Sepuluh

53 4 0
                                    

Lila yang terpatung didepan pintu kamar Sita hanya bisa melihat temannya itu dengan seorang laki-laki yang masih tertidur disebelah temannya. Armand Yasah. Sulit untuk dipercaya. Artis idolanya sedang didalam kamar ini.

Lila memang sudah berfirasat ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya itu. Beberapa hari ini Sita jarang berkumpul dengannya. Selesai kuliah Sita akan selalu langsung pulang kerumah.

Selain karena mereka berdua hanya ada kelas malam hari ini. Lila juga ingin membuktikan kalau apa yang dia curigai itu benar. Jadi dia tidak berprasangka buruk lagi pada sahabatnya itu.

"La, gue bisa jelasin" Sita terlihat panik. Sedangkan Lila yang masih bingung hanya memandang ke arah Armand yang sedang mengulet karena mendengar suara orang mengobrol. Tapi dia tidak kunjung mau membuka matanya.

"Yas.. bangun dong" Sita menarik tangan Aryas agar duduk.

"Apa sih Ta. Masih ngantuk gue"

"Melek dulu makanya" Aryas mulai membuka matanya pelan. Sita memberi isyarat agar Aryas melihat ke arah pintu.

Mata Aryas langsung terbuka lebar setelah melihat seorang perempuan yang berdiri dengan senyum aneh diwajahnya.

"Eh? Hmm.. Hai.. siapa ya?" kata Aryas sambil bangun dari kasur.

"Gue temennya Sita. Lo bukannya Armand Yasah?" tanya Lila.

"Oh.. iya gue Armand Yasah" kata Aryas sambil mengulurkan tangannya ke Lila.

"Gue Lila. Kalian tidur bareng?"

"Ngga kok" kata Aryas dan Sita berbarengan. Mereka saling pandang. Sita mengisyaratkan Aryas agar cepat pulang.

"Hmm.. Ta, gue balik dulu ya" Aryas langsung buru-buru keluar dari kamar Sita. Meninggalkan yang punya kamar dengan sahabatnya itu.

Sita sudah pasrah sekarang. Lila pasti tidak akan memberi dia ampun untuk menjawab beribu pertanyaan darinya. Tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah tertangkap basah, bukan basah lagi, kuyup malahan.

Sita duduk kembali keatas kasurnya diikuti Lila yang ikut duduk ditempat Aryas tidur tadi. Lila hanya diam saja sambil melipat tangannya didepan dada, menunggu sahabatnya itu bercerita duluan.

"Maaf La. Bukannya gue pengen ngerahasiain dari kalian. Tapi ini situasinya bikin gue bingung. Gue dijodohin sama Aryas. Ayah sama Ibu sahabatan sama orang tuanya Aryas. Terus mereka ngejodohin gue gitu dari mereka masih pada pacaran dulu" kata Sita dengan nada menyesal dan bersalah.

"Aryas? Panggilan sayang lo ke dia kaya gitu?" kata Lila sambil tertawa.

"Ah resek lo. Gue kira lo bakal marah sama gue. Panggilan dari sana pokoknya" Sita sudah bisa merasa santai dan tidak tertekan lagi, karena dia mengira Lila akan marah besar karena merahasiakan ini dari mereka.

"Jadi? Kapan marriednya?" ejek Lila.

"Laaaa... please deh. Gue tuh ngga mau dijodohin kaya gini. Sumpah deh"

"Kenapa? Lo takut bikin Mona, Fanya sama gue kecewa karena lo dijodohin sama artis kesukaan kita? Makanya lo nutupin semuanya gitu?" Sita hanya mengangguk ragu.

"Ta, dengerin gue ya lo tuh lebay. Gue emang ngefans sama artis-artis tapi gue ngga pernah sampai kepikiran bisa nikah sama itu artis kali, terus langsung jadi fans fanatik yang sampai ngga ngebolehin itu artis punya pacar atau nikah kalau ngga sama gue. Ngga gitu kali Ta.

Terus kita tuh sahabat lo Ta, cerita soal masalah apapun bebas. Kalau sekarang lo lagi bingung gimana caranya buat ngebatalin acara jodoh-jodohan sama tetangga lo ini. Kita bisa kok bantuin lo. Tapi emangnya lo yakin ngga mau dijodohin sama Armand? Kalau gue sih mau banget Ta" kata Lila sambil nyengir setelah berbicara panjang lebar.

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang