d u a

57 14 5
                                    

Sudah satu bulan lamanya Anna menjadi siswi di SMA Pelita Jaya. Nyaman sekali rasanya melakukan kegiatan belajar mengajar disekolah ini, awalnya memang fikiran Anna hanyalah takut, takut, dan takut akan sekolah ini.

Bagaimana tidak takut? Sekolah dengan murid yang rata-ratanya terdiri dari anak-anak populer, yang pasti bisa membuat Anna minder.

Tetapi ternyata? Tidak sama sekali, ia sangat nyaman bersekolah disini. Murid-muridnya yang ramah membuat Anna sangat beruntung bisa bersekolah disini. Walaupun ada beberapa murid yang sifatnya sombong.

Anna dan Faranisa-pun sekarang sudah tidak canggung seperti dulu, sekarang mereka sudah sangat akrab layaknya adik dan kakak.

•••

Anna dan Faranisa sedang berlari menuju ke kantin sekolah, "Gue pasti yang duluan sampe, Far!" ucapnya sembari meledek ke arah Faranisa.

"Gausah songong deh, lu." balas Faranisa sembari mengejar Anna dari arah belakang.

Tiba-tiba,

BUGH...

Anna menabrak seorang lelaki yang tidak lain dan tidak bukan itu pasti senior Anna disekolah ini.

"Aduh, maaf kak, maaf," ucapnya sembari memejamkan matanya karena takut, "Aku gasengaja kak, maaf kak maaf."

"Lain kali kalau jalan itu liat-liat." balas lelaki itu sembari meninggalkan Anna yang sedari tadi masih memejamkan matanya karena takut.

Faranisa yang hanya terdiam saat melihat kejadian itu akhirnya mendekati Anna, "Makannya kalau jalan itu liat-liat."

Anna membuka matanya karena ia merasa sangat familiar dengan suara itu.

"Elu sih, Far."

Faranisa yang sedari tadi sedang berada di samping Anna hanya menatap Anna dengan tatapan tajam, "Yang salah kan elu, kok jadi gue yang disalahin?"

•••

Keadaan di kelas XI Ipa 1 sangat-lah hening, mengingat yang sedang mengajar itu adalah Bu Rina, yang tidak lain dan tidak bukan adalah seorang guru Biologi yang bisa dibilang cukup killer.

Tidak ada seorang-pun yang berani berbicara ataupun bolos saat jam pelajaran Bu Rina sedang berlangsung. Rafael-pun seorang siswa yang bisa dibilang bad boy tidak berani mengucapkan satu patah kata-pun jika Bu Rina sedang mengajar.

"Sudah bel, ya?" kalimat itu memecahkan suasana keheningan kelas.

"Sudah, bu."

"Kita tutup pertemuan kali ini. Beri salam!" perintah Bu Rina sebelum meninggalkan kelas.

"Assalamualaikum wr.wb."

"Waalaikumsalam wr.wb."

Rafael yang sedari tadi sudah tidak sabar ingin keluar dari bangkunya-pun berteriak, "AKHIRNYAAA BALIIIK!" teriaknya sembari menaikki bangkunya itu.

Seluruh murid dikelas XI Ipa 1 hanya menutup telinganya lalu meninggalkan Rafael yang masih berdiri di atas bangku dengan tingkah konyolnya.

Anna yang masih berada dikelas-pun hanya diam tidak mengeluarkan kalimat sedikit-pun, ingin sekali ia menasehati lelaki itu tetapi apalah daya, pasti lelaki itu tetap melakukan hal yang ia inginkan, mengingat sifat Rafael yang sangat-lah keras kepala.

POPULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang