1-8

880 116 0
                                    

Tetapi, saat mereka masuk ke aula besar, dekorasi Halloween itu membuat mereka melupakan Hermione. Seribu kelelawar berterbangan mengiasi dinding dan langit-langit sementara yang lainnya membentuk awan hitam di atas meja membuat lilin-lilin di dalam ruangan bergoyang. Makanan tiba-tiba muncul di piring emas.

Amberlynn baru ingin mengambil pancake ketika Professor Quirrell tiba-tiba masuk aula dengan terburu-buru. Turbannya miring dan wajahnya diliputi kengerian. Semua anak mengawasinya terlebih Amberlynn yang sampai mendekat ke meja guru ketika dia tiba di kursi Professor Dumbledore, bersandar lemas ke meja, dan berkata dengan tersengal-sengal, "Troll--di ruang bawah tanah--saya pikir anda harus tahu."

Kemudian dia merosot ke lantai, pingsan.

Aula geger, perlu beberapa ledakan mercon ungu dari ujung tongkat kakeknya untuk membuat ruangan tenang kembali.

"Prefek," gelegar Professor Dumbledore, "bawa kembali anak buah kalian ke asrama masing-masing, segera!"

"Kakek?" Tanyanya panik.

"Kau juga ikut mereka ke Gryffindor Amber, jangan berkeliaran sendirian."

Percy senang sekali.

"Kakek, aku ingin ikut kakek,"

"Tidak sekarang, Amber. Tak ada yang ingin kau terluka di sini." Sahut Snape.

"Fred Weasley, tolong masukkan cucuku ke barisan anak kelas satu Gryffindor."

"Baik Sir."

"Ikut aku! Berkumpul, kelas satu! Tak perlu takut troll jika kalian ikut perintahku! Berada dekat di belakangku. Beri jalan, kelas satu duluan. Maaf, aku Prefek!"

"Bagaimana troll bisa masuk?" tanya Harry ketika mereka menaikki tangga.

"Mana aku tahu, mereka kan makhluk-makhluk konyol," jawab Ron. "Mungkin Peeves yang memasukkan mereka sebagai lelucon Halloween."

"Tidak mungkin, apa kau tidak lihat Peeves ada di Aula juga tadi?" Sambar Amberlynn.

Mereka berpapasan dengan rombongan berbeda-beda, dengan jurusan berlainan pula. Ketika mereka menyelip di antara rombongan Hufflepuff yang kebingungan, Harry mendadak mencengkram lengan Ron. Dan Amberlynn yang sedari tadi memegang tangan Harry langsung menoleh ke arahnya.

"Ada apa, Harry?" Tanya Amberlynn terkejut.

"Aku baru ingat---Hermione."

"Kenapa dia?"

"Dia tidak tahu tentang troll ini."

Ron menggigit bibir.

"Oh, baiklah," tukasnya, "Tapi lebih baik Percy jangan sampai melihat kita." Sambil menunduk, mereka bergabung dengan anak-anak Hufflepuff, menuju arah yang berlawanan, menyelinap ke koridor samping yang sepi dan bergegas ke toilet anak perempuan. Baru saja membelok di sudut, mereka mendengar langkah-langkah cepat di belakang mereka.

"Percy!" desis Ron, menarik Harry dan Amberlynn ke belakang patung batu besar makhluk berkepala dan bersayap elang, tapi bertubuh singa.

Mengintip dari balik patung itu, yang mereka lihat bukanlah Percy, melainkan Snape. Dia menyebrang koridor dan menghilang dari pandangan.

"Apa yang dilakukan Snape di sini?" bisik Amberlynn. "Kenapa dia tidak berada di ruang bawah tanah bersama guru-guru lain?" tambah Harry.

"Mana kutahu."

Sepelan mungkin mereka merayap di koridor berikutnya tanpa suara, mengikuti langkah-langkah Snape yang menjauh.

"Dia menuju lantai tiga," kata Harry, tapi Ron mengangkat tangannya.

Another Potter [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang