Selama perjalanan pulang, hanya ada suara deru knalpot motor dan mobil yang menggema ditengah keramaian ibu kota. Bunyi klakson kendaraan yang saling bersahutan juga menambah kebisingan ditengah keramaian ibu kota. Tetapi diantara mereka berdua, tidak ada satu-pun yang mau membuka percakapan terlebih dahulu, sehingga di dalam mobil tetap-lah terasa sepi.
Anna melirik sekilas lelaki yang berada tepat di samping kanan-nya itu, sorot matanya sangat tajam, rambutnya sangat rapih dengan jambulnya yang bisa membuat wanita melirik kepadanya. Ternyata memang benar kata orang-orang, Dava itu memang tampan.
Anna menghembuskan nafasnya dengan kasar, Anna sangat tidak suka dengan suasana canggung seperti ini, lelaki itu tidak mau mengalah dengan egonya kah? Sedari tadi lelaki itu hanya diam, bungkam, tidak mau mengeluarkan sepatah kata-pun.
Setelah beberapa menit terperangkap di dalam suasana canggung seperti ini, Dava akhirnya angkat bicara. "Rumah lo di mana?"
Anna hanya menatap kedepan dengan tangan yang sepertinya sedang menunjuk jalanan, "Itu ada per-empatan nanti kak Dava belok kanan aja disana ada perumahan, terus nanti di blok C No 110 ada rumah warna putih gitu di sebelah kiri."
Lelaki itu hanya merespons dengan anggukan, tanda mengerti.
"Yang ini, Ann?" Dava memberhentikan mobilnya didepan rumah bercat putih, dengan pagar hitam didepannya.
Anna mengangguk, "Iya, masuk dulu kak?"
Dava menggeleng, "Udah malem, besok juga masih sekolah. Gue balik aja."
"Yaudah, hati-hati kak, makasih ya." Anna memberikan senyuman khasnya itu sebelum keluar dari mobil milik Dava.
"Sama-sama."
•••
"Kak Dava ternyata gak se-serem itu ya." batin Anna dalam hati.
Anna berjalan memasukki rumah megahnya, seperti biasa rumah megahnya itu sangat-lah sepi.
"Loh, non Anna baru pulang? Bibi udah masak ayam bakar campur bumbu kesukaan non Anna." ucap wanita paruh baya, yang tidak lain dan tidak bukan itu adalah bi Lastri, asisten rumah tangga dirumah Anna, yang sudah setia selama beberapa tahun.
Anna menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang terdapat di ruang keluarga, "Iya nih bi, aku capek banget. Nanti aku makan deh sesudah bersih-bersih."
Bi Lastri hanya mengangguk, "Bibi ke belakang dulu ya, non."
Anna memejamkan matanya, berniat untuk tidur sebentar tapi tidak bisa. Lelah dicampur lapar malam ini, selama sepulang sekolah tadi Anna belum makan siang sama sekali.
Anna berniat untuk beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarnya yang terdapat di lantai dua, tapi saat Anna akan berjalan ke arah tangga tiba-tiba suara bel berbunyi, yang menandakan ada tamu. Anna berharap itu adalah kedua orang tuanya yang akan memberikan kejutan kepada Anna.
"Sebentaaaaaaar." ucap Anna sedikit berteriak.
Pintu dibuka oleh Anna, dan menampilkan seorang lelaki berbadan tinggi, berkulit putih, dan berambut hitam bercampur cokelat. Ya, dia adalah William. Kakak lelaki Anna.
"Eh, abang." ucap Anna sembari melemparkan cengiran bak anak kecil.
William mencubit pipi adiknya dengan gemas, "Mau apa lo?"
![](https://img.wattpad.com/cover/101294533-288-k996268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POPULARITY
Dla nastolatkówMenurut gadis itu, popularitas adalah kewajiban yang harus ia miliki selama bersekolah. Menurutnya, memiliki hubungan special dengan the most wanted boy disekolahnya bisa meningkatkan popularitasnya disekolah. Hanya untuk meningkatkan popularitasnya...