Aneh #6

4 0 0
                                    

Sudah seminggu gue pindah rumah. Sudah seminggu gue sekolah di sekolah baru gue. Dn Sudah seminggu juga gue berteman sama dylan.

First impression gue ke dylan itu gue gatau kenapa kayak ada suatu yg ganjel di hati gue.  Seolah gue memendam rindu yang lama pada dylan .

Tapi kenyataannya gue baru kenal waktu itu.

Dan juga di saat gue sama dylan. Rasa nya hidup gue complete banget. Tapi di saat dia pergi gue Seakan merasa kan bahwa setengah jiwa gue hilang.

Gue sempat mengelak dengan perasaan gue tadi. Bahwa dylan cuma stranger yang kebetulan satu sekolah sama gue. Tapi di saat yang bersamaan perasaan gue juga jadi yakin kalo dia org yg gue cari.

Bingung. Gue Bener2 bingung. Se inget gue , gue gaperna ketemu dylan sebelum kita satu sekolah. Tapi--

"Argh" rintih gue sambil memegang kening gue.

'Pusing ' batin gue.

"Kei? Lo ga apa2?" Tanya niko panik.

"Ya menurut lo aja gimana " ucap gue. Gapekaan bgt si jadi cowo.

"Gue nanya baik2 kei. Mau ke rumah sakit?" Tanya niko lagi.

"Gausa. Ini paling cuma pusing lewat doang" sahut gue tersenyum.

"Yauda deh lain kali gausa bengong2 gt. Lo lagi mikirin apa si?"

Gue kasih tau ga ya kalo gue bingung? Gue kasih tau gak ya gue berasa complete banget kalo ada dylan? Gue kasih tau ga ya kalo gue lagi mikirin dylan? Apa gue harus nanya apa yang terjadi belakangan ini? Apa gue harus-

"Ra?" Panggil niko pelan.

Gue pun cuma menoleh kan wajah gue ke dia.

"Gue bakal jawab pertanyaan di otak lo satu2. Tapi nanti. Kalo lo atau pun gue udah siap" sahut niko.

"Siap?maksud lo?" Tanya gue. Kali ini Bener2 bingung parah.

"Iya siap. Siap menerima kenyataan. Siap dengan keadaan ini semua. Siap gue untuk ngeberitau lo semuanya. Siap lo untuk menjadi pendengar yang baik dan tabah untuk ini semua"

"Ih . Dengan lo begini.  Gue jadi bingung nik. " Lgian, Pengen ngasi tau aja ribet banget.

" gue belom sanggup kehilangan lo ra" ucap niko sambil menunduk.

"Hei Hei.  Gue disini niko. Gue ga bakal ninggalin lo." Sahut gue sambil memegang pundak nya yakin.

"andai aja yang lo kata kan itu bisa terjadi. Gue bakal ceritain itu semua sedari dulu." Ucap niko masih menunduk.

"Gitu ya? "

"Iya" ucap niko.

"Tapi... kalo emang setelah gue denger pen jelas an dari lo nanti gue pergi. Apa lo mau Ikut pergi sama gue?" Tanya gue polos.

"M-ma-ksud l - lo? " tanya niko kaget.

"kok lo segitu kaget nya? "Tanya gue lagi pada niko.

"Lo tau? Yang lo tanya kan ke gue tadi ga akan masuk akal. Lo udah pergi jauh banget raa . Dan lo gabisa ngubah ini semua kalo semuanya udh selesai" sahut niko yang gue lihat mukanya sedang meredam amarah.

"Ma-af"

Dengan satu tarik an dari niko sekarang gue udah ada di pelukan niko.

Hangat.

Seakan gue ga mau untuk kehilangan pelukan ini. Seakan gue belom sanggup menerima semuanya. Seakan gue belom ingin pergi dari ini semua.

Tunggu. Pergi dari ini semua?

"Raa,, papa sama mama pulang malem. Kita makan siang apa ya? " Tanya niko mengalihkan pembicaraan kita tadi.

Memang lebih baik seperti itu.

"Kita masa aja yuk nik" ucap gue tersenyum.

"Wah boleh tuh. Ajak Dylan ga nih?" Tanya niko sambil menggoda gue.

"Ajak aja kalo dia nya gaada acara" sahut gue sambil menunduk malu.

"Bentar gue telfon dulu ya" sahut niko lalu mengambil ponsel di kantong celana nya.

-

"Halo lan? Hari ini ada acara ga?"

"...."

"Gue sama keira mau masak2 nih di rumah. Kita rencana nya mau ngajak lo juga. Biar afdhol gitu"

"....."

"Haha. Yauda . Di tunggu in tuh sama keira katanya jangan lama2 dia kangen."

"....."

"Iya nanti gue sampein . Daah "

-

"Katanya niko juga kangen lo ra"

****

Past.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang