8

110 28 9
                                    

Sehun dan Soohyun menyusuri koridor kosong.

"Ini kan kayak rumah sakit ya Hun ya. "Soohyun mengedarkan pandangannya. Ia meyakini suasana sekitarnya seperti rumah sakit pada umumnya.

"Hmm. Gue juga pikir ini rumah sakit. Liat deh, ada ranjang dorong. "Sehun menunjuk satu ranjang dorong yang ada disisi koridor didepannya.

"Ada darahnya Hun."

"Kita harus cepet cari Jiyeon. "Sehun mempercepat langkahnya.

"Tungguin gue woy! "Soohyun menyusul Sehun yang ada didepannya.

Mereka sampai di bagian resepsionis yang kosong, berantakan. Kotor. Terasa dingin.

"Jiyeon dimana ya? "Sehun memperhatikan setiap lorong koridor.

"Ini tuh apaan sih?  Dunia lain emang kayak begini ya?  Gue sih lebih yakin kalo ini tuh bagian lain dari mall ini."Soohyun melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar pasien.

Dia melihat ruang kamar itu dari jendela yang usang. Didalam ruangan itu ia melihat tiga ranjang yang kotor. Sangat berantakan.

"YA TUHAN!! "Soohyun membalikkan badannya. Ia memegang dadanya yang berdegub kencang. Wajahnya menegang.

"Ada apa? "Sehun menghampiri Soohyun. "Apaan didalam? "

Sehun mengintip dari jendela itu. "Lo liat apaan sih? "

"Lo liat sudut Hun. Deket kamar mandi itu. "

"Apaa ANJING!! "

sehun memundurkan badannya. Wajahnya terlihat pucat.

"Hun. Bawa gue lari Hun. Gue gak bisa gerak Hun. "

Sehun menarik tangan Soohyun pergi dari tempat itu. Mereka berlari dan mereka berhenti di depan sebuah lift.

Mereka mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Anjing. Itu apaan tadi Hyun!  Itu apaan!? "

"Itu pocong Hun. "Soohyun masih mengatur nafasnya.

"JIIII.  JIYEON. LO DIMANA JIII. "

"Kita cari lagi Hun. Gue yakin dia gak disini. "Soohyun melangkahkan kakinya. Ia sudah bisa mengatur nafasnya. Ia sudah mulai tenang.

Soohyun berjalan menjauhi lift itu. "Jiyeon. Lo dimana hoi?! "

"Tungguin gue."Sehun menyusul Soohyun.

.....

"Papah? "

Myungsoo melihat ayahnya yang berdiri diantara mobil.

"Myungsoo-ya. "

"Papah. "Myungsoo menghampiri ayahnya, ia memeluk ayahnya.

"Papah. Kamu masih hidup paah.  "Myungsoo menitikkan air matanya.

"Iya sayang. Papah dsini. Papah disini. "Sunggyu membelai rambut putranya.

Setelah puas memeluk, Mereka saling bertatapan.

"Papah. Bagaimana bisa papah-"

"Maaf sayang. Papah harus pergi. Papah ada urusan sayang. Kita akan bertemu lagi nanti sayang. "Sunggyu mengecup kening putranya dan dia pergi meninggalkan Myungsoo yang masih mematung.

"Papah. "Myungsoo mendapati ayahnya sudah menghilang dari pandangannya.

"Papah. Bagaimana bisa papah hidup kembali?? Jelas jelas papah sudah meninggal dan dikubur. Bagaimana bisa papah. Mamah. Mamah."Myungsoo langsung pergi menuju rumahnya.

The Lift [Myungsoo. Jiyeon. Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang