Seorang gadis berlari kencang. Matanya sesekali melirik jam tangan pinknya.
'Ck! Telat 30 menit', umpatnya dalam hati.
TIN! TIN! TIN!
Belasan bahkan puluhan kendaraan menusukkan klakson padanya, namun ia tak peduli. Tujuannya kali ini adalah satu. Gerbang merah besar yang ada beberapa meter di depannya.
Kaki jenjangnya masih melangkah dengan berani. Menapaki terjalnya jalan yang ia lalui.
Nyalinya sempat menciut ketika melihat pintu tersebut tertutup. Ini sudah ke sekian kalinya ia terlambat, tak mungkin ada ampun lagi untuknya.
Netra emerlandnya berbinar menatap pintu merah tersebut terbuka kecil.
Ia mempercepat laju larinya memfokuskan seluruh kekuatan pada kakinya untuk memasuki gerbang yang kokoh tersebut.
BRUK!
Ia merasakan sakit yang amat sangat di tubuh bagian depannya. Sepertinya ada beberapa goresan di tangan dan kakinya.
Ia merasa menabrak sesuatu yang sangat keras dan kuat.
'Apa pintu gerbang itu tertutup saat aku berlari?', pikirnya polos.
Matanya mengerjap ketika beradu pada warna hitam kelam. Memperhatikan lebih lanjut dan sadar berada di atas kap sebuah mobil.
Seorang wanita menjerit meneriakinya. Yah, siapa yang tak mengenal wanita itu?
Namanya Shizune Sensei. Guru Bahasa Indonesia centil yang sangat ganjen pada laki-laki. Terlalu malas untuk mengingat seluruh tingkah sok centilnya yang menyebalkan.
"Ck! Jauhkan kecoa ini dari mobilku!", seruan tegas dengan nada rendah membuatnya terhenyuk.
'Siapa laki-laki ini berani-beraninya memanggilnya kecoa?!', pikirnya.
Melompat turun dari kap mobil tersebut sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya. Harga diri adalah hal yang sangat penting untuknya tak mungkin ia membiarkan harga dirinya terinjak seperti ini.
'Dan apa-apaan orang ini. Sok tampan sekali. Rambutnya bahkan mirip dengan ayam betina!', umpatnya murka di dalam hati.
"Hei siluman ayam! Sok ganteng sekali! Menjijikkan! Kau pikir kau siapa ha?!", cerocosnya murka dengan tangan terlipat di dada.
"Huft", tawa kecil menggelitik terlontar dari mulut sang lelaki membuat geram gadis berambut merah jambu tersebut.
"Hei. Apa yang lucu?! Kau menertawakan ku ya?! Mau ku hantam wajah mu ayam!", emosinya meluap mendidih menahan amarah.
Tawa si laki-laki terhenti tergantikan dengan wajah datar yang merupakan ciri khasnya, "Memangnya kau siapa gadis kecil?".
"Aku Sakura Haruno! Siswi berprestasi yang selalu menyumbang piala ke sekolah ini! Jangan macam-macam ya!", senyum puas menghiasi wajahnya merasa berada di atas angin.
Senyum kecil terukir di wajah si lelaki. 'Menarik', pikirnya.
"Kalau begitu kenalkan. Aku Uchiha Sasuke. Pemilik sekolah ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr,
General Fiction[18+] Sakura adalah seorang siswi beasiswa di sekolah paling bergengsi. Hidupnya aman-aman saja sebelum akhirnya ia memiliki masalah dengan pemilik sekolah tempatnya menimba ilmu. Seorang pria jomblo berusia 39 tahun yang sayangnya masih sangat tamp...