Ainamida Princess (3)

459 75 3
                                    

.

.

.

"Hhhh..."

Akhirnya aku menghela napas lega. Rasanya puas sekali saat ditraktir oleh Shuuzou-senpai di kedai ramen dekat universitas, aku menghabiskan tiga mangkuk udon karena kelaparan setelah insiden tadi siang di ruang perpustakaan. Ah, rasanya aku berterima kasih sekali padanya karena mentraktirku.

"Hm?"

Aku berhenti berjalan ketika melihat seekor kucing berbulu putih yang terluka di pinggir jalan. Karena tidak tega, aku segera menghampirinya dan mencoba membantunya. Kucing itu terluka di bagian kakinya dan memandangku dengan tatapan melas. Astaga, aku tidak bisa menolak hewan yang tak berdaya—ditambah juga kucing ini lucu sekali!!

Aku mencoba menenangkannya ketika dia merasa terancam saat aku mendekat.

"Tidak apa-apa, aku takkan meyakitimu. Aku akan menolongmu, tenang ya."

Kucing itu membiarkanku setelah aku berkata begitu dan mengusap pelan kepalanya. Aku memeriksa lukanya—lalu aku merogoh tasku dan menemukan perban instan dan obat merah yang biasanya aku bawa untuk jaga-jaga, sebelum aku memberinya obat merah lalu memperban kaki kucing tersebut.

Kucing itu menatap perban di kakinya lalu melihat padaku. Aku tersenyum sebelum mengangkatnya agar dia bisa berada di tempat yang aman. "Aku akan membawamu ke tempat yang aman."

Dan tanpa kusadari, aku mendengar suara kendaraan yang melaju cepat menuju ke arahku. Aku menoleh dan kaget, terkejut hingga badanku rasanya tak bisa bergerak dari sana.

Bagaimana ini?! Aku akan tertabrak!!

Tolong, siapa saja! Tolong aku!

Kututup mataku rapat-rapat seraya mendekap kucing yang terluka di pelukanku—menantikan rasa sakit yang akan muncul disaat mobil berkecepatan tinggi dan terlihat oleng itu melaju ke arahku.

CKIIIIITTT!!!

BRUAKKK!!!

Tetapi, ketika suara itu terdengar—bersamaan dengan itu juga aku merasakan sesuatu yang hangat mengelilingiku. Aku memberanikan diri untuk membuka mata karena merasakan sedikit sakit di pundakku karena terjatuh ke tanah.

Perlahan, aku melihat kepulan debu dan asap tebal disaat mobil itu menghantam tiang listrik.

Hah? Tunggu dulu, kenapa aku bisa menghindar??

"Hei, kau tidak apa-apa?!"

Hah?

Kudongakkan kepalaku dan mendapati bahwa Shuuzou-senpai lah yang telah menyelamatkanku dari insiden mobil. Dia memelukku di dekapan sambil menatap khawatir padaku.

"Se-Senpai, kenapa kau bisa—"

"Jangan banyak tanya, kau tidak apa-apa, bukan?!" sergahnya dan aku hanya bisa mengangguk kecil.

Untuk kedua kalinya, aku diselamatkan oleh Shuuzou-senpai.

Tapi, kenapa dia bisa ada disini? Bukannya rumahnya berlawanan arah dariku—lalu kenapa dia bisa muncul tiba-tiba?

Tunggu, aku merasakan de javu.

Ini sangat aneh.

Dia membantuku berdiri dan melihat kucing yang mengeong di dekapanku. "Kucing siapa itu?"

Aku menjawab seraya menatap ke arah kucing yang aku turunkan ke tanah dan hewan itu berjalan pergi setelah menjilati pipiku. "Oh, dia terluka di pinggir jalan. Kakinya berdarah jadi aku membantunya. Tapi mobil itu melaju cepat dan menuju ke arahku."

Tsukichi No Neiro [KNB X READER] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang