Mengejar

69 18 0
                                    

Ia segera memesan tiket kereta api untuk perjalanannya. Pada malam hari Sonya diam - diam mengambil kunci rumah lamanya yang masih disimpan ibunya, lalu ia mengemas beberapa barang bawaan dan sedikit uang untuk bekal.

Dini hari, Sonya kabur dari rumahnya. Sebelum kabur ia meninggalkan pesan kepada ibunya, ia bilang bahwa ia pergi untuk beberapa hari. Sonya segera berjalan ke stasiun kereta api, dan pagi - pagi sekali ia naik ke keretanya yang akan mengantarnya ke Jakarta.

Alangkah terkejutnya ketika ibunya terbangun melihat anaknya sudah pergi naik kereta. Ibunya segera menyusulnya dengan pesawat, tetapi tiket pesawat tersebut hanya tersisa untuk malam hari, dan ibunya tetap membeli tiket tersebut meskipun ibunya tahu bahwa ia tidak akan sempat menyusul Sonya.

Di sekolah, teman - teman Sonya bertanya - tanya kemana perginya Sonya, karena ia tidak pernah alfa sebelumnya. Teman dekat Sonya yaitu Miran, Rani, Aulia, Ika dan Ana merasa bersalah karena telah memusuhi Sonya, mereka merasa karena perbuatan mereka membuat Sonya tidak hadir di sekolah, begitu juga dengan Zac, padahal ada yang ingin disampaikan Zac mengenai masalah kemarin.

Setelah ditunggu lama, kabar Sonya tidak kunjung datang. Karena panik, sepertinya ibu Sonya lupa untuk mengabari sekolah.

Setelah Sonya tiba di stasiun kereta api di Jakarta, Sonya segera membeli sedikit makanan karena perutnya terasa sangat lapar, dengan uang sisa tabungan Sonya yang pas - pasan itu Sonya berusaha untuk bertahan. Setelah makan Sonya pergi ke rumah lamanya dengan berjalan kaki karena uang yang ia bawa tidak cukup untuk membayar angkutan umum.

Karena tahu ibunya pasti akan menyusul, Sonya berlari cukup cepat. Rasanya begitu melelahkan, tetapi demi lelaki itu dia perjuangkan sedemikian rupa. Terasa kakinya mulai melemah dan tak sanggup melangkah, tetapi tetap ia paksakan. Semua itu demi mengejar lelaki itu.

"Aku harus tiba di rumah itu tepat waktu, akan ku kejar dia!"

Sonya berbicara didalam hati.

Terlihat awan mulai gelap, dan tetes hujan perlahan berjatuhan dari atas langit, tetesan hujan itu semakin lama semakin deras.

Sonya mempercepat langkah kakinya, mengingat kesempatan ini merupakan satu - satunya kesempatan yang ia miliki membuat ia tetap semangat melawan derasnya hujan.

Karena kakinya terlalu lelah Sonya akhirnya terjatuh, namun ia tidak menghiraukannya dan tetap terus berlari. Tetes air mata tak terasa mulai berjatuhan di pipi Sonya, yang akhirnya bersatu dengan air hujan. Ia teringat semua masalah yang menimpa dirinya, ia merasa sendirian dan ia sangat membutuhkan lelaki itu. Sonya sangat berharap semoga hasil jeri payahnya ini tidak berujung sia - sia.

Terlihat di ujung jalan sebuah gerbang perumahan Sonya, ia sangat bersemangat memasuki perumahan tersebut. Setelah masuk Sonya mencari rumahnya, terlihat tampak luar rumahnya masih terlihat sama sejak terakhir ia meninggalkan rumahnya. Ia segera memasukkan kunci rumah lamanya dan masuk kedalam.

Rumahnya sangat berdebu, kurangnya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah dan sirkulasi udara membuat udara didalam sana tidak cukup baik, tetapi Sonya menghiraukannya.

Sonya segera naik keatas loteng, ia mencari kotak tersebut diatas loteng itu tetapi tidak ketemu. Setelah lama mencari Sonya hampir merasa putus asa dan ia mulai menangis, ketika berjalan menuju ke pojok ruangan, akhirnya ia menemukan kotak tersebut dibalik sebuah kain putih.

Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang