"Dimana sih si Myung? Kok lama banget? "Jinri mulai merasa kesal. Jinri dan teman-temannya sudah menunggu lama disalah satu tempat makan.
"Au tuh anak. Ada masalah apaan sih dia lama banget di BP? "Sahut Guanlin.
"Gak bisa terus nih. Hape dia gak aktif. "Jihoon masih berulang kali mencoba menghubungi Myungsoo.
"Hape dia mati kali. Udah deh, tunggu aja. Tar juga dia muncul. "Ujar Jinri.
"Ya tapi kan ini udah hampir dua jam. "Gumam Guanlin kesal.
"Udah lah. Cemberut mulu. Mendingan kita keliling deh. Tar juga kalo si Myung dateng dan bingung nyari kita. Dia akan telpon kita. "Ucap Jihoon. Akhirnya Jihoon dan temannya beranjak dari tempat makan itu dan berkeliling area mall. Mereka juga membeli barang yang menarik baginya.
....
"Gimana ini? Liftnya kok hilang sih? Sebenarnya ini tempat apa sih? "Ucap Myungsoo ketakutan.
"Mana aku tau. Disini aneh. "Jiyeon memperhatikan sekeliling. "Sepi. "
Jiyeon berjalan mengitari area sekitar.
"Kalo ini rumah sakit, harusnya ada banyak lift. Disetiap area gedung kamar pasien, pasti ada lift. "
"Mau kemana? Nanti orang itu muncul lagi loh. "Ucap Myungsoo masih mematung ditempatnya.
"Kita cari lift lain. Atau pintu keluar dari bangunan ini. "
"Biasanya kan pintu keluar gak jauh dari lobby. " Myungsoo berjalan mendekati Jiyeon.
"Kalo gak salah disebelah sana. "
"Ayo kesana. "Jiyeon segera menuju kearah yang ditunjuk Myungsoo. Myungsoo mengikuti dibelakangnya.
"Akhirnya ! Pintu keluar. "Jiyeon dan Myungsoo berlari menuju pintu keluar. Mereka berhasil keluar dari bangunan itu. Mereka berlari menjauhi bangunan rumah sakit itu. Mereka berhenti di sebuah bangku Taman yang terletak cukup jauh dari bangunan rumah sakit itu.
"Akhirnya! "Jiyeon mengatur napasnya yang ngos-ngosan.
"Kak! "
"Hmm. "Jiyeon masih sibuk mengatur napasnya.
"Ini dimana kak? Kok aneh. "Myungsoo melihat sekelilingnya yang sangat sepi.
Pohon-pohon sekitar terlihat kering. Daun kering berserakan dimana-mana. Tidak terlihat satu orang pun disana. Myungsoo melihat langit yang gelap.
"Kok sudah mau gelap sih?"Myungsoo melihat jam tangannya. "Jam dua? Tapi kok kayak jam enam sore? "
Jiyeon yang melihat sekeliling juga merasa aneh.
"Dimana ini? Kok aneh sih?"
"Kak. Ini dimana? Harusnya kita di dekat mall kak. Kita kan ada di mall dan masuk ke koridor yang aku gak tau. Dan kita berhasil keluar, harusnya kita di area depan mall kak. Harusnya rame disini. Lah ini sepi. Area ini juga asing. "Ucap Myungsoo mulai merasa khawatir.
"Tunggu. Aku mikir dulu. "Jiyeon melihat sekeliling yang dia yakini memang aneh.
Jiyeon teringat seorang wanita paruh baya yang ia temui di lobby beberapa hari yang lalu.
"Ibu itu mengatakan aku harus pergi dari sini. Gak seharusnya aku ada disini. Tapi aku udah berhasil keluar. Apa yang salah ya? "
Kenapa kak? Apa yang salah?" Tanya Myungsoo penasaran.
"Aku ketemu seorang ibu-ibu waktu itu. Dia bilang aku harus pergi dari sini. Gak seharusnya aku ada disini. "Gumam Jiyeon.
"Kamu sudah membuka pintunya, yang akan menjadi sarana baginya untuk keluar dari dunianya. Jangan kamu ulangi atau pintu itu tidak akan bisa ditutup lagi, sehingga dia akan bebas keluar masuk sesuka hatinya. "