Namaku Liam. Liam James Payne. Aku punya banyak teman, sangat banyak. Tapi sekarang tidak (banyak) lagi karena Pamanku Simon Payne. Teman-temanku menghilang karenanya, lebih tepatnya setelah bekerja dengannya. Sampai sekarang aku masih tidak yakin dengan apa pekerjaan Pamanku itu. Dia pernah mengaku bekerja sebagai nelayan yang membutuhkan banyak pekerja. Maka dari itu dia selalu meminta teman-temanku yang menganggur untuk ikut bekerja dengannya.
Tidak masuk akal bukan? Nelayan yang membutuhkan banyak pekerja. Mungkin benar, hitung-hitung membantu pamanku mencari ikan ditengah laut. Tapi apakah masuk akal jika seorang nelayan selalu membawa koper saat dia pergi melaut? Tentu saja tidak. Apalagi dia sering sekali mengganti kopernya. Ku hitung-hitung sudah enam kali dia mengganti tas kopernya dalam enam bulan ini. Menakjubkan, bagaimana seorang nelayan mendapatkan uang sebanyak itu untuk mengganti tas koper yang mahal sebulan sekali? Apalagi dari bulan ke bulan aku melihat badan Paman yang semakin gemuk dan subur.
Sayangnya, sampai sekarang aku tidak berani bertanya tentang kabar teman-temanku pada Paman. Semua temanku yang bekerja padanya benar-benar hilang kontak dariku dan sisa temanku lainnya. Entah dengan keluarga mereka, kuharap tidak. Dan tadi, Paman meneleponku, mengatakan bahwa dia membutuhkan satu orang temanku lagi untuk ikut bekerja dengannya. Temanku memang banyak yang masih pengangguran. Apalagi kami baru saja lulus dari kuliah. Sejujurnya hanya aku yang sudah mendapatkan pekerjaan, dan aku bersyukur akan hal itu.
Aku berpikir siapa lagi temanku yang akan aku ajak untuk bekerja dengan Paman. Ku coba hubungi Louis untuk bertanya. Dan kuharap dia sudah mendapatkan pekerjaan agar dia tidak perlu bekerja dengan Pamanku.
"Halo, ini siapa?"
"Halo, Louis. Ini aku, Liam."
"Hey, Liam! Apa kabarmu?"
"Aku baik. Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan."
"Apa?"
"Apa kau sudah memiliki pekerjaan? maksudku, apa kau masih menganggur atau-"
"Ya. Aku masih menjadi pengangguran. Sesungguhnya aku lelah, apalagi terus-terusan dimarahi oleh Ibuku. Memangnya kenapa? Apa kau punya pekerjaan untukku?"
Sial! Dia membutuhkan pekerjaan.
"Tidak- Ya. Maksudku, ya."
"Bagus! Pekerjaan apa itu?"
"Aku tidak tahu pasti apa pekerjaanmu tapi Pamanku seorang nelayan dan dia membutuhkan orang untuk membantu pekerjaannya."
"Oh, begitu. Tidak buruk. Baiklah, kapan aku bisa bertemu dengan Pamanmu?"
"Akan ku hubungi kau lagi nanti."
"Baiklah. Terima kasih banyak, Liam."
Aku menutup teleponnya. Aku merasa seperti sangat menyesal telah menawarkan pekerjaan yang tidak jelas sekaligus bisa dibilang berbahaya pada Louis. Mau di apakan lagi, nasi sudah menjadi bubur. Louis sudah menerimanya, tidak mungkin aku membatalkannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
1D HORROR STORIES ft. ZAYN MALIK
FanfictionIni hanya ke gabutan author yang kedua yang mungkin bakal memberi kamu "mimpi buruk" tentang 1D. Tapi yakin sih.. kalo seburuk-buruknya atau sehorror-horrornya mimpi tentang 1D bakal jadi mimpi yang paling indah. Anggap aja ini serius, walaupun gar...