Sebelas

64 5 0
                                    

Haiii Readerkuuu...

Happy Reading!!! :))


Sesampai didepan rumah, Sita tidak beranjak sedikit pun dari dalam mobil Aryas. Masih ada rasa penasaran yang ia rasakan. Seperti ada yang disembunyikan Aryas darinya.

Aryas pun juga begitu. Belum ingin beranjak dari dalam mobilnya. Mungkin dia ingin menceritakan rahasia ini. Kejadian yang tidak ingin ia bahas lagi. Kejadian yang membuat Aryas benci dengan dirinya.

"Hmm... lo ngga mau masuk ke rumah?" tanya Aryas pada akhirnya.

"Lo bisa cerita kok Yas ke gue. Apapun. Termasuk soal Nabil" kata Sita sambil memundurkan kursinya menjadi posisi tiduran. Dia memiringkan badannya menghadap ke Aryas, dengan kedua tangan menjadi bantalan untuk kepalanya.

Aryas juga ikutan memundurkan kursinya dan memposisikan badannya sama seperti Sita.

Sejak tadi, setelah Aryas bilang kalau dia cemburu. Hubungan keduanya menjadi lebih dari kata hanya sekedar teman. Walaupun belum ada ungkapan cinta dari keduanya. Tapi apa masih penting ungkapan cinta di fase dewasa awal ini? Tindakan saja sudah cukupkan?

Sita menggenggam tangan Aryas. Dia sudah tidak ingin lagi menolak perasaannya sendiri. Sekarang dia sadar. Dia jatuh hati dengan Aryas. Dan Sita juga merasakan hal sama dari Aryas.

"Gue belum bisa cerita Ta" kata Aryas sambil mengelus rambut Sita.

Sita merasakan sedikit kecewa didalam hatinya. Apa Aryas belum bisa mempercayainya? Hmm.. tapi apapun alasannya Sita tidak boleh memaksakan Aryas. Hubungan mereka baru mulai ke arah yang lebih baik.

Sita mengangguk sambil menggit bibir bawahnya, lalu tersenyum ke Aryas. Aryas membalas senyum Sita dan mengecup kening Sita. Tidak ada penolakkan dari wanita itu. Kecupan Aryas semakin turun kearah hidung Sita dan mengecup hidung Sita. Sita hanya memejamkan matanya sambil tertawa kecil karena geli.

Mereka berdua saling bertatapan. Dengan posisi mereka sekarang yang sangat dekat ini. Ada kemungkinan untuk Aryas menciumnya. Selama Sita berpacaran dengan Rofe, mereka hanya sebatas bergandengan tangan, berpelukkan dan cipika-cipiki saja.

Jadi kalau sampai Aryas mendekatkan wajahnya sedikit lagi. Tidak bisa dipungkiri lagi Sita akan mendapatkan first kiss-nya ini. Dan benar saja, Aryas terus mendekatkan wajahnya ke arah Sita. Sita hanya bisa menutup mata. Bersiap menerima apapun yang terjadi selanjutnya.

Aryas pun merasakan debaran didadanya. Aryas benar-benar seperti mendapat dorongan dari dalam dirinya. Melihat Sita yang seperti menyetujui apa yang ingin Aryas lakukan. Semakin membuat Aryas memajukan wajah kearahnya. Dan debaran dadanya lebih cepat dari yang sebelumnya.

Wajah mereka pun sekarang sudah benar-benar sangat dekat. Sita bisa merasakan hembusan napas Aryas yang menerpa wajahnya. Begitu juga yang dirasakan Aryas.

Tok.. tok.. tok...

"Astagfirullah" kata Sita dan Aryas berbarengan. Mereka otomatis menjauhkan badan mereka masing-masing. Bahkan Aryas sampai kepentok. Mereka berdua menengok kearah kaca samping Sita. Rasa debar didada mereka bukan lagi diartikan sebagai rasa grogi, tapi sudah digantikan dengan rasa kaget.

Ternyata yang mengetuk tadi adalah Mas Ale. Dia membantu Sita membukakan pintu sambil nyengir menyebalkan. Aryas juga ikut turun dari mobilnya. Emang ya Mas Ale tuh kakak paling kampret. Asli ini masih berasa lemes banget karena kaget.

"Ihh.. kalian mau ngapain tuh barusan?" kata Mas Ale sambil nunjuk-nunjuk kearah kami.

"Apa sih lu Mas? Udah masukin sana motornya" kata Sita sambil mendorong kakaknya itu ke motornya.

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang