Terbangun

123 18 1
                                    

Perlahan Sonya membuka matanya, sinar lampu ruangan itu sangatlah terang. Sonya melihat sekeliling ruangan, dan bertanya - tanya dalam hati ia sedang dimana.

"Sonya! Syukurlah kamu sadar, ibu sangat menghawatirkanmu"

Ibu sonya mengelus kepala Sonya.

"Ibu, lelaki itu Alex. Kita bertemu dan menghabiskan banyak waktu bersama."

"Alex.. sahabatmu itu.." ibu Sonya teringat dengan sahabat Sonya dari kecil itu.

"Sekarang dia sudah pergi bu.. dia sudah pergi.." Sonya menangis dan memeluk ibunya.

Ibu Sonya hanya bisa memeluk dan menenangkannya. Sonya menangis tersedu - sedu karena hatinya masih terasa sakit. Kehilangan seseorang yang kita cintai untuk selamanya tidaklah mudah, di tambah lagi mereka memang saling mencintai.

Sonya bercerita mengenai pertemuannya kepada ibunya, ibunya hanya tersenyum dan menganggap Sonya hanya bermimpi. Padahal Sonya telah mengalami mati suri sejenak, yang rasanya di kehidupan bumi ini hanya sesaat tetapi di dunia yang baru saja Sonya kunjungi merupakan hari - hari yang sangat lama.

Sonya percaya Alex akan tetap mencintainya meskipun kini ia benar - benar telah tiada. Sonya melihat ukiran nama di gelangnya dan tertulis nama Alex, Sonya bingung bagaimana hal itu benar - benar bisa terjadi. Sonya terus memegang gelangnya dan mengingat pesan Alex, ia harus tetap bahagia meskipun Alex telah benar - benar tiada.

Tiba - tiba ada seorang wanita berbicara kepada Sonya,

"Sonya, ini aku Lauren. Lu knapa gila?"

Sonya menatap Lauren terkejut,

"Hei Lauren" Sapa Sonya singkat

"Kok lu berubah gitu sih?" Lauren heran.

"Maaf ya, gua bener - bener gak tau lu itu mantan Zac" Sonya hanya bisa menjawab singkat sambil menundukkan kepalanya.

"Hah?! Sejak kapan?!" Lauren benar - benar terkejut.

"Lah bukannya lu mantan dia? Lu ngirimin gua surat ngomel - ngomel" Sonya lebih terkejut bukan main.

"Ih.. itu bukan gua, gua bales suratnya bilang nyuruh lu gebet malah. Nah abis itu gua ga nerima surat dari lu lagi" Lauren menjelaskan.

Akhirnya Sonya bercerita mengenai surat itu panjang lebar, padahal Sonya sudah mengirim Lauren surat sebanyak 3 kali, tetapi mengapa surat itu tak sampai? Memang semua itu masih menjadi pertanyaan, akhirnya mereka sudah tidak menjadi sahabat pena lagi, melainkan IBF.

Keadaan Sonya semakin membaik dan akhirnya mereka kembali ke rumah. Sampai di rumah Sonya menulis di buku diari lamanya, ia menceritakan semua pengalamannya untuk bertemu dengan Alex, merupakan cerita yang tak pernah ia lupakan.

Ia memandang foto Alex dan Sonya yang tertempel di buku diari lama Sonya, lalu ia menyelipkan sketsa yang ia gambar, Sonya tersenyum dan tanpa dirasa ia meneteskan air mata.

"Sonya kamu harus merelakan dia"

Ibu Sonya menghampiri Sonya dan memeluk Sonya.

Karena Sonya cinta dengan Alex, ia ingin membuktikan bahwa ia bahagia. Akhirnya ia mulai mengikhlaskan kepergian Alex perlahan - lahan, meskipun ia tahu akan memakan waktu yang cukup lama.

Sonya melihat di akhir buku diari tersebut, ada secarik kertas yang terlipat dan sepertinya kertas itu sudah cukup lama. Ketika Sonya membuka lipatan kertas tersebut, nampak ada sebuah tulisan tangan yang cukup indah untuk dilihat, dan ternyata bacaan itu adalah

"If we can't be together, keep me in your heart, I'll stay there forever"

- Winnie The Pooh

Sonya kembali meneteskan air matanya, seolah ia belum merelakan kepergian Alex. Ia mengambil nafas dalam - dalam dan menutup buku itu, ia sungguh ingin merelakannya tetapi kenangan yang membuat ia terus mengingat Alex. Ia berharap dengan adanya Zac ia bisa mengikhlaskan Alex dan menunjukkan kepada Alex bahwa ia menepati janjinya, untuk tetap bahagia meskipun tanpa kehadiran Alex.

Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang