Jauh

135 22 0
                                    

Suara piano yang dimainkan Sonya begitu merdu hingga ibunya berkata

"Sonya, kita akan pindah rumah"

Sonya terdiam, tuts pianonya pun ikut terhenti, ia terdiam tanpa bergeming sedikitpun. Pikirannya sudah jauh kemana - mana, sekolah baru, teman baru, lingkungan baru, semua serba baru.

"Minggu depan" Lanjut ibu Sonya

"Kemana?" Tanya Sonya

"Jogja" jawab ibu Sonya dengan tenang

"Hah? Bu? Yah jauh bu. Kok gitu sih bu? Terus temen - temen gemana? Lauren?"  Sonya menjawab terkejut.

"Sonya, kita akan menemukan lingkungan baru, kita akan punya teman baru juga, kita jalanin bersama - sama, bukannya asik?" Jawab ibu Sonya bermaksud untuk menenangkannya

"Tapi bu.." Jawab Sonya pasrah

Sejak lahir, Sonya sudah disini, begitu banyak kenangan yang tersimpan didalam rumah ini. Namun apa boleh buat jika ibunya sudah menyatakan untuk pindah rumah? Sonya hanya bisa mengikuti ibunya.

Sonya sedikit - sedikit mulai membereskan barang - barangnya, satu persatu barang dikelompokkan. Melihat kembali barang - barang Sonya dulu yang sudah usang itu membuat Sonya flashback. Tapi ia hanya mengingat sedikit memori yang terjadi dulu.

"Kenapa aku sulit sekali untuk mengingat kejadian dulu ya" Sonya berbicara sendiri sambil memegang barang - barang usangnya itu.

Ia merasa ingatannya sungguh lemah, mata pelajaran yang ia terima di sekolah tak jarang cepat lupa, terkadang ia merasa bodoh karena yang bisa ia lakukan hanya bermain piano, teman - teman di sekolahnya juga tidak paham mengapa ingatan Sonya lemah, namun guru Sonya mengerti keadaan Sonya seperti ada alasan tertentu.

"KRINGGGGGGGG!!

Weker Sonya berbunyi cukup keras, Sonya terbangun dan langsung mematikan weker tersebut. Sonya melihat kalender, "Besok hari terakhir aku sekolah disini." Sonya terlihat biasa saja disekolah, tetap diam supaya teman - temannya tidak sedih, dan untungnya tak satupun siswa curiga.

Malam terakhir di rumahnya, ia mengemas semua barangnya dengan cermat, barang - barang yang sudah di di kumpulkan dimasukkan kedalam kardus satu persatu. Hingga ia menemukan sebuah buku yang terlihat sangat usang dan berdebu, ia langsung memasukkannya begitu saja karna menurut dia itu hanya sebuah buku usang.

Esok harinya, Sonya berangkat kesekolah dengan muka gembira, meskipun jauh didalam lubuk hatinya merasakan kesedihan yang mendalam, ia berusaha untuk menghibur diri dengan tetap tersenyum.

Sonya masuk kelas seperti biasa, ia banyak menghabiskan waktu bersama Lauren dan keliling sekolah bersama Lauren, Lauren tampak kebingungan dengan sikap Sonya hari ini, ketika Lauren bertanya ada apa dengan Sonya, Sonya tetap terdiam dan membalas sebuah senyuman manis kepadanya. "Aneh" kata yang terus terucap dari bibir Lauren.

Bel pelajaran terakhir berbunyi, artinya ini pelajaran terakhir yang dia dapat dari sekolah ini, ia memperhatikan betul - betul ketika gurunya menerangkan, berharap ilmu terakhir yang ia dapat disini akan terus ia ingat.

Beberapa menit sebelum pulang, guru Sonya memberikan kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan kepada teman - temannya.

Sonya berdiri dari tempat duduknya, berjalan dengan percaya diri, dan menghadap ke seluruh teman - temannya sambil menahan tangis ia berkata sambil tersenyum

"teman - teman semua, aku akan pindah sekolah ke Jogja"

seluruh kelas menjadi penuh suara terkejut

"Serius?! " Lauren teriak.

"Maaf ya kalo aku ada salah sama kalian semua, Aku harap kalian sukses semua, cita - citanya tercapai, dan pastinya untuk guruku tersayang terima kasih sudah membimbingku sejauh ini"

Terlihat mata Sonya mulai berkaca - kaca, begitu juga teman - temannya. Bagaimana tidak? Sonya anak yang selama ini membuat kelas X - IPS 1 menjadi berwarna, seluruh teman - teman kelasnya merasa kehilangan, bukan hanya teman sekelasnya tetapi seluruh teman sekolah dan guru - guru juga merasa kehilangan Sonya.

Raut wajah Lauren terlihat sedih, meskipun ia sudah menahannya tetapi tetap saja mata Lauren terlihat berkaca - kaca, sahabat Sonya sejak SD ini terlihat merasa sangat kehilangan akan kepergian Sonya.

Sonya berusaha menghibur teman - temannya dengan bilang kita akan tetap terhubung melalui sosial media, beberapa temannya merasa lega, tetapi berbeda untuk Lauren.

Pulang sekolah, Sonya menatap kelasnya untuk yang terakhir kalinya, Sonya meninggalkan kelas itu dengan rasa sedih, kelas itu memiliki terlalu banyak kenangan.

Sonya mencari Lauren tetapi ternyata ia sudah pulang, padahal Sonya bermaksud untuk mengucapkan salam perpisahan.

Tu bi kontinyu yak

Votenya jangan lupa gaes

Btw thanks udah baca, Lanjutin terus yak :v

Love you❤

Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang