Tiga

74 2 1
                                    

Sampai di tempat Mas Ale main bola, Sita langsung diajak untuk bertemu teman Mas Ale yang katanya mau kenalan dengannya.  Mas Ale cerita udah beberapa hari ini temannya ikut gabung di Tim sepakbola ala ala gengnya Mas Ale.

"Itu dia orangnya" gue masih belum jelas yang mana orang yang ditunjuk Mas Ale.

"Bil" teriak Mas Ale memanggil temannya itu.

"Eh, Le" sapa cowok itu.

"Nih, adik gue. katanya mau kenalan" Mas Ale nih emang deh tiap gue mau kenalan sama temennya pasti gue berasanya kaya lagi dijual sama dia.

"Hai, Nabil" cowok itu menjabat tangan gue. Kesan pertama yang gue liat dari pertemuan ini adalah.. Dia laki banget. Kalau secara fisik, dia tinggi, atletis, kayanya dia blasteran.

"Sita"

"Eh lo ngga ke lapangan?" kata Mas Ale ke Nabil.

"Gue baru dateng, nantian deh"

"Yaudah gue titip Sita dulu" titip titip udah kaya barang aja gue.

"Iya selo" sehabis itu gue duduk dikursi stadion, berdua sama Nabil.

"Hmm.. gue manggilnya apa nih? Mas atau Kakak?" Sita mencoba mencairkan suasana awal pertemuan yang agak kaku.

"Terserah Sita aja. Panggil Nabil doang juga ngga apa-apa bebas"

"Hehe.. yaudah disamain sama Mas Ale aja ya. Soalnya kata dia kalian seumuran"

"Iya boleh. btw, kamu masih sekolah?" ya ampun ini adalah temen pertamanya Mas Ale yang kalo ngomong pake aku kamu ke gue. biasanya temennya Mas Ale manggil sama gue mah nyet-nyetan.

"Ngga, aku udah kuliah" lalu hening diantara kita berdua. gue bingung mau ngomong yang bebas sama Mas Nabil. soalnya dia pendiam banget. gue jadi sungkan mau ngobrol santai sama  dia.

"Gue ngga asik ya diajak ngobrol?" waduh.. ini orang bisa baca pikiran gue apa ya? kok bisa tiba-tiba nanya kaya gitu.

"Ngga asik gimana?"

"Gue bukan tipe orang yang banyak ngomong Ta"

"Hmm.. Mas Nabil tipe shy guy gitu ya?" kata gue sambil tersenyum ke arahnya. dia mengangguk lalu ikut tersenyum.

Ada kesana lagi ke Nabil, dia menarik. Pembawaannya juga tenang. Pasti banyak banget deh perempuan-perempuan yang naksir sama dia.

"Oh iya, aku ngga pernah liat Mas Nabil main disini?"

"Iya diajak temen juga buat gabung ke sini. Baru tiga kali main bola disini bareng mereka. kamu sering kesini"

"Yah kalo itu mah jangan ditanya, setiap sabtu aku selalu ikut Mas Ale main bola, dipaksa soalnya sama dia" tanpa sadar aku sudah memanyunkan bibirku. Mas Nabil terkekeh melihatku.

"Mas Nabil masih kuliah juga kaya Mas Ale?"

"Iya lagi skripsi juga kaya Ale"

"Bil, maen" kata Revo salah satu teman Mas Ale.

"Oke" Nabil langsung memakai sepatunya dan berlari ke lapangan. Sita memperhatikan Nabil yang sedang menggiring bola ditengah lapangan.

"Sita!" teriak Gorda ditelinga Kiri gue.

"Kaget gue anjing" gue mentoyor kepalanya, ngga tau deh itu si Gorda dari kapan udah ada disebelah gue. Gorda seumuran sama gue, masih satu komplek juga. Tingkat kejailannya sama kaya Mas Ale. Malah gue sempat mikir kalo adiknya Mas Ale yang asli itu si Gorda bukannya gue.

"Lo dicariin tau"

"Sama?" jawab Sita malas.

"Yang Maha Kuasa"

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang