9

67 28 40
                                    

Jiyeon berlari di koridor rumah sakit yang kotor itu. Beberapa makhluk lain itu mengejar dirinya.

"Sial anjir. "Jiyeon masih memegang Palu sang dokter itu. "Ini bisa gue pake kagak sih?  "

....

Myungsoo mengikuti ibunya menuju ruang kerjanya yang ada dilantai atas mall.

Sesampainya di ruang kerja itu. Myungsoo menatap ibunya. "Mah. Mamah udah tau kan papah hidup lagi? "

"Ibu tau sayang. "

"Kenapa mamah gak ngomong sama aku mah. "

"Kamu tau dari mana? "

"Aku ketemu papah mah. Di parkiran bawah. Dan dirumah.. Aku lihat semuanya. Itu apa maksudnya mah!? "Myungsoo sudah sangat ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.

Ibunya menghela napas.

"Jawab mah. "

"Sayang. Sebaiknya kamu pulang udah mau sore sayang. "

"Enggak mah. Itu papah beneran hidup kembali atau gimana mah!? Kasih tau aku mah. Di rumah. Kamar mandi mamah itu apa?! "

Sulastri menghela napas berat. "Oke. Akan mamah katakan. "

Sulastri akhirnya angkat bicara. Ia menceritakan bagaimana awal mula suaminya kembali datang ke rumahnya. Sulastri mengatakan bahwa suaminya kembali hidup sebab masih ada urusan yang belum selesai. Suaminya mencari mereka yang telah membunuhnya. Sunggyu kembali hidup dengan bantuan temannya. Sulastri mengatakan bahwa Sunggyu tidak benar-benar hidup, ia bangkit dari kubur. Tubuhnya mati, itu sebabnya ia harus memakai formalin dan boraks agar tubuhnya tidak cepat busuk. Dan pada malam tertentu, ia harus menghisap darah perawan sebagai syarat agar tetap hidup untuk sementara waktu.

Myungsoo meneteskan airmatanya mendengar penjelasan ibunya.

"Jadi seperti itu. "Gumam Myungsoo. Ia tak habis pikir hal ini bisa terjadi.

"Sayang. Bagaimana pun, papah kembali bersama kita. Itu yang terpenting. "

"Enggak mah. Ini gak bener. Ini salah! "Myungsoo berlari keluar ruangan itu. Sulastri menghela napas berat.

Myungsoo menuruni eskalator. Ia mengedarkan pandangannya, mencari sosok ayahnya.

"Papah masih disini? "Myungsoo akhirnya menuju basement dimana ia terakhir kali bertemu ayahnya.

Myungsoo mencari sosok ayahnya. namun setelah ia berkeliling, ia tak menemukan sosok yang ia cari.

"Papah. Papah. "Myungsoo terus mencari sosok ayahnya. Ia yakin ayahnya masih berada di area mall ini.

Myungsoo mendengar suara khas pintu lift terbuka. Ia melihat ada seseorang yang berdiri di depan lift itu.

"Papah! "Myungsoo berlari untuk menghampiri ayahnya. Namun sayang, Sunggyu sudah masuk kedalam lift itu. Pintu lift pun sudah kembali tertutup.

"Shit! "Myungsoo menekan tombol lift yang satunya lagi.

"Papah. "Myungsoo segera masuk ke dalam lift begitu pintu lift itu terbuka.

Myungsoo ingin mendengar penjelasan dari ayahnya secara langsung perihal apa yang sebenarnya terjadi. Ia pun memikirkan ucapan wanita paruh baya dan juga pria yang mengaku bernama Zhang Yixing itu. Siapa yang harus ia ikuti??

Pintu lift terbuka. Myungsoo segera keluar dari dalam lift itu.

"Papah! "

Myungsoo berdiri di koridor rumah sakit yang kumuh.

"Sial. "Myungsoo membalikkan badannya. Pintu lift itu hilang. "Anjir! "

Myungsoo menghela napas. Ia berusaha untuk tetap tenang. Dadanya mulai berdebar mengingat apa yang terjadi terakhir kali ditempat ini.

....

"Jii! Jiyeon! Lo dimana Ji!? "Sehun dan Soohyun masih terus mencari Jiyeon.

Jiyeon masih tak terlihat.

"Dimana sih tu cewek? "Soohyun terus memperhatikan area sekitar.

"Gada suaranya juga Hyun. Bingung gue. Masa iya ini tempat kedap suara anjir. "

"Pikiran lo ngaco njeng. "

Sehun dan Soohyun berada di lobby bawah rumah sakit. Mereka menghentikan langkahnya.

"Kemana lagi ini anjir. "Soohyun mengedarkan pandangannya.

"Bentar. Gue cape. "Sehun menarik napas panjang.

Terdengar suara tawa cekikikan.

"Anjing! Itu apaan Hun! "

Sehun terdiam mendengar suara tawa wanita itu.

Suara tawa cekikikan itu terdengar seperti sangat jauh.

"Suaranya jauh Hun. Itu berarti  dia- "

"Dekat. "Ucap Sehun.

Sehun melihat sekeliling. Ia berharap apa yang dipikirkan olehnya tidak benar-benar ada.

"Mencari saya. "Sehun dan Soohyun melihat ke sudut atas atap lobby itu.

Disana. Ada sesosok wanita berkebaya lusuh. Penampilannya sangat tua. Terlihat jelas tulang pada wajahnya. Matanya bulat bersinar putih. Tercium bau amis.

Sehun melangkah mundur, matanya masih menatap sosok itu.

Soohyun sudah menarik Sehun untuk lari. "Ayo bangst!  Napa diem anjing! "

Wanita itu kembali tertawa cekikikan.

"Anjing! "Sehun lari dari tempat itu. Soohyun ikut berlari di belakangnya.

Wanita berkebaya lusuh itu merangkak pada langit-langit. Ia merangkak cepat mengejar Sehun dan Soohyun.

....

Jiyeon masih terus berlari memegang Palu ditangannya. Dibelakangnya beberapa sosok setan itu mengejar dirinya.

"Anjir. Gue cape anjir. "

Sesosok jerangkong melompat dan berhasil menangkap Jiyeon.

"Lepasin gue setan! "

Jiyeon membenturkan kepala belakangnya pada kepala jerangkong itu. Jiyeon berhasil melepaskan salah satu tangannya. Dengan cepat, ia pukulkan palu itu ke kepala jelangkong itu hingga kepala itu terlepas dari badannya. Jiyeon berhasil lepas dari cengkraman jerangkong itu.

"Hah ! Lo tulang semua anjir ! So soan nangkep gue bangst !"Jiyeon menyerang tubuh jerangkong tanpa kepala itu hingga tulang tulang jerangkong itu hancur.

"Mampos !"

Jiyeon kembali berlari.

Sesekali Jiyeon melihat ke belakang. Ia melihat tulang tulang itu kembali bersatu.

"Bangsat !"


The Lift [Myungsoo. Jiyeon. Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang