Haircut

132 18 0
                                    

"Hai hai.." Sonya masuk kelas dan..

"SONYA?!" Ika berteriak, dan seluruh murid di kelas terkejut melihat Sonya.

"Kenapa?" Sonya nampak bingung.

"Rambut lo!" Teriak Rani.

"Kenapa?" Tanya Sonya.

"Gundul! Eh maksud gua, pendek!" Teriak Miran.

"Iya, memangnya kenapa?" Sonya bertanya.

"Sok imut lo!" Zac tiba - tiba berteriak dan membuat perhatian mereka beralih ke Zac. Zac hanya memandangi teman - temannya dan kembali membaca novel.

"Lu imut gila dipotong seleher ampun dah rambut lu sayang - sayang gila udah mau sepinggang malah dipotong" Aulia mengomentari

"Gua gak suka rambut panjang" jawab Sonya singkat sambil menampakkan wajahnya yang sedikit kesal karna perkataan Zac.

Tanpa ada yang sadar, Zac melihat Sonya dari kejauhan. Matanya hanya terpaku kepada Sonya, hingga Miran melihat Zac sedang memperhatikan Sonya.

"Zac! Lu ngapain liatin Sonya dari jauh? Sini lah ngobrol sama dia, kan sesama koledpeleyer"

Semua teman - teman Sonya melihat Zac, dan Zac hanya melihat mereka sejenak dan kembali membaca novel.

"Gak usah urusin Zac ah, males" Sonya berbicara.

"Kalo gak ada dia, tas kecil lu pasti ketinggalan kemaren" Tiba - tiba Miran mengingatkan.

"Dih kok.. idih.. kok.. kok tau sih?" Sonya terkejut.

Miran hanya tersenyum.

Waktu istirahat tiba

"WAKTUNYA MAKAANNNNNN!!" Miran berteriak dengan semangat karena hal yang paling dia suka adalah makan.

"Zac, besok kita kerjain dimana?" Sonya memberanikan diri untuk bertanya kepada Zac.

"Rumah gua aja, sebrang sekolah. A3 No.29" jawab Zac.

"Ok, mau jam brapa?" Tanya Sonya.

"10 am?" Zac mengusulkan.

"Okay, i'll come with ijah" jawab Sonya menggunakan bahasa inggris.

Zac hanya tersenyum sedikit lalu kembali fokus kepada novelnya.

"Btw lu baca novel apa sih?" Tanya Sonya penasaran.

Zac tampaknya tidak merespon, Sonya terlihat kesal.

"Bodo amat" Sonya berkata dan pergi.

Zac hanya melirik.

Pulang sekolah, Sonya menggendong tas birunya dan tak lupa tas kecilnya ia bawa. Sonya melihat novel Zac yang tergeletak dimejanya dan dibungkusi sampul hitam, lalu ia mengambil novelnya untuk memastikan novel itu milik Zac atau bukan. Dan ternyata benar itu adalah novel Zac, terdapat tanda tangan Zac di sampul hitam itu dengan spidol berwarna perak. Sonya segera berlari menyusul Zac.

"Zac! Novel lu ketinggalan!" Sonya berteriak.

"Novel gua!" Zac bergegas lari dan cepat mengambil novel miliknya dari tangan Sonya.

"Dasar ceroboh" Sonya meninggalkan Zac.

Zac segera menyimpan novelnya dalam tas dan pulang.

Sampai dirumah, Sonya menerima surat dari Lauren

"Akhirnya!" Sonya berteriak dan segera membuka surat dari Lauren.

Isinya adalah

Dear Sonya,
Semenjak lu meninggal(kan) kami, kami merasa kehilangan, kelas kami terasa hampa tanpa kehadiranmu. Kapan kamu akam kembali?
Btw apa kabar sama tu "lelaki"? Jadi lu gak mimpiin lagi? Dia sakit hati kali gara - gara lu pindah wkwk tapi biarin aja lah, kehadiran dia justru membuat lu terlihat seperti orang gila.
Eh iya, Zac Martin ya? Gua mau liat dong kayak apa sih anaknya? Kirimin fotonya ya.

Aku tidak merindukanmu nyak.

Your bestfriend,

Lauren.      

.
.
.

"Hmm.. dapetin fotonya dari mana ya? Ah gua stalk instagramnya ah" Sonya berbicara sendiri sambil berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan foto Zac.

"Lelaki itu.. mungkin dia sedih karena aku pindah. Tapi aku pindah juga bukan karena kemauan ku kok, tapi kenapa dia harus menghilang? Padahal aku rindu dengannya" Sonya kembali berbicara sendiri sambil memegang surat dari Lauren.

Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang