Empat

64 2 0
                                    

Aryas tadinya ingin mandi sore hari saja. Tapi ternyata Ada gangguan kecil. Akhirnya dia mandi juga dihari libur ini.

Aryas harus membuat Sita ngaku juga kalau bukan cuma dia aja yang salah karena menabrak Sita, tapi Sita juga harus mengaku kalau dia juga salah.

drrt.. drrt..

Layar handphone Aryas memunculkan nama Anggun disana. Aryas buru-buru mengangkat panggilan dari gebetannya itu.

"Halo Nggun?"

"Aryas dimana? Aku mau ke Mall nih, mau nemenin ngga?"

"Kapan? Sekarang?"

"Iya sekarang"

"Yaudah tunggu ya aku ganti baju dulu"

Aryas bergegas menuju motornya setelah berpakaian rapi. Ibunya masih berbincang dengan Ibu-Ibu tetangga lainnya didepan rumah.

"Loh, Abang mau kemana?" tanya Mamanya.

"Mau keluar sebentar, ketemu teman. Ngga sampai malam kok Ma" jawab Aryas sambil berpamitan dengan Ibunya. Dan saat dia ingin mengeluarkan motor sportnya. Sita keluar dari rumahnya dengan pakaian yang rapi juga.

"Oh kalian mau pergi bareng ya?"

Aryas dan Sita saling berpandangan. mereka menatap ilfil satu sama lain.

"Itu, sana Sita, bareng Aryas"

"Ngga usah tante, Sita bukan mau pergi sama Aryas kok"

"Iya Mah, aku ngga pergi sama dia" Ada lirikan tajam dari Aryas saat menyebutkan 'dia'.

"Ya terus kenapa? Kan bisa pergi bareng? Aryas sama Sita mau kemana memangnya?"

"Senayan" jawab kita berdua bersamaan. Ngga nyangka ternyata tujuan kita sama.

Tadi setelah selesai mandi handphone Sita bunyi, ada panggilan dari Lila yang mengajak jalan ke Senayan, biasa mau shopping lagi dia. Makanya Sita langsung buru-buru berpakaian dan berangkat. Tapi ngga disangka, dia bisa berbarengan dengan cowok nyebelin itu lagi. Mana tujuan mereka samaan lagi.

Karena terpaksa akhirnya mereka berangkat bersama, mereka udah malas kalo harus berdebat dengan Tante Zahra, pasti ada aja ucapannya yang bikin kita 'huh, yaudahlah emak-emak ngga bisa dilawan'

Sita berpegangan pada bahu Aryas.  Aryas sempat protes kenapa Sita pegangannya di bahu? Aryas berasa tukang ojek katanya. Tapi Sita malah bilang 'Mau banget sih lo dipeluk sama gue?'. Jawaban Sita membuat Aryas malas lagi untuk menyuruh Sita untuk berpegangan pada pinggangnya. 'Biarin aja jatoh sekalian tuh nenek lampir' batin Aryas.

Sampai di Senayan mereka berdua berpisah, bertemu dengan teman mereka masing-masing.

Lila sudah menunggu Sita di Starbucks. Lila juga sudah memesan minuman kesukaan Sita. Iced Hazelnut Latte.

"Sorry ya, lo nunggu lama ya?"

"Iya sampe lumutan gue. Lo abis darimana dulu emangnya?"

"Iya tadi gue berangkat bareng Ar..." aduh, kalo gue bilang kesini sama Aryas pasti Lila bakal ikut gue pulang nih nantinya. Dan ngga mau pulang buat ngepoin si tetangga.

"Sama Ar...?"

"Sama Ale maksudnya. Iya Mas Ale lama banget tadi nyetir motornya" kata gue bohong. padahal mah Mas Ale lagi ke Bandung sama temen-temen bolanya.

"Mas Ale? Ar? Are dong jadinya? Serius sama Mas Ale?" Lila memang pintar kalau melihat orang lagi bohong atau tidak dengannya.

"Iya Mas Ale, biasa mulut guekan kadang suka kepeleset kalo ngomong, btw, lo mau langsung jalan apa ngga nih?" Sita buru-buru mengalihkan pembicaraan. Jangan sampai di interogasi deh sama Lila.

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang