Sembilan

53 2 1
                                    


Dua hari kemudian, tiba waktunya buat Mbak Khalda melaksanakan wedding ceremony. Mbak Khalda dan Mas Ferry mengusung tema Garden Party. Berlatar tempat hutan pinus di daerah Sentul, mereka berdua mengikrarkan janji suci mereka. Sita yang saat itu ditugaskan untuk membawa cincin sang kedua mempelai juga tidak luput dari rasa senang dan haru.

Malamnya, resepsi pun digelar. Tamu-tamu pun mulai berdatangan. Setiap tamu yang datang akan diantar dengan mobil golf, karena lokasi resepsi yang berada diatas lembah. Cukup rekomendit banget sih buat pasangan yang merencanakan pernikahan. Selain unik, tempatnya itu yang bikin terkesan romantis.

Tiba-tiba Sita merasa ada seseorang yang menyentuh bahunya. Sita sontak berbalik melihat siapa yang menyentuhnya.

"Hai Ta" kata Rofe.

"Hai.. kok lo ada disini?"

"Kok pertanyaannya sama sih? Gue juga mau nanya itu"

"Haha.. iya. Yang perempuan sepupu gue" Kata Sita sambil menunjuk ke arah sepupunya itu.

"Oh ya? Gue diajak kakak gue kesini. Kakak gue temennya Kak Ferry" Yaampun ini dunia apa lobang semut sih? Kecil banget. Mas Nabil kenal sama Aryas, Rofe kenal juga sama Mas Ferry. "Apa gue yang kurang jauh ya mainnya?" Batin Sita

"Oh gitu.. yaudah selamat menikmati acaranya" Sita ingin buru-buru meninggalkan tempatnya sekarang. Sita tidak ingin berlama-lama didekat Rofe.

Setelah berhasil lolos dari Rofe, Sita duduk sendiri di dekat pohon pinus yang dipenuhi dengan lampion-lampion kecil sambil menikmati pudding coklat yang dia ambil sebelumnya.

Sebenarnya Sita merasa lelah sekali hari ini. Selain membantu acara pernikahan sepupunya ini. Dia juga dipenuhi dengan tugas-tugas yang harus dia selesaikan dalam waktu seminggu ini. Dan juga acara kampus yang sangat padat. Lelah batin dan badan.

"Hai" sapa seseorang yang duduk disebelah Sita. Horor banget ini orang langsung muncul aja disebelah.

"Hai" kata Sita sambil menyunggingkan senyum.

"Lo tau guekan?" kata perempuan yang ada dihadapannya sekarang.

"Hmm.. maaf tapi siapa ya?"

"Hmm.. kenalin gue Anggun" kata perempuan itu mengulurkan tangannya yang langsing dan indah itu.

"Sita"

"Kita waktu itu pernah ketemu di Senayan" jelas perempuan itu.

Sita memang seperti pernah melihat perempuan ini tapi lupa dimana. Sita mulai merasa risih karena perempuan itu terus memperhatikannya seperti sedang membandingkan dengan dirinya.

"Oh ya? Maaf ya gue lupa"

"Gue waktu itu sama Aryas. Toko baju? Yang lo mau bawa kabur baju?" Oh.. Sita mulai ingat sekarang. Anggun ini yang waktu itu bersama Aryas. Oh.. jadi ini pacarnya Aryas. Apa dia ya yang ngga disetujuin sama tante Zahra ya?

"Hm.. iya baru ingat. Kesini sama siapa?" tanya Sita ramah. Karena inikan acara salah satu keluarganya, tidak mungkinkan dia menjawab jutek. Padahal dia sangat ingin melakukannya.

"Sama Aryas. Ok, gue to the point aja ya. Lo jangan deket-deket lagi deh sama Aryas. Ngga usah ngechat dia juga. Gue ngga suka"

Yaampun.. gue lagi dilabrak nih ceritanya? Ini orang ngga sadar apa ya Aryas kan nyebelin, tukang nyuruh, ogah juga gue deket-deket sama dia.

"Oh itu, santai aja kali. Lagian gue juga Cuma temenan sama Aryas"

"Hmm.. bagus deh kalau lo nyadar diri. Mulai sekarang lo ngga usah deket-deket Aryas lagi ok." dengan nada sombong dan tangan yang dilipat di depan dadanya Perempuan itu memperingatkan Sita sekali lagi.

When a Celebrity to be Your SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang