1-17

510 70 0
                                    

Harry menggosok-gosok dahinya.

"Aku ingin tahu apa artinya ini!" celetuknya jengkel. "Bekas lukaku sakit terus---sebelumnya memang pernah sakit, tapi tidak sesering ini."

"Pergilah ke Madam Pomfrey," usul Hermione.

"Aku tidak sakit," kata Harry. "Aku rasa ini peringatan... artinya akan ada bahaya..."

Ron tidak dapat diajak kompromi, hawanya terlalu panas.

"Harry, santai saja. Hermjone benar. Batu itu aman selama Dumbledore ada. Lagipula, kita tak pernah punya bukti Snape sudah menemukan cara melewati Fluffy. Kakinya pernah nyaris lepas satu kali, dia tidak akan buru-buru mencobanya lagi. Dan Neville akan bermain Quidditch untuk tim Inggris sebelum Hagrid mengecewakan Dumbledore."

Amberlynn yang tidak mengerti langsung angkat bicara, "Kenapa? Apa yang terjadi ketika aku tidak di sini? Apa hubungannya dengan kakek?"

"Banyak yang terjadi setelah kau pergi," jawab Ron.

"Yeah, kenapa kau pergi sih? Apa gara-gara Snape?" tanya Harry.

"Errr--kalian benar, itu gara-gara dia, tapi maaf, aku tak bisa menceritakannya pada kalian."

"Tidak apa-apa, mungkin bukan sekarang, tapi aku yakin kau akan menceritakannya pada kami nanti. Karena aku tahu kau tak mungkin selamanya membohongi sahabatmu ini."

"Terima kasih sudah mau mengerti Mione."

Harry menggangguk. Tetapi dia masih merasa gundah. Ketika dia mencoba menjelaskan, Hermione berkata, "Itu cuma dampak ujian. Semalam aku terbangun dan sudah membaca setengah buku catatan Transfigurasi-ku sebelum aku ingat ujian itu sudah selesai."

Tapi Harry kelihatannya tetap bersikeras bahwa dia yakin ada sesuatu yang dia lupa lakukan.

"Hei, lihat, ada burung hantu pembawa surat." Tiba-tiba Amberlynn menunjuk burung hantu yang terbang melintasi langit biru menuju Hogwarts.

Tanpa mereka sadari, langit Hogwarts sekarang sedang sangat biru. Keadaan sedang cerah dan banyak murid bermain-main diluar Hogwarts. Bahkan Malfoy yang biasanya angkuh jadi tertawa ramah bersama anak Slytherin lainnya. Entahlah, tapi itu awal yang bagus untuknya.

Mendadak Harry melompat bangun.

"Ada apa Harry?"

"Mau kemana kau?" tanya Ron mengantuk.

"Baru saja terpikir olehku," katanya. Wajahnya sudah menjadi pucat. "Kita harus menemu Hagrid sekarang."

"Kenapa?" Hermione tersengal, sembil mengejar Harry.

"Tidakkah menurut kalian agak aneh," kata Harry sambil mendaki lereng berumput, "bahwa Hagrid sangat ingin memiliki naga, dan tiba-tiba saja muncul orang asing yang kebetulan punya telur naga dalam kantongnya? Berapa orang sih yang berpergian membawa telur naga, padahal sebetulnya itu dilarang oleh undang-undang penyihir? Untung mereka menemukan Hagrid, iya, 'kan? Kenapa aku tidak menyadari hal ini sebelumnya."

"Apa sih maksudmu?" Tanya Ron tidak mengerti. Tetapi Harry yang berlari menyebrangi lapangan menuju tepi hutan, tidak menjawab.

"Ooh, aku mengerti maksudmu Harry, jadi menurutmu orang itu sengaja mengincar Hagrid karena dia tahu Haggie adalah penjaga hewan di Hogwarts?"

"Kurang lebih."

Hagrid sedang duduk di kursi berlengan di luar rumahnya. Celana panjang dan lengan kemejanya digulung dan dia sedang mengupas kacang polong yang kemudian dimasukkannya ke dalam mangkuk besar.

"Halo," sapanya, tersenyum. "Selesai ujian? Ada waktu untuk minum?"

"Ada," kata Ron, tetapi Harry menyelanya.

Another Potter [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang