e m p a t

37 11 3
                                    

Anna sudah kembali ke kelasnya dengan wajah yang sedikit ditekuk. Melihat perubahan raut wajah sahabatnya, Faranisa langsung menghampiri Anna dan bertanya dengan puluhan pertanyaan yang dapat membuat Anna risih.

"Ck, diem kenapa sih, Far." ucap Anna sembari menundukkan kepalanya di atas meja.

Faranisa hanya menatap Anna dengan tatapan bingung, "Lo, kenapa?"

"Gapapa."

Faranisa hanya mengangguk tanda ia mengerti, mungkin mood Anna sedang hancur saat ini, jadi Faranisa hanya memilih diam. Toh, kalau moodnya sudah membaik kembali Anna pasti akan bercerita tentang masalah ini kepada Faranisa.

•••

Bel pulang sudah berbunyi, seluruh murid kelas XI-Ipa 1 sudah berhamburan keluar kelas.

"Oy, gue balik duluan ya." seru Rafael kepada Anna dan Faranisa disusul dengan anggukan dari Wildan, teman seperjuangannya Rafael.

Anna dan Faranisa hanya mengangguk, lalu mereka kembali memasukkan bukunya kedalam tas.

"Kuy, Na." ajak Faranisa.

Anna hanya diam, ia ingat bahwa sekarang ia sudah ada janji untuk mentraktir kakak kelas menyebalkan itu, "Lo duluan aja deh, Far."

Faranisa hanya mengerutkan dahinya, tidak biasanya Anna seperti ini. Ada apa sebenarnya?

"Sifat kepo lo udah mulai muncul nih kayaknya, udah nanti gue pasti ceritain kok. Lo balik sana." ucap Anna sembari mendorong Faranisa dari arah belakang.

Faranisa hanya mendelik ke arah Anna lalu, "Ceritain se detail-detailnya."

Anna hanya mengangguk, lalu Faranisa segera pergi meninggalkan Anna sendirian di kelasnya itu.

Tidak lama setelah Faranisa pergi meninggalkan Anna, laki-laki itu datang dengan muka datarnya.

"Buruan." ucap lelaki itu dengan nada datar.

Anna hanya mengangguk lalu mengikuti Dava berjalan dari arah belakang.

Sekarang mereka sudah berada di parkiran sekolah, tepatnya di depan mobil berwarna putih milik Dava.

"Masuk." ucap lelaki itu dengan nada yang kelewat datar.

Anna masuk lalu duduk di samping tempat pengemudi, lelaki itu langsung memasukki mobilnya, lalu menatap Anna dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Suruh siapa lo duduk disitu, hah?" ucap lelaki itu.

Anna hanya diam lalu Anna segera membuka pintu mobil Dava untuk pindah ke kursi belakang.

Anna sudah masuk dan duduk di kursi belakang, tetapi Dava masih menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti bagi Anna.

"Lo duduk disitu? Lo anggap gue supir lo? Iya?"

Anna hanya mengusap wajahnya dengan gusar, sebenarnya apa sih maunya lelaki itu? Aneh, sungguh. Apakah dia sebenarnya alien yang sedang tersesat di bumi? Ah, mana mungkin.

"Eng-engga kak." balas Anna dengan terbata-bata.

"Pindah kedepan."

POPULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang