Jangan panggil aku Sayang, kita cuma teman. Aku nggak mau berharap lebih, takut sakit hati.
⛄⛄⛄
.: Kenapa Harus Dia :.
RUMAH bercat putih-hijau itu adalah kediaman keluarga Airish, rumah sejuk ditemani beberapa pohon hias yang lucu dan tanaman yang terawat. Gerbang berwarna hitam sepekat gulita malam itu baru saja terbuka. Kedatangan Airish pulang kerumah menghebohkan tetangga karena tanpa sengaja dan tanpa sadar karna Airish menutup pintu gerbang hitam itu dengan amarah nya karena cowok yang baru saja tujuh menit yang lalu ditemuinya.
Airish langsung tersadar dengan tindakan yang dilakukannya, para tetangga yang melihat ke arah Airish sambil menggelengkan kepalanya. Airish langsung meminta maaf atas ketidaknyamanan mereka.
"Ihh sebel, sebel, sebel, sebel banget." Airish langsung duduk disofa rumahnya.
"Anak Bunda udah pulang?" Bunda Kia keluar dari dapur ke ruang tamu untuk melihat siapa yang pulang kerumah, ternyata adalah anak tunggal kesayangannya. Bunda Kia langsung duduk tepat di sebelah Airish duduk, sambil membawakan segelas susu dingin yang sudah disiapkannya tadi pagi.
"Ini di minum dulu susunya." Setelah gelas susu tersebut berpindah tangan pada Airish, saat itu jug Airish meneguk segelas susu itu dengan cepat, lalu mengelap bibirnya dengan punggung telapak tangannya.
"Ada cerita seru kayaknya? Coba cerita ke Bunda."
"Sebel aku Bun, tadi di jalan kecil itu ketemu preman, terus di ujung jalan ada cowok ngeselin banget, banget, banget. Tapi aku di sekolah dapet nilai tertinggi mata pelajaran IPA. Jadi aku harus seneng atau kesel?"
Mendengar puterinya bercerita membuat Bunda Kia tersenyum "Kamu ini, Bunda kira kenapa. Kok bisa kamu dapet nilai 98, biasanya juga mentok di angka 6o."
Airish mendengus."Iya aku tau aku ini belom pinter." Airish mengibaskan kerah bajunya. Bunda Kia hanya tersenyum.
"Ih Bunda aku serius soal cowok yang tadi. Cowok itu ngeselin banget, sampai ngeselinnya aku banting pintu gerbang tadi. Jadi di lihatin tetangga, aku juga jadi malu."
Bunda Kia mengusap kepala Airish. "Kamu nggak boleh benci, gimana kalau nanti kamu jadi suka sama cowok itu?"
"IH AMIT-AMIT. Walaupun ya Bunda dia itu agak ganteng, tapi aku nggak mau sama orang nyebelin kayak dia." Airish mengelus dadanya.
"Hahahaha, kamu itu sebelas-dua belas banget sih sama Bunda. Misalkan kalau kamu ketemu cowok itu lagi, kamu mau apa?"
"Pengennya sih ajak adu jotos."
"Hush, kamu ini. Nggak boleh, perempuan itu harus anggun."
"Abis aku kesel banget Bunda, cowok itu usilin aku."
"Kan dia enggak main tangan sama kamu. Jangan diajak main tangan juga, gimanapun juga dia itu cowok."
"Aku nggak takut sama cowok."
"Pokoknya kalau aku ketemu cowok itu aku pingin kabur, dan jangan sampai cowok itu lihat aku." Sambung Airish sambil melepaskan baju seragam putih-birunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [2] - Feeling
Teen FictionPada akhirnya aku masih di sini, entah dalam keadaan apa dan untuk apa, tapi percayalah hati ini masih sama, masih untukmu. Aku tidak percaya laki-laki, karena semua laki-laki itu sama saja, mereka mampu memainkan perasaan perempuan dengan lihai, me...