Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagi Hanna Aurelia. Bagaimana tidak? Hanna yang kerap disebut dengan nama panggilan Anna itu kali ini akan mendatangi sekolah barunya.
Sekolah baru?
Iya, Hanna Aurelia adalah seorang siswi pindahan asal kota Bogor, yang akan berpindah ke sekolah di daerah Khusus Ibu Kota. Entah apa yang sedang ia rasakan kali ini. Tegang, takut, senang, semuanya bercampur menjadi satu.
•••
Sampailah Anna, di sekolah barunya ini. SMA Pelita Jaya. Tepat di koridor sekolahnya, Anna hanya berjalan seorang diri, tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya yang sedang sibuk karena pekerjaannya itu. Bisikan-bisikan orang iri yang berada disamping Anna membuat dirinya ingin cepat-cepat melewati koridor yang hawanya sangat panas itu.Tok...Tok...Tok
Sebelum Anna memasuki ruang guru, ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Sopan? Bisa dibilang seperti itu.
"Permisi, ibu. Saya murid baru yang kemarin sudah didaftarkan oleh Bapak Fathur," ucap gadis itu dengan nada yang sangat ramah.
Sang guru pun menjawab dengan nada yang ramah pula, "Oh, jadi kamu murid baru itu, mari ikuti ibu kita masuk ke ruangan kelas kamu ya."
Denyut jantung Anna berdetak sangat cepat, bukan karena takut akan teman-teman barunya. Tetapi Anna pun tidak tahu, mengapa jantungnya itu bisa berdetak dengan sangat cepat.
"Silahkan, ini ruangan kelas kamu," sang guru pun membuka pintu kelas itu.
"Semuanya mohon perhatian!" bu Arlina meminta agar seluruh murid dikelas itu menjadi tertib.
"Jadi, kalian kedatangan murid baru yang berasal dari kota Bogor,"
Belum selesai dengan kalimatnya, tiba-tiba ada seorang murid laki-laki yang memotong pembicaraan bu Arlina, "Cewek atau cowok bu?"
"Kamu ini, ibu belum selesai bicara kok malah asal potong pembicaraan? Itu tidak sopan namanya!" ketus bu Arlina.
Seluruh murid di kelas itu tertawa terbahak-bahak karena melihat tingkah laku anak lelaki itu yang sedang diberi nasehat oleh bu Arlina.
"Silahkan masuk," ucap bu Arlina dengan senyuman hangatnya, "silahkan perkenalkan nama kamu."
Lelaki tadi yang memotong pembicaraan bu Arlina nampaknya sangat ingin tahu, sebenarnya siapa murid baru yang akan menetap selama kurang lebih satu tahun dikelasnya ini.
"Hallo teman-teman. Perkenalkan nama saya Hanna Aurelia biasa dipanggil Anna. Saya seorang siswi pindahan dari kota Bogor, senang bertemu dengan kalian semua." gadis itu memperkenalkan dirinya dengan nada yang amat sangat sopan.
"Udah punya pacar belom, neng?" celetuk lelaki tadi yang memotong pembicaraan bu Arlina.
"Yee elu, masalah ginian cepet amat nanya-nya," ucap teman sebangkunya itu.
Anna hanya menundukan wajahnya, karena malu.
"Silahkan, Anna duduk disebelah Faranisa," perintah bu Arlina kepada Anna.
Anna menghampiri tempat duduk yang tepat di sampingnya itu sudah terdapat seorang gadis dengan kantung tas yang berwarna baby pink itu.
"Hai," satu kata hangat yang terlontar dari mulut manis gadis yang sedang duduk itu.
Anna menjawab dengan senyum manisnya pula, "Hai juga."
"Gue duduk disini ya?" sambungnya.
"Silahkan."
Setelah Anna duduk ditempatnya itu, tiba-tiba ada suara seseorang dari arah belakang Anna, "Eh lo udah punya pacar emang?"
Lelaki itu lagi, yang sedari tadi sudah menjadi sasaran empuk oleh bu Arlina.
Anna tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki itu,
"Ganteng? Iya. Tapi kok kalo bicara asal celetuk aja?" tanya Anna dalam hati, karena bingung.
Dengan pedenya lelaki itu mengeluarkan kalimat yang bisa membuat Anna bergidik ngeri, "Eh, Ann. Gua minta id line elu dong. Nanti kan kita bisa chat gitu. Kapan lagi coba lo dipintain id line sama gue yang gantengnya kagak ketulungan ini. Ya kan, Far?"
Anna tetap saja tidak menjawab perkataan-perkataan dari lelaki itu.
"Ih, bro. Dia patung atau apa sih? Kok diem aja ya? Heran," celetuk lelaki itu sembari menutup mulutnya.
Anna akhirnya tidak sabar lagi karena telinganya itu sudah risih dengan kalimat-kalimat gaje yang dikeluarkan oleh lelaki itu, "Woy! Berisik! Lo gatau apa kalo ini lagi dikelas?!"
Lelaki itu terpaku diam karena tidak menyangka, murid baru dikelasnya ini sudah bisa-bisanya membentak lelaki yang dicap sebagai cogan kelas XI IPA 1 itu.
"Hih, kagak boleh galak-galak kalau jadi cewek!" sindir lelaki itu dengan mulut yang meledek kearah Anna.
"Bodo!"
•••
Anna menghempaskan tubuhnya ke kasur berukuran king size yang terdapat dikamarnya, Anna menatap langit-langit kamarnya yang berwarna pastel itu sembari menghembuskan nafas kasarnya. Tiba-tiba gadgetnya bergetar yang menandakan ada nontifikasi baru yang masuk kedalam gadgetnya.
Rafael added you as a friend!
Rafael : Lelaki yang sedari tadi sudah menjadi sasaran empuk oleh bu Arlina, lelaki yang hobbynya asal celetuk saja saat bicara, lelaki yang dicap sebagai 'cogan' dikelasnya itu. Tetapi disisi lain dia sangat digemari oleh adik-adik kelasnya, ia juga lelaki yang pintar dan selalu berpakaian rapih.
Anna terkejut setelah melihat nontifikasi yang terdapat di gadgetnya itu, "Whaaaaaat?"
*you have a new message.*
Rafael : Anna
Rafael : Hellow
Hanna A : ?
Rafael : Ih kamu, gaboleh cuek-cuek kayak gitu dong
Hanna A : Apaan si?
Rafael : Ann, lu kenapa? Bisa jalan ga lu?
Hanna A : Apaan si, gaje amat. Ya bisa lah, emang kenapa?
Rafael : Yaudah, kuy jalan sama gua.
Rafael : Asoy kan, kuy kuy gitu kayak anak jaman sekarang getoh
Hanna A : ALAY.
Anna melemparkan gadgetnya, karena ia sangat risih dengan kalimat-kalimat alay bin lebay yang Rafael lontarkan kepada dirinya.
[TBC]Vote dan comment ya😁 biar bisa bikin authornya semangat buat lanjutin ceritanya😁❤
KAMU SEDANG MEMBACA
POPULARITY
Teen FictionMenurut gadis itu, popularitas adalah kewajiban yang harus ia miliki selama bersekolah. Menurutnya, memiliki hubungan special dengan the most wanted boy disekolahnya bisa meningkatkan popularitasnya disekolah. Hanya untuk meningkatkan popularitasnya...