Delapan

65 1 2
                                    


Handphone Sita tiba-tiba menyala. Ada satu pesan dari Thomas. Aryas tidak tahu siapa Thomas. Tapi Aryas yakin kalo orang ini menyukai Sita. Terlihat dari bagaimana dia mengirim pesan chat untuk Sita.

Thomas Abrizan Sigra

Ta, tidurnya jangan malam-malam ya. Lo tadikan ngga sempet tidur dimobil gue. Good night

"Dih siapa sih nih cowok? Masa iya pacarnya Sita? Kayanya waktu itu dia bilang ngga punya gebetan atau pacar" Aryas menjadi sedikit jengkel dengan orang yang bernama Thomas itu.

"Eh, tapi ngapain gue kesel ya? Padahal inikan urusan Sita sama itu orang. Kenapa gue jadi ngurusin urusan orang gini sih?" Aryas menatap atap kamar Sita seraya berpikir dengan perasaannya sekarang.

Ngga mungkin dia suka sama Sita. Perasaan nyaman itukan bukan berarti kita suka atau cinta sama orang yang bersangkutankan? Ah, ngga tau ah bodo amat.

Sita keluar dari kamar mandi dengan kotak obat ditangannya. Sita duduk dikasur disamping Aryas.

"Bangun sini" kata Sita. Aryas langsung duduk menghadap Sita.

"Lo berantem sama siapa sih Yas?" tanya Sita sambil telaten mengolesi luka diwajah Aryas dengan obat merah.

"Sama orang"

"Gue juga tau, tapi siapa?"

"Emang kenapa? Khawatir ya?"

"Nanya doang, ngga usah kegeeran deh" kata Sita sambil menekan kapas dengan kasar di luka Aryas. Sontak Aryas berteriak pelan dan menahan tangan Sita. Tangan kecil Sita terselimuti tangan Aryas yang lebih besar dari tangannya.

Mereka saling berpandangan untuk beberapa detik, sampai akhirnya masing-masing tersadar karena ketukan pintu dikamar Sita. Itu suara Mas Ale.

"Sita? Dek, ada siapa didalam?" tanya Mas Ale dari luar pintu.

Aryas dan Sita saling berpandangan. Mereka berdua makin panik karena Mas Ale mengancam akan mendobrak pintu kamar Sita.

"Sebentar Mas" kata Sita.

"Didalam ada siapa Ta?" kata Mas Ale lagi.

"Lo cepet gih, keluar sana" kata Sita yang sudah mendorong Aryas ke arah jendela. Tapi Aryas malah berhenti mendadak.

"Kenapa?" tanya Sita. Sedangkan Mas Ale sudah mengetuk-ngetuk pintu dengan tidak sabar.

"Itu lo liat dikamar gue" kata Aryas sambil menarik Sita kesamping jendela. Ternyata dikamar Aryas sedang ada Sera yang sedang memakai komputer dikamar Aryas.

Posisi komputer Aryas menyampingi jendela. Jadi kalau dia kesana sekarang atau keluar jendela sekarang pasti Sera melihatnya, apalagi jendela kamar Aryas dalam kondisi terbuka.

"Sita! Mas dobrak ya kalo kamu ngga bukain" Mas Ale sudah benar-benar panik diluar sana.

"Yaudah lo ngumpet aja di.." Sita melihat kesekeliling kamarnya.

"Lo ngumpet dikamar mandi" lanjut Sita.

"Serius lo? Kalo kakak lo ke kamar mandi gimana?" Benar juga kata Aryas pasti Mas Ale melihat ke kamar mandi juga nih.

"Yaudah masuk lemari aja. Dia ngga bakal ngeliat ke lemari" bisik Sita. Aryas yang setuju langsung masuk ke dalam lemari Sita.

Merasa semuanya sudah aman, Sita membuka pintu kamarnya. Mas Ale memasang muka penasaran ke adiknya itu.

"Lama banget sih lo?"

"Lah, emang kenapa? Gue abis mandi tadi belum pake baju" Mas Ale masuk kedalam kamar Sita dan duduk dipinggir kasur.

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang