Chapter 5: Headset

974 113 29
                                    

Sumber Cerita: Author's idea

p.s: bila ada kesamaan cerita, alur, atau judul itu hanyalah sebuah kebetulan karena cerita ini benar-benar bersumber dari ide author. 


***

"ZAYN! BANTUIN IBU SEBENTAR BISAKAN?! DARI TADI DENGERIN LAGU TERUS. DENGERIN TUH CERAMAHNYA MAMA DEDEH, LEBIH BERMANFAAT." Teriak Ibunda Zayn kesal dari arah dapur. Ibunya lelah batin melihat anak tunggal laki-lakinya yang tidak pernah mau melepas headset dikepalanya itu. 

"Ya Allah, bu.. suaranya menggelegar banget sih. Padahal Zayn udah atur volume paling kenceng terus dengerin musik rock lagi. Sungguh emejing suara Ibu." Balas Zayn yang segera menaruh headsetnya diatas meja ruang tamu dan menyusul Ibunya didapur.

"Sekarang kamu bantuin Ibu nyuci piring ya. Numpuk banget tuh liat." Kata Ibu Zayn yang melototi anaknya dan alat-alat bekas makan yang menumpuk di bak cucian piring. 

"Siap bu boss!" Tanpa basa-basi Zayn segera melakukan apa yang diperintahkan Ibunya itu. Sambil melirik-lirik Ibunya yang  pergi menaiki tangga kelantai atas, Zayn menggunakan kesempatan emas ini untuk kembali mengambil headsetnya dan memasangnya lagi di kepala, melanjutkan lagu yang tadi sempat dia pause dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya sambil tak sadar berteriak menyanyikan lagu rock kesukaannya. 

Ibu Zayn segera turun kembali sambil berdecak pinggang karena mendengar suara nyanyian anak tunggalnya yang bisa membunuh seluruh tetangga disekitar kompleknya. 

"KAMU TUH YAA KEBIASAAN BANGET. KEGIATAN APAA AJA PASTI SAMBIL DENGERIN LAGU. MENDING LAGU MARAWISAN, INI LAGU ROCK YANG GA ADA MERDUNYA SAMA SEKALI. PIRINGNYA DIBANTING-BANTING LAGI. KAMU KIRA IBU BELI SEMUA PIRING INI PAKE DAUN APA? UDAH SANA KEATAS AJA! GA USAH BANTUIN IBU LAGI, YANG ADA MALAH NGERUSAKKIN SEMUANYA." Omel Ibu Zayn panjang kali lebar sambil menjewer telinga anaknya itu. 

Zayn naik keatas tangga menuju kamarnya sambil meringis kesakitan memegang telinganya yang kini sangat memerah. Walaupun begitu, tidak akan menghambat Zayn untuk melanjutkan hobinya lagi; mendengarkan musik rock dengan volume super kencang. Bahkan, jika kamu berada satu meter dari Zayn, kamu bisa mendengar lagu apa yang sedang dia dengarkan. Telinganya memang telinga super.

Setelah sekitar dua album rock yang telah Zayn dengarkan, dia masih belum berhenti bergumam mengikuti irama lagu. Namun tiba-tiba Zayn terperanjak kaget karena mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka kencang, apalagi memperlihatkan sosok Ibunya yang berdecak pinggang lagi.

"Tidur jangan malem-malem, Zayn. Udah jam 11, nanti telinga kamu bisa berubah jadi telinga gajah gara-gara sering dengerin lagu rock yang serem itu." Zayn mengelus dadanya lega sekaligus tak menyangka kalau Ibunya ternyata tidak akan mengomel lagi seperti tadi dilantai bawah.

"Iya, bu." Zayn tersenyum memasang muka sok alimnya. 

"Oiya Zayn, satu lagi. Hati-hati kalau dengerin lagu sampai lewat tengah malam, bisa-bisa suara lagunya keganti sama suara hantu yang gentayangan karena ngincer telinga super kamu itu. Ih, Ibu sih takut." Kata Ibu Zayn yang sekarang menampakkan wajah menakut-nakuti sambil mengangkat kedua pundaknya seperti merinding.

"Ih, Ibu apaan sih. Zaynkan anak laki, ga bakal takut."

"Oke, terserah. Ibu mau tidur dulu. Jangan kekamar Ibu ya kalo ada apa-apa." Pintu kamar Zayn tertutup tanda Ibu Zayn sudah tidak lagi berdiri didepan kamar sambil menakutinya. Zayn sama sekali tidak memperdulikan kata-kata Ibunya yang bagi Zayn hanya candaan belaka. 


12.17 AM 

Itu pukul yang dilihat Zayn dilayar ponselnya. "Ah, bentar lagi ah. Sampe jam satuan aja deh." Dia bergumam sendiri sambil masih mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan musik rock di headsetnya. 

"Loh. Kok mati sih lagunya?" Zayn mengomel sendiri ketika lagu yang dia dengarkan tiba-tiba tidak terdengar lagi di headsetnya. Ketika dia mengecek di layar ponselnya, jelas-jelas terlihat jika musiknya masih terputar dengan lancar. Kini Zayn mengecek kabel yang menghubungkan Headset dengan ponselnya, tak ada masalah. Masih tercolok dengan benar. Zayn mulai sedikit takut, tiba-tiba teringat akan pesan Ibunya satu jam lebih yang lalu.


"Don't you dare..!" Zayn terlonjak mendengar suara perempuan yang parau di headsetnya. Setahunya, semua lagu rock koleksinya tidak ada yang memiliki lirik apalagi suara perempuan seperti itu. Ini aneh. Zayn mulai panik, dia membuang headsetnya ke lantai saat dia merasa terus mendengar suara itu ditelinganya. Terus terdengar, terniang-niang tanpa ada jeda. Zayn berusaha menutupi telinganya dengan kedua tangan bahkan bantal tebalnya namun nihil, suara itu tetap terdengar. 

Zayn menjerit histeris karena suara itu semakin kencang dan menusuk telinganya. Dia melihat kedua telinganya mengeluarkan darah kental. Zayn terus berteriak kesakitan sambil memanggil Ibunya. Dia terus memegang kedua telinganya, berusaha menahan sakit walaupun tak bisa. Zayn berlari keluar kamar menuju kamar tidur Ibunya. Mencoba membukanya tapi terkunci, dia menggedor-gedor dengan sangat kencang sambil berteriak kesakitan. Namun nihil, tak ada satupun jawaban dari sang Ibu. 

Zayn mulai putus asa sampai akhirnya dia mendengar suara perempuan itu menghilang perlahan. Tapi, kini suara itu terdengar didalam kamar Ibunya. Zayn bangkit dari lantai dan mencoba mendobrak pintu kamar Ibunya sambil masih memegangi kedua telinganya yang kini rasanya mau copot. Sangat menyakitkan.

dua kali. Tiga kali. Sampai akhirnya empat kali baru pintu kamar Ibu Zayn terbuka. Teriakan Zayn semakin menjadi-jadi saat melihat Ibunya yang menjelikkan mata dengan sisi kanan dan sisi kiri kepala mengeluarkan darah. Satu hal yang sebenarnya sudah Zayn sadari sejak memasukki kamar Ibunya. Ibunya sudah tidak memiliki telinga. Begitupun dengan Zayn yang kini kedua telinganya copot dan hilang dimakan oleh si perempuan yang berada disamping tempat tidur Ibunya. 



1D HORROR STORIES ft. ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang