Tidak semua orang dipertemukan untuk menjadi teman hidup. Ada beberapa yang dipertemukan untuk mdnjadi pemanis hidup. Menyisakan kenangan manis yang tak kunjung hilang dalam ingatan.
⛄⛄⛄
.: Tipuan Manis :.
LAGI-LAGI Airish dan Bella selalu berhasil keluar sekolah tanpa sepengetahuan guru, hanya melewati celah pagar besi yang sudah usang dan melengkung di belakang kantin, mereka sudah bisa keluar dari sekolah sebelum jam istirahat, demi berburu lumpia basah Mang Uus.
“Yah, gue nginjek tai ayam!”
Airish menatap bagian bawah sepatu Converse merahnya dengan miris. Mengamatinya kalau ia benar-benar menginjak kotoran hewan tersebut.
“Mampus. Gue kan udah bilang tadi awas ada tai ayam.” Bella tertawa terbahak-bahak.
Dengan pelan, Airish melepaskan sepatunya lalu mengendus aroma di bawah sepatu merahnya. “Uhh, bau.”
“Mana ada sih tai wangi.”
“Gue kira nggak bau-bau amat.” Refleks, Airish langsung menutup hidungnya. “Eh gimana dong sepatu gue, di kelas nanti bau banget.”
“Suuusssst, jangan berisik. Ntar kita ketauan keluar sekolah.” Bella mengangkat jari telunjuknya dan ditempelkan di bibirnya.
Airish mendengus sebal sambil melihat sepatunya, dia memakainya kembali. Saat tali sepatu sudah terikat dengan sempurna, Airish melihat seorang anak kecil sambil memegang air di dalam botolnya. Ia berniat untuk meminta air tersebut dan mencuci bagian bawah sepatunya. Ia pun menghampiri anak kecil itu.
“Dek!” Airish memanggil anak laki-laki yang tengah mondar-mandir menggiring bola di dekat sekolahnya. Anak kecil itu nampak terkejut saat Airish menghampirinya.
“Dek, sini deh.”
“Siapa yang butuh?” jawab anak kecil itu.
Airish menelan ludahnya, lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.
“Kamu manis banget sih.” Ucap Airish dengan nada dibuat meyakinkan. “Kakak mau minta air kamu, tadi Kakak nggak sengaja nginjek tai ayam. Tuh, liat deh.”
Anak kecil itu terdiam dan memperhatikan Airish yang sedang memperlihatkan bagian bawah sepatunya.
“Boleh ya minta airnya buat cuci sepatu Kakak.” Wajah Airish dibuat semelas mungkin, agar mendapatkan air yang ada di botol anak kecil itu. Karena melihat raut wajah Airish yang mengeluarkan puppy eyes, anak kecil itu pun langsung menyerahkan air yang ada dibotolnya.
Airish langsung senang. “Waah, kamu baik banget sih. Nama kamu siapa?”
“Nama saya Bagus, Kak.”
“Coba siapa namanya...Kakak ingin tau sebagus apa nama kamu.” Airish menatap anak kecil itu sambil tersenyum.
“Ya itu nama saya Bagus, Kak.”
“Iya aku percaya nama kamu bagus, tapi kasih tau dulu dong namanya siapa?”
“Ih Kakak punya masalah pendengaran ya? Nama saya itu Bagus.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [2] - Feeling
Novela JuvenilPada akhirnya aku masih di sini, entah dalam keadaan apa dan untuk apa, tapi percayalah hati ini masih sama, masih untukmu. Aku tidak percaya laki-laki, karena semua laki-laki itu sama saja, mereka mampu memainkan perasaan perempuan dengan lihai, me...