Longing on A Holy Night (1)

264 27 2
                                    

LONGING ON A HOLY NIGHT

.

.

.

(Third POV)

Suara derap kaki yang melangkah di lantai kayu mahoni terdengar nyaring di malam yang sunyi dan dingin.

Terlihat seorang pelayan kuil laki-laki dengan kedua telinga dan ekor rubah-langsung membungkuk hormat setelah berhenti di jarak dua meter dari seorang pemuda yang memunggunginya.

Terlihat seorang pelayan kuil laki-laki dengan kedua telinga dan ekor rubah-langsung membungkuk hormat setelah berhenti di jarak dua meter dari seorang pemuda yang memunggunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katakanlah."

Sang pelayan berucap, "Ryouta-sama, menurut pantauan para peramal kita; Batu Permata Suci Topas bersinar terang sekali malam ini. Diperkirakan akan lebih terang lagi pada esok malam. Pertanda waktunya akan tiba dalam beberapa hari lagi."

Sang pemuda terdiam lalu berujar pada sang pelayan, "Bagus. Kau boleh pergi."

Sang pelayan membungkuk dan pergi dari tempat tersebut, membiarkan si pemuda yang berdiam diri lebih lama lagi.

Keheningan menyanyi diantara hembusan napas yang pemuda bermata lentik tersebut rasakan di sekujur tubuhnya.

"Sepertinya tak lama lagi aku akan bertemu dengannya."

Pandangannya mendongak ke arah angkasa; dimana dirinya melihat ke arah langit yang gelap, namun terang di saat yang bersamaan dikarenakan bulan yang terpancar benderang.

"Tuanku... Putri Ainamida."

Bulan terpantul di sisi putih matanya dengan samar.

Mata kuning keemasan tersebut berkilat sekilas.

.

.

.

(First POV)

"(Name)-chan, ayo kita makan siang dulu."

Aku hanya mengangguk akan ajakan Satsuki-chan.

Sudah beberapa hari setelah insiden Permata Mutiara Salju kala itu. Aku begitu terpuruk karena kecerobohanku, Paman Kagetora harus berjuang dari kematian dan dirawat di rumah sakit sampai sembuh.

Ya, kuanggap itu kesalahanku. Sejujurnya, aku adalah orang yang cukup perfeksionis, jadi kesalahan fatal seperti ini bisa membuatku begitu jatuhnya.

Tapi karena dukungan dua sepupuku, para penjaga, dan Shuuzou senpai, maka aku mencoba bangkit dan memantapkan diri dalam hati.

Aku bersumpah atas dewa di khayangan sana; bahwa aku bertekad akan menjadi lebih kuat lagi. Aku akan belajar segala hal yang wajib diketahui sebagai pewaris nama Ainamida, dan membasmi makhluk bernama Hebisake tersebut.

Tsukichi No Neiro [KNB X READER] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang