1-19

507 67 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
,
.
.
.
.

Amberlynn menunggu keadaan Harry dengan tegang sambil masih memainkan serulingnya.

"Aman!"

"Tempat mendaratnya lunak, kau bisa lompat."

Amberlynn bernapas lega.

Ron langsung menyusul.

"Ayo Hermione!"

Lalu dia langsung ikut melompat.

"Amber! Melompatlah!"

Amberlynn berjalan merambat ke arah pintu jebakan sambil bermain serulingnya. Lalu dia melepas satu tangannya dari seruling untuk berpenopang saat akan turun melompat. Dia melepas serulingnya dan berkata, "bye Fluffy." lalu dia melompat. Terdengar geraman halus ketika Amberlynn sudah melompat.

Dan---BRUK!

"Ewh, tanaman apa ini?" jijik Amberlynn saat dia mendarat.

Buru-buru dia melompat dari atas tanaman lalu menghidupkan cahaya dari tongkatnya.

"Ewh, Devil's Snare--Jerat Setan!" teriak Amberlynn.

"Apa yang membuat tanaman ini takut?!" tanya Hermione panik.

"Api, api!"

"Ya---tentu saja---tapi tidak ada kayu!" seru Hermione, meremas-remas tangannya.

"KAU INI GILA?" Ron mengeram, "KAU PENYIHIR APA BUKAN?"

"Oh, betul," Hermione mencabut tongkatnya bersamaan dengan Amberlynn dan menggoyangkannya. Lalu mereka menyebutkan mantra pembuat api.

"Incedio!"

Dalam beberapa detik saja, tanaman itu melepaskan ikatanya, dan dua laki-laki itu berhasil membebaskan diri.

"Untung kalian menyimak pelajaran Herbologi," kata Harry ketika dia bergabung dengan mereka di dekat dinding seraya menyeka keringat dari wajahnya.

"Yeah," kata Ron. "Dan untung Harry tidak jadi panik dalam krisis---'tak ada kayu'---astaga..."

"Lewat sini," kata Harry, menunjuk ke lorong berlantai batu yang merupakan satu-satunya jalan di situ.

Satu-satunya bunyi yang bisa mereka dengar, selain langkah-langkah mereka sendiri, adalah tetes-tetes air lembut yang jatuh dari dinding. Lorong itu menurun, mengingatkan Amberlynn pada Gringotts. Hatinya tersentak ketika dia ingat pada Nobert. Bagaimana seandainya mereka bertemu dengan naga--naga yang benar-benar sudah dewasa. Nobert saja sudah menyusahkan.

"Kau mendengar sesuatu?" bisik Ron.

Amberlynn mendengarkan. Bunyi kerasak-kerusuk dan denting lembut terdengar dari arah depan.

"Menurutmu itu hantu?"

"Yah, suara dentingan itu seperti besi," jawab Amberlynn.

"Entahlah... kedengarannya seperti sayap bagiku."

"Di depan terang---bisa kulihat ada yang bergerak."

Mereka mencapai ujung lorong dan melihat di depan mereka kamar yang terang benderang, langit-langitnya melengkung tinggi di atas mereka. Kamar itu penuh burung-burung kecil yang berkilauan bagai permata, berterbangan mengitari ruangan. Di sisi lain kamar itu terdapat pintu kayu berat.

"Apa mereka akan menyerang apabila kita menyeberangi ruangan ini?" kata Ron.

"Mungkin," kata Harry.
"Kayaknya sih, mereka tidak galak, tapi kalau menyerang. bersamaan... yah, tak ada jalan lain... aku akan lari."

Another Potter [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang