Kamu harus tau bahwa aku sangat mencintaimu, dan hanya ada satu ketakutan dalam hidupku; aku takut untuk kehilanganmu dan kamu pergi dari hidupku.
⛄⛄⛄
.: Alarm Palsu :.
JAM kosong memang hal terbaik yang pernah ada di sekolah, jangankan untuk mengalaminya, hanya membayangkannya saja sudah sangat nikmat.
Bisa berbaring di lantai kelas, bisa menonton film berjamaah dengan proyektor yang sudah tersedia di setiap kelas, bisa berbicara sesuka hati, dan tentu saja waktu yang tepat untuk tertidur. Dari ke empat opsi itu, Airish lebih suka memilih opsi yang terakhir, karena tadi pagi ia sudah selesai berseragam lengkap pukul setengah enam pagi, dengan tujuan untuk menghindari Luffy yang akan memarahinya terus-menerus.
Namun, sialnya Luffy sudah duduk manis tepat di depan pintunya, sepertinya lelaki itu tidak tidur. Jadilah, selama satu jam Airsih di ceramahi. Padahal belum sarapan, tapi rasanya ia sudah merasa kenyang.
"Kamu tuh masih kecil, bau kencur, jangan sembarangan naik motor sama cowok sana-sini. Abang kan pernah bilang, kamu boleh berbuat seenaknya asal jauhi ketiga perkara itu. Abang begini karena Abang perhatian sama kamu! Airish, dengerin Abang ngomong-"
Bla, bla, bla, bla, dan masih banyak lagi ocehan dari Luffy. Airish sampai hapal.
"Hoooaaaaaaammmmmmm...."
Airish meregangkan tubuhnya dengan cara mengangkat tangannya ke atas, lalu meliuk ke samping kiri dan ke kanan. Masih dengan gaya bagun tidurnya, Airish menoleh ke sisi kanan, mendapati cowok yang sedang menertawakannya.
"Ngg?" mata Airish masih setengah terpejam kemudian mendadak terbuka karena mengetahui bahwa ia berada di kelas. Yang ia ingat saat turun dari motor Luffy sewaktu mengantarkannya tadi pagi, ia langsung ke kelas dan tertidur. Lalu, ia melirik arloji di tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
Lumayan dua jam tidur, hoaam.
Jika bukan karena Luffy yang memarahinya, ia pasti tidak akan tertidur saat ini. Ia harus berlatih menggambar, harus mendapatkan uang tiga juta itu bagaimana pun caranya.
"Hooam." Airish menutup mulutnya dan langsung tersentak karena seorang cowok berdiri di sebelah kanannya.
"Kenapa?" tanya Airish.
Tapi sepertinya cowok itu tidak mempedulikan Airish yang sedang bertanya, dia malah menarik lengan Airish dan membawa gadis itu keluar kelas. Airish yang belum mengumpulkan seluruh nyawanya pun ikut menurut dan hanya pasrah.
Airish di bawa ke toilet perempuan yang berada di satu lantai yang sama dengan kelasnya, yaitu lantai dua. Ia masih linglung kemudian celingak-celinguk melihat keadaan sekeliling yang tidak terlalu ramai, tapi banyak sekali anak cowok yang berjongkok dekat pagar pembatas lantai dua.
"Cuci muka kamu, belek nya dimana-mana."
"Hah?"
"Cuci muka." Kevin mengulang perkataannya. Setelah mengerti, Airish pun langsung masuk ke dalam toilet tersebut.
Kevin bersandar pada pambatas pagar lantai dua, menunduk lalu menendang-nendang lantai dengan ujung sepatunya. Sesekali menengok di sekitarnya-banyak sekali siswa yang keluar kelasnya, itu karena semua guru sedang rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [2] - Feeling
Teen FictionPada akhirnya aku masih di sini, entah dalam keadaan apa dan untuk apa, tapi percayalah hati ini masih sama, masih untukmu. Aku tidak percaya laki-laki, karena semua laki-laki itu sama saja, mereka mampu memainkan perasaan perempuan dengan lihai, me...