Chapter 8: Glow In The Dark

1.2K 120 14
                                    

Sumber cerita: Author's idea

a/n: bila ada kesamaan judul, cerita, nama tokoh, atau alur itu hanya sebuah kebetulan karena ini sepenuhnya berasal dari ide author.


***

Louis kembali terbangun kedua kalinya malam ini. Teriakan Ernest adiknya seminggu ini selalu mengganggu tidur nyenyak Louis. Louis berjalan menuju kamar adik laki-lakinya itu, melihat sudah banyak keringat mengucur disekitar wajah Ernest.


"Sudah.. tenanglah.. aku disini." Ucap Louis menenangkan adiknya yang masih menatap jendela kamarnya ketakutan.


"Dia datang lagi, Louis. Kakinya menggeliat mendekatiku.."


"Tidak ada apa-apa, ayo kembali tidur. Aku akan menemanimu."


Louis kembali menidurkan adiknya dan ikut berbaring disampingnya, sambil mengelus kepala adiknya lembut. Lelaki berumur 24 tahun itu sebenarnya sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada adiknya akhir-akhir ini. Ernest terbangun tengah malam setiap harinya dan berteriak. Adiknya selalu menyebutkan ciri-ciri sosok yang aneh ketika terbangun. Seperti kaki panjang kenyal tanpa jari yang menyala, kepala yang bergoyang-goyang seperti tak punya tulang, mata yang menggantung, sampai cairan hitam yang mengalir dilantainya.

Sampai sekarang Louis mencoba tidak memusingkannya, dia menganggap Ernest hanya sedang bermimpi buruk setiap malamnya. Mungkin karena faktor lingkungan rumah yang baru yang membuat adik berumur 7 tahun itu didatangi mimpi dan halusinasi yang buruk.


***

Seminggu berlalu. Louis bercermin melihat kantung matanya yang semakin hari semakin terlihat. Sebenarnya Louis sangat lelah semenjak teriakan adiknya yang selalu membangunkannya tengah malam, dan ditambah lagi malam ini Louis benar-benar sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang harus segera dikumpulkan. Melihat jam dinding dikamarnya, menunjukkan pukul 11 malam tapi baru sedikit yang bisa Louis kerjakan. Masih banyak salinan yang harus diketik olehnya.

Sejam berlalu, Louis masih terfokuskan pada layar laptopnya dengan suara ketikan yang berisik. Tapi tiba-tiba suara teriakan adiknya kembali terdengar. Louis segera meninggalkan kamarnya dan berlari kedalam kamar adiknya.


"Ernest apa yang terjadi?"


"DIA DATANG LAGI LOUIS! DIA AKAN MEMBUNUH KITA DENGAN CAIRAN HITAM ITU! AWAS LOUIS!" Ernest terus berteriak lebih kencang kali ini, sambil tangannya yang terus menunujuk kearah jendela kamarnya.

Louis memutar badannya melihat kearah jendela kamar Ernest yang terbuka.


"Ernest, tenangkan dirimu.. tidak akan ada hal buruk yang terjadi." Louis berjalan menutup jendelanya rapat-rapat.


"TIDAK LOUIS! DIA AKAN MEMBUNUH KITA!"


"TIDAK AKAN ADA YANG MEMBUNUH KITA! TIDAK ADA! HENTIKAN OMONG KOSONGMU!" Louis berteriak melebihi suara Ernest. Louis terlihat frustasi, melototi adiknya dengan penuh emosi. Tapi itu hanya seketika saja, Louis sadar emosinya barusan membuat adiknya menangis.


"Maafkan aku Ernest.." Louis menghampiri dan memeluk adiknya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1D HORROR STORIES ft. ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang