d e l a p a n

24 2 2
                                    

Dava dan Anna sedang berjalan santai di dalam toko buku dengan tangan yang masih menggenggam satu sama lain. Tampaknya mereka sangat asyik menikmati waktu berdua-nya itu.

Sesekali Anna melirik tangannya yang sedang di genggam oleh Dava, hatinya sedang bersorak bahagia sekarang. Panah asmara sepertinya sudah menembus hati Anna.

Anna menyukai Dava? Entahlah, Anna masih bingung dengan perasaan ambigu-nya ini.

Dava yang sejak tadi diam-pun akhirnya angkat bicara, "Lo mau beli buku apa?"

Anna mengeryit, "Saya gak bakalan beli buku sih, kan kak Dava yang ajak saya ke sini."

Dava terkekeh, "Oh iya, sampe lupa gue."

Dava dan Anna akhirnya memutuskan untuk berjalan ke rak buku fiction. Anna melihat novel yang sedang ia inginkan saat itu. Di ambilah salah satu novel yang termasuk dalam wishlist Anna.

"Katanya gabakalan beli buku, gimana sih?" Dava menggoda Anna.

Anna terkekeh, "Iya sih, tapi ini wishlist saya kak."

"Yaudah, beli." ujar Dava.

Anna mengernyit, "Engga ah, nanti aja."

Dava yang sepertinya sedang kerasukan jin peka-pun berbicara, "Gue yang bayar."

"Enggak usah, kak." ucap Anna, "Nanti saya beli sendiri aja."

"Yaudah."

Anna yang merasa tidak nyaman, ingin sekali ia melepas genggaman tangan Dava. Tadi, ada tiga siswa perempuan dari SMA Pelita Jaya, sepertinya mereka-pun akan membeli buku. Tanpa sengaja sorot mata Anna melihat mereka ber-tiga yang sedang melihat Anna dengan pandangan yang tidak dapat dimengerti.

"Kenapa si, tangannya gabisa diem?" Ucap Dava.

Anna tertawa kikuk, "Banyak yang liatin, kak."

"Yaudah, biarin aja si. Ribet amat." ketus Dava.

"Jutek lagi." batin Anna kesal.

•••

Dava sudah memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah bercat putih dengan pagar yang berwarna hitam di depannya.

"Masuk dulu, yuk?" ucap Anna sebelum keluar dari mobil milik Dava.

Dava menggeleng, "Enggak usah."

Anna melontarkan senyum hangatnya, "Yaudah, saya masuk dulu ya, kak. Hati-hati."

Anna berniat untuk keluar dari mobil milik Dava, tetapi ia merasakan ada tangan kekar yang memegang erat pergelangan tangan Anna.

"Tunggu, Ann."

Anna menoleh dan melihat Dava yang sedang menatap dirinya, mereka bertemu pandang cukup lama, "Kenapa?

"Gue minta id line lo," ucap Dava sembari memberikan gadgetnya.

Anna mengetik sesuatu di gadget milik Dava, setelah selesai mengetik id linenya ia langsung memberikan gadget tersebut kepada Dava.

"Thank's." Ucap Dava sembari mengambil gadget-nya.

•••

Anna berjalan gontai ke arah kamar. Lelah sekali hari ini.

Suasana rumah Anna seperti biasa, sepi. William belum pulang karena sedang mengerjakan tugas bersama teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POPULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang