4

1.3K 65 11
                                    

Mereka berdua masih saling berpandangan selama beberapa menit dengan tubuh yang saling berpelukan. Jalal tak dapat mengalihkan pandangan matanya dari wanita yang ada didekapannya itu.

Wajahnya yang cantik alami, mata hazelnya yang indah dan bibir ranum yang begitu menggoda. Jalal seakan terbius oleh pesonanya.

Tak beda jauh dengan si wanita. Dia terpesona dengan wajah tampan Jalal. Alisnya yang tebal. Hidung mancung dan rahangnya yang kokoh.

Tangan Jalal masih memegang erat pinggang wanita itu dan tangan wanita itu mencengkram kuat bahu Jalal. Beberapa detik kemudian wanita itu tersadar setelah samar-samar menghirup wangi parfum Mont Blanc Legend di tubuh Jalal.

Dia melihat posisi mereka saat ini yang begitu dekat dan sedikit salah tingkah.

"Maaf."

Jalal terkesiap dengan suara lembut wanita cantik di depannya. Tanpa sadar dia bergumam.

"Cantik."

"Apa?"

"Oh ... ehm. Maksud saya maaf, Nona."

Jalal menegakkan tubuhnya dan wanita itu melepaskan pelukannya. Kembali mereka merasa canggung.

"Maaf. Saya tidak sengaja menabrak Anda."

"Tidak apa-apa."

Wanita itu tersenyum dan sekali lagi Jalal terpesona oleh senyuman wanita di depannya.

Terdengar suara beberapa orang dibelakang mereka yaitu para petugas keamanan yang masih mencarinya. Dengan sigap, Jalal pura-pura menunduk di depan kaki wanita itu saat para petugas melewatinya.

Wanita itu terkejut dan reflek mundur. Jalal mengambil ponsel wanita itu yang terjatuh saat tabrakan. Dia berdiri lalu menyerahkannya pada wanita itu.

"Ini ponsel anda. Sepertinya tidak apa-apa. Coba anda periksa."

Wanita itu tampak malu karena berpikiran negatif saat Jalal menunduk tadi. Dengan wajah merona, wanita itu mengambil ponsel dari tangan Jalal lalu memeriksanya.

"Ponsel saya tidak apa-apa."

"Benarkah?" Wanita itu mengangguk.

"Kalau memang rusak, biar saya ganti."

"Tidak. Anda tidak perlu menggantinya, karena ponsel saya baik-baik saja."

"Baiklah. Sekali lagi saya minta maaf."

"No problem. Saya permisi."

Wanita itu tersenyum lalu berlalu dari hadapannya. Jalal melihat punggung wanita itu menjauh. Dia masih teringat dengan senyumannya. Bahkan tanpa dia sadari, sedari tadi dia bicara begitu lembut dan terkesan gugup. Tidak seperti biasanya. Kaku dan dingin.

Setelah sadar dari keterpesonaannya, Jalal ingat dengan chip yang dibawanya tadi. Dia baru menyadari bahwa saat tabrakan, chip itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke dalam tas wanita itu.

"Sial!"

Jalal berjalan cepat mengikuti wanita itu. Setelah dirasa agak dekat, dia memperlambat jalannya.

Saat wanita itu sibuk mengutak-atik ponselnya, entah mengapa dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Dengan perasaan was-was, dia menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat Jalal ada dibelakangnya.

Jalal pura-pura mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Wanita itu kembali berjalan dengan sedikit cepat dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya. Begitu berada di depan sebuah mini market, wanita itu langsung masuk ke dalam dan tidak melihat lagi sosok Jalal. Dia bernafas lega lalu menuju ke mesin pendingin minuman ringan. Tiba-tiba saja dia merasa haus dan ingin membeli minum.

Mafia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang