Chapter V

28 3 0
                                    

Tengah malam sebuah mobil ford comet sedang melaju kencang di tengah derasnya hujan membasahi kota. Berbelok, berputar. Memasuki gerbang pertama menuju gerbang selanjutnya. Mansion kediaman ratu werewolf, Jaqueline Lecroic.

Inspektor Cristophe membawa berkas berkas yang terimpan dalam map, masuk ke dalam mansion melewati pintu dapur menuju ruang kerja tempat sang ratu menunggu. Ruang kerja tersebut tidak terlalu besar, bergaya Austere di dominasi oleh warna maroon. Ada meja kerja berbahan kayu mahoni di tengah ruangan membelakangi rak buku berwarna putih yang menjulang tinggi sampai ke langit langit. Di depan meja kerja dibuat tempat santai kecil hanya cukup untuk rapat pribadi. Jaqueline sedang duduk disana mengenakan gaun tidur biru tua dan cardigan hitam transparan. Memperlihatkan lekuk tubuh dan kaki panjang yang di banggakannya.

Mendengar langkah kaki Jaqueline segera mengetahui kedatangan Christophe dan menoleh ke arah pria itu. "Malam sekali kau datang Christophe." Jaqueline memiliki mata berwarna hijau emerald, bibirnya penuh selalu memancarkan sensualitas setiap kali pemiliknya tersenyum. Dengan rambut coklat gelap yang digerai sebahu dan kulit eksotic. Jaqueline mampu membangkitkan hasrat pria manapun hanya dengan membasahi bibir. "Katakan, apa yang membuatmu mengganggu jam tidur ku?"

Mereka adalah teman kecil. Keluarga Renawd sudah menjadi tangan kanan raja werewolf secara turun temurun. Jaqueline, adalah ratu pertama bagi bangsa werewolf yang dilayaninya.

Christophe duduk berseberangan dengan Jaqueline, lalu mengeluarkan berkas berkas dari map yang di bawanya. "Sepertinya vampir mulai memburu kembali, aku baru saja mendapat laporan dari National Museum of Natural History. Mereka kehilangan artefak lagi dan ada mayat kering disana, tergeletak kehabisan darah." Christophe berhenti sejenak memandangi berkas di atas meja. Ia ragu ingin berkata lebih lanjut tentang pemikirannya. Jaqueline mungkin saja tidak akan mempercayainya sekarang, ia sendiri pun tidak bisa mempercayai pemikirannya sendiri. Namun ia harus berterus terang, bisa jadi sahabatnya sedang terancam. "Ada kemungkinan salah seorang dari kita ingin memicu pertikaian kembali. Aku curiga saudaramu ikut terlibat." dugaannya benar, Jaqueline tidak mempercayai perkataannya. Mata hijau emeraldnya mulai menggelap menatap sinis lawan bicaranya.

"Lena? tidak kah itu berlebihan. Kalian mungkin tidak suka satu sama lain tetapi kau juga tak bisa menuduhnya sembarangan." terdengar jengkel.

"Ya, bisa jadi aku berlebihan. Tetapi melihatnya belum lama ini, saudaramu dekat dengan salah satu vampir tetua."

"Absurd! itu takan bisa menjadi landasan." sergah Jaqueline terbelalak. Christophe memalingkan wajah, tak ingin berdebat. Ia paham sahabatnya memang keras kepala, ia harus mencari cara untuk masuk ke inti permasalahan.

"Belum lama ini aku bertemu seorang wanita, aku menyewanya untuk melaporkan kejadian kejadian tidak lazim. Ia melihat seseorang dengan rambut panjang berpakaian serba gelap seperti pemain opera dengan gumpalan asap di belakangnya. Ia tidak tahu nama gumpalan asap itu tendhal. Pria itu menemui lena di bawah jembatan dekat dengan rumah wanita itu. Dan pria yang didiskripsikan mirip dengan pria yang terekam cctv di museum." Christophe kembali diam sejenak melihat wanita diseberangnya mulai membuka diri, ia melanjutkan. "Hubungan mu dengan Lena merenggang sejak kau terpilih menjadi ratu." ia menghela napas "Tidak menutup kemungkinan asumsi ku benar."

Ucapan Christophe masuk akal jika di pikirkan. Jaqueline dan Lena tidak saling bicara meskipun mereka tinggal satu atap. Mereka bahkan saling tidak menyapa bila bertemu padahal dulu mereka begitu dekat. Kini Lena sudah berubah, menjadi wanita yang egois dan sarkas. Jaqueline mengingat. "Bagaimana dengan artefak yang kau sebutkan?" ia berusaha mengalihkan pikirannya.

"Kacau." jawab Christophe frustasi. "Aku takut tulang tulang itu digunakan untuk menciptakan labbur, yang hilang hanya tulang hewan berkaki empat berkepala anjing." mungkin Christophe terlalu berprasangka buruk, profesinya sebagai inspektor mewajibkan dirinya memikirkan segala kemungkinan termasuk yang terburuk dari yang terburuk sekalipun. Ia mulai kesal dengan dirinya, ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali berpikiran positif dalam memandang suatu hal.

Dancing with Tyrant [Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang