Dari : Aku
Untuk : AkuTerima kasih telah bekerja sama untuk menutupi luka, tangis, dan sakit hati yang dipaksa bungkam dengan berpura-pura bahagia dan baik-baik saja di depan semua orang.
⛄⛄⛄
.: Manusia Tanpa Celah :.
NILAI 25 tertera dengan jelas di kertas jawaban matematika milik Airish, menggunakan tinta merah super tebal. Airish membentangkan kertas jawaban ujian susulan try out seperti membacakan naskah pembukaan UUD 1945. Berulang-ulang kali gadis itu menelan air liurnya ketika melihat nilainya yang miris sekali.
Bella mengikuti apa yang Airish lakukan, dia juga membentangkan kertas jawaban hasil try out nya minggu lalu. Lalu matanya melirik bolak-balik antara nilainya dengan nilai Airish.
“Nilai lo lebih jelek dari sebelumnya, Rish.”
Airish hanya menghela napasnya.
“Seenggaknya nilai kita nggak jauh beda lah.” Airish melirik nilai Bella yang tidak jauh dengan nilainya.
“Tapi nilai gue lebih tinggi dari nilai lo.”
“Yailah, cuma beda 2,5 poin doang.”
“Tetap aja tinggian nilai gue.”
Bella melihat Airish yang melipat-lipat kertas hasil ujian nya, dia melipatnya sampai membuat kertas hasil ujian itu mengecil, lalu dia menaruhnya di saku rok biru nya. Tapi belum sampai enam detik, Airish mengeluarkan kertas itu lagi, dan menyerahkannya ke Bella.
“Bell, lo bawa kertas ini, plis.”
“Ngapain?”
“Mati gue kalau Bang Upi dan Bunda gue tau nilai gue anjlok kayak gini. Bisa-bisa PS gue di sita. Plis, lo bawa ini ya.”
Bella menerima kertas yang Airish sodorkan, “Lo nggak kasih tahu ke Bunda lo hasil try out ini?”
“Ye, gila lo ya. Kalau gue kasih ke mereka tuh nilai yang bagus-bagus. Kalau nilai nya jelek kayak gini, mana berani gue serahin ini ke mereka berdua.”
“Abang lo ada di rumah?”
Airish mengerucutkan bibirnya. “Yap. Udah dari minggu lalu sih.”
Raut wajah Bella langsung berubah senang, dia langsung membuka kedua matanya lebar-lebar. Perasaan senang langsung mengalir begitu saja di tubuh Bella, ia tidak menyangka kalau Luffy sudah tiba di rumah.
“DJ Luffy itu Abang lo beneran, kan?”
“Ho’oh, kenapa?”
Tanpa diduga-duga, Bella langsung menggenggam tangan Airish. Dari jarak dekat, Airish bisa melihat mata Bella yang berbinar-binar.
“Lo kenapa sih, kayak kesetanan gini. Jadi merinding gue.”
“Plis, mintain tanda tangannya.”
Airish tidak percaya dengan ucapan Bella, barusan. Ia membuka kedua mata nya lebar-lebar. “HAH?”
“Rish, gue ngefans sama Abang lo! Plis ya mintain tanda tangannya. Ya, ya, ya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [2] - Feeling
Teen FictionPada akhirnya aku masih di sini, entah dalam keadaan apa dan untuk apa, tapi percayalah hati ini masih sama, masih untukmu. Aku tidak percaya laki-laki, karena semua laki-laki itu sama saja, mereka mampu memainkan perasaan perempuan dengan lihai, me...