena melihat Ali yang sedang mencium bibirku.

"Selamat pagi." ucapnya tersenyum setelah melepas ciumannya dengan wajah tanpa dosa.

"Kamu di bangunin susah banget sih." ucapnya lagi.

"Tapi ga usah pake cium - cium aku."

"Habis kamu nggak mau bangun kalau nggak aku cium."

"Modus."

"Oh iya, aku harus pergi ke kantor hari ini." ucapnya dengan wajah bersalahnya.

"Tapikan hari ini kita harus fithing baju pengantin." balasku.

"Kamu pergi sama mama kamu aja ya, soalnya ada urusan kantor mendadak harus aku kerjakan hari ini." ucap Ali kembali mencium bibir ku sekilas lalu berjalan keluar kamarku.

Aku hanya bisa memandang punggung Ali yang menghilang di balik pintu. Berusaha berfikir positif saja.

Setelah mandi dan mengganti pakaianku, aku langsung turun kebawah dan melihat ibuku sudah selesai menyiapkan sarapan untuk kami.

"Pagi ma." ucapku dan langsung duduk di kursi meja makan.

Ibuku tersenyum lalu membalas ucapanku. "Pagi juga sayang..."

"Ali sudah pergi ya ma?" tanyaku, walau sebenarnya aku sudah tau.

"Loh, apa Ali tidak pamitan sama kamu sayang? Tadi dia buru buru pergi ke kantor, katanya ada sesuatu yang harus dia kerjakan." ucap ibuku.

"Kasih tau kok Ma, tapi--

"Sttt jangan berfikir yang aneh aneh dulu."

"Tapi kan seharusnya kita fithing baru hari ini Ma." ucapku sebal.

"Jangan merajuk gitu dong sayang, kan masih ada Mama." ucap Ibuku.

Aku menatap Ibu dengan cemberut, Ali nggak asik ahh... Aku jadi takut kalau dia juga akan kabur di hari pernikahan kita.

Sebenarnya aku belum sepenuhnya  yakin kalau Ali memang benar mencintai aku dan tidak mempermainkan diriku. Alfian Bilang, Ali itu tidak pernah serius dengan perempuan dan hanya menjadikan perempuan sebagai mainannya saja.

Namun aku mencoba untuk percaya jikalau Ali memang mencintai aku dan tidak sedang mempermainkan aku.

Akhirnya aku pun mencoba gaun pengantin di temani Ibu.

"Aduhh sayang kayaknya Ibu harus pergi deh... Ada sesuatu yang mendesak." ucap Ibu setelah kembali dari menelfon seseorang.

Aku cuma bisa pasrah saat melihat Ibuku berjalan menjauh dan keluar dari butik tempat aku fithing baju pengantin.

Kok ngenes banget sih hidupku!

Sudah calon suami tidak bisa datang karena sibuk dengan urusan kantor. Ibu yang harusnya menemani malah kabur karena urusan nggak tau apa itu...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My boss.Where stories live. Discover now