Chapter 6: Death in Camera Cat

948 106 13
                                    


Sumber cerita : Author's idea.

a/n: bila ada kesamaan judul,cerita,alur, dan penamaan tokoh, itu hanya sebuah kebetulan karena cerita ini sepenuhnya dari ide author.

***

Harry sedang sibuk memberi makan kelima kucing kesayangannya diruang tengah. Harry memang selalu melakukannya sebelum dia pergi tidur, karena dia pikir agar kucing-kucingnya tidak akan merasa lapar saat mereka tidur. Mata Harry sudah terlihat sayu-sayu merasa ingin segera membaringkan badannya di kasur, tapi dia masih dengan lembutnya mengelus tubuh salah satu kucing kesayangannya yang diberi nama Sapi, alasannya karena Sapi memiliki banyak corak hitam di bulu putihnya seperti Sapi. Padahal dia tetap kucing. Harry sangat menyayangi kelima kucingnya itu. Karena hanya kucing-kucing itu yang Harry punya saat kedua orang tuanya meninggal dunia tiga belas tahun lalu. Orang tua Harry memberinya kelima kucing kesayangan mereka sebelum pergi selama-lamanya. 

"Makanlah yang lahap, Sapi." Ujar Harry seraya melakukan kebiasaan lainnya, yaitu melepas kamera penyadap kecil yang Harry pasang di kalung milik Sapi sejak Sapi masih kecil. Katanya karena Harry iseng saja, ingin melihat kemana perginya Sapi saat Sapi pergi keluar rumah. Dan setiap malam akan Harry putar rekaman seharian penuh di kamera Sapi itu.

Seperti biasa, tidak ada yang menarik dari isi rekaman Sapi hari ini. Yang terlihat hanya pemandangan sekitar kompleknya dengan beberapa kaki tetangganya yang berjalan.

"Membosankan. Besok kau boleh pergi kemana saja selain berkeliling komplek sini, Sapi. Asal kau akan kembali pulang ya." Kata Harry yang kini sudah memindahkan tiga wadah makanan kucing yang sudah kosong.

"Ayo kita tidur, Sapi, Buddy, Mona, Lala, dan Marten." Harry mengabsen kucingnya yang satu persatu yang ikut masuk kekamarnya. Harry memperbolehkan kelima kucingnya tidur satu kasur dengannya walaupun dia sudah menyiapkan lima kasur kecil yang sudah lama dia buat sendiri khusus untuk lima kucing peliharaannya.


***

Ke esokkan Harinya, Harry sangat senang karena telah selesai membaca komik seri ke lima favoritnya. Harry mengecek ke jam dindingnya melihat sudah pukul empat sore dini hari tapi dia belum juga melihat Sapi di sekitar ruangan. Harry beranjak dari sofanya dan berjalan mencari Sapi ke dapur, kamar tidur, hingga gudang sambil sesekali meneriaki nama Sapi.

Harry mulai cemas, sedari tadi dia hanya melihat empat kucingnya yang sedang bermain bola ria di ruang tengah tanpa kehadiran Sapi disitu. Harry mengambil jaketnya dan pergi keluar rumah berniat melanjutkan misi pencarian Sapi.

"Sapi! Sapi! Dimana kau, sobat?"

Harry tidak berhenti memanggili sobat kesayangannya itu, sampai-sampai dia menanyakan ke semua tetangganya tentang dimana keberadaan Sapi. Dan semua tetangganya memberi jawaban sama; tidak tahu. Seketika Harry berhenti melangkah dan mengingat bahwa semalam dia menyuruh Sapi untuk sesekali refreshing ke sekitar sungai yang dekat dengan kompleknya.

Harry kini berlari seraya mengeratkan jaketnya. Dengan napas yang terengah-engah Harry terus meneriaki Sapi sambil mengedarkan pangangannya ke segala penjuru sungai.

"Sial! Dimana kau, Sapi? Kembalilah!"

Harry berlari kencang tidak karuan, tanpa sadar dia membawa larinya kembali kerumah lagi. Senyum merkah di bibir Harry saat melihat Sapi sudah ada diatas sofa empuknya.

"Syukurlah.." Namun, kesenangan Harry hilang lagi saat melihat Sapi berjalan dengan pincang dan ada sedikit luka dikedua kakinya, Harry menggendongnya dan melepas kalung kamera Sapi. Memutar rekaman hari ini, Harry kaget sekaget-kagetnya saat melihat ke empat kucing peliharaannya yang lain telah mati terbunuh satu-persatu. Dengan panah runcing yang menembus tubuh kucing-kucingnya. Lokasi didalam video ini sangat familiar bagi Harry. Terlihat gorden berwarna biru langit dan kasur dengan seprai yang senada serta tumpukan komik favoritnya di lantai. Harry sadar kamarnyalah yang terekam di video ini.

"Sial." Dengan paniknya dia membuang kamera tersebut dan berlari kedalam kamar. Harry mematung saat melihat banyak cairan darah kental berbau amis memenuhi kasurnya. Ke empat mayat kucingnya yang mati tak berdaya di lantai. Harry menangis. Bagaimana bisa ini terjadi? Kini hanya Sapi yang dia miliki, mengingat itu, Harry langsung kembali ke ruang tengah karena mendengar suara Sapi yang mengeong kencang.

Habis sudah kelima kawan Harry, Sapi mati dengan badan yang sudah terbelah dua tidak bernyawa. Harry berteriak histeris. Dia kembali meraih kamera yang tadi dia tinggalkan, memutar video sekitar tiga menit lalu. Pria bertopeng putih dengan pakaian hitam panjang terlihat melempar pisau tajamnya kearah Sapi yang membuat Sapi mati dengan sadisnya. Pria itu juga menuliskan sesuatu pada kertas yang dibawanya dengan darah Sapi sebagai pengganti tintanya yang bertuliskan


"KAU AKAN LEBIH MERASA KESEPIAN. TAPI TIDAK LAGI SAMPAI KAU MENYUSUL KELIMA SOBAT MALANGMU.."


Harry merinding, kini dia tahu bahwa orang yang sudah tega membunuh kelima hewan kesayangannya berada satu atap dengan Harry. Dia sulit mencerna kata-kata yang dia lihat barusan. Menengok takut kearah pintu rumahnya yang sudah terkunci rapat, dan entah bagaimana nasib Harry selanjutnya saat dia lampu rumahnya tiba-tiba padam dan dia mendengar suara asahan pisau yang terdengar tajam dibelakang telinganya saat ini. 

1D HORROR STORIES ft. ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang