Bentangan nafas dikala malam selalu menggoda para pemiliknya,banyak desa-desus yang bergulir mengiringi disetiap jengkal hiruk-pikuk,fenomena yang tak bisa ditampik keberadaannya.Syahadat malam,bingkai kalanya terang,kini ataupun nanti,kau malam menjadi bagian sisi waktu yang berbeda,kesunyian yang menepi,alur batas pergantian sebagai ritual harian yang terindah,dari bisih-bisih yang memudar,selekas saat ditinggalkan siang.Akan selalu aku abadikan kedalam sajak baruku,kelembutan berbagai rasa,menimang sempurna kalanya engkau datang sebagai penyembuh letihnya raga dari menjalani hari-hari meskipun tak seluruhnya luruh dalam dekapanmu,termasuk diriku,pengagum dunia malam.Tak bisa terbayangkan bila kau tak datang menyapa,menggantikan hariannya terang mungkin dunia fana ini akan segera runtuh walau banyak bahaya dibalik kelembutanmu namun tak sedikitpun mengurangi pemuja setiamu,termasuk diriku,sang pujangga nafas malam,pesonamu begitu mengikat kalbu meskipun telah seharian penuh ragaku dicecar,kalamu datang seolah aku menjelma makhluk baru antah berantah,tak memiliki urat nadi.Selama nafas ini menempel padaku akan kusetia menukilkan dirimu pada selongsong kosong lembaran baitku.Dirimu telah banyak mengubah alurku,didalam heningmu,kutemukan banyak kisi-kisi,bisa kutemukan tuhan,bisa kutemukan para bintang-bintang,bisa pula kutemukan aroma neraka yang sedang bergejolak.Berjanji serapah pada kesalahan,mengulangi kelemahan yang acapkali diminta
