04. Picture of You

6K 614 186
                                    

Di multimedia, itu adalah Sense8, series bertema gay salah satu favorit gue. Walaupun, season duanya dipending atau bahkan di cancel. Sedih gue.

Beni Fabian Anval
Nama asli, David Ray.

Beni Fabian AnvalNama asli, David Ray

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prolog

Mulai chapter ini, kalian harus membiasakan diri peralihan pov secara mendadak tanpa harus gue kasih tahu. Gunanya gue memperkenalkan masing-masing karakter di tiga chapter kemarin adalah supaya kalian ngeh saat gue ganti pov mendadak. Jadi, tolong bacanya hati-hati ya, karena perubahan povnya gue nggak kasih aba-aba. Thanks, selamat membaca.

***

Aku memperhatikan Beni yang tengah memilih beberapa buku panduan mudah dalam berhitung. Well, dia akan memberikannya sebagai kado untuk adiknya. Beni akan pulang ke Palembang minggu depan dan dia berencana membelikan beberapa hadiah untuk adiknya. Aku menemani Beni karena malas berada di rumah. Tahu sendiri ayahku masih kurang menyukai keberadaanku. Dan menemani Beni juga bukanlah ide yang buruk. Setidaknya, dia sudah menunjukkan itikad baiknya untuk berubah. Namun, begitu aku memasuki Gamedia, kenangan bersama Jordan menyeruak begitu saja. Otakku seakan-akan melepaskan semua memori yang telah aku buat bersama Jordan, lalu menampilkannya dalam kilatan-kilatan bagus seperti film.

Seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya. Senyum cemerlangnya masih aku ingat betul. Masih segar. Suara dalam dan seraknya.

Atau saat Jordan dengan berbaik hati menemaniku memilih novel remaja sementara dia akan asik tenggelam dalam bagian komik. Atau ketika Jordan malu-malu ingin membeli komik bergenre gadis remaja dan aku yang membawanya ke kasir. Ya Tuhan, Joe, aku kangen kamu.

Tapi sudah tidak mungkin bukan, untuk aku mengatakan kepada Jordan bahwa aku rindu. Dan tololnya kemarin malam aku mengumumkan kepadanya dengan bangga bahwa aku telah kembali kedalam pelukan Beni. Aku memang berkawan dengan Beni kembali, namun menjalin asmara dengannya lagi? Aku tidak sebodoh itu. Aku melakukannya karena cemburu. Cemburu ada Haris disana, cemburu karena Haris tentu saja bisa menjadi top, menjadi lebih dewasa, lebih bisa mengimbangi Jordan, ketimbang aku.

"Bar, yang ini cocok nggak buat anak kelas dua SMP?" Ha? Aku mengembalikan otakku ke dunia nyata, lalu memaksa mataku untuk melihat buku yang sedang dipegang oleh Beni.

"Terlalu gampang Ben, cari yang lain dulu coba." Beni menimbang-nimbang sebentar, lalu mengembalikan buku tadi kedalam rak. "Ben, aku ke bagian komik dulu ya, ada yang mau aku cari." Beni mengangguk. Aku melangkahkan kakiku, menyusuri deretan komik bersampul topi jerami dan krunya. Benar, aku sedang menyiksa diriku sendiri. Aku memang menyukai One Piece namun Jordan lebih menggilainya. Dan disinilah aku, melihat-lihat volume terakhir yang berhasil aku dan Jordan beli bersama. Seandainya aku tidak marah kepada Jordan waktu itu hanya karena Beni, mungkin Jordan masih disini, masih akan menemaniku membeli komik, membeli novel remaja, mengantar-jemput aku kerja. Tapi aku bodoh bukan, menyesal pun sekarang aku terlambat karena Jordan sudah jatuh ke pelukan Haris.

AMOR MANET (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang