Mr. Mad 3

8K 279 19
                                    

Hai minna! Maafkan author bobrok tak berpengalaman yang telah menelantarkan cerita ini🙏
#gamparcangkul

Grey lagi sedikit sibuk nih dengan kerjaan di tempat baru, ternyata tak seindah yang ku bayangkan😢
#alesanbusuk

Mulai sekarang Grey akan lebih rajin untuk update kok. Jadi maafkanlah kesalahan Grey yg sebelum"nya😘
#PHPdih

Enjoy this story everybody. See ya in next chapter🎉

---------------------

"Kau tinggal di apartemen bobrok, jaraknya cukup jauh." Ujar Sasuke datar sembari memeriksa file dalam genggamannya.

Sakura menoleh pada Sasuke, tidak yakin kalimat apa yang akan mengiringi ucapan sang pemilik sekolah.

"Tinggallah di apartemenku." Tak ada nada ajakan yang ramah, hanya suara datar mengiringi kalimat yang Sasuke ucapkan.

Sakura terdiam. Tinggal bersama?

TUNGGU!

Ia mengajakku tinggal bersama?!

Rona merah mengembang di kedua pipi Sakura. Kepalanya tertunduk memberikan kesan malu-malu. "Maaf, aku belum siap untuk ini."

Sasuke menangkap gelagat aneh Sakura curiga. Apa yang salah?

"Kau jangan salah paham. Bersih-bersih dan memasak, kau juga harus mencuci. Aku akan membeli bahan makanan dan kau dapat tempat tinggal gratis." Ucap Sasuke acuh tak acuh.

Sakura menggeram rendah. Ia ingin sekali menghajar Sasuke dan mencabuti seluruh bulu kepalanya hingga licin seperti pantat kalkun. DASAR KAU UCHIHA BRENGSEK!!

Geraman Sakura menarik perhatian Sasuke, ia menoleh. Kemudian mendapati seorang Sakura sedang tertunduk geram dengan wajah memerah. Mungkin ia malu?

Apa ia berharap lebih padaku? Seringai Sasuke membengkok menyuarakan bendera kemenangannya.

"Kau pikir apartemenmu cukup layak? Mengajak seorang perempuan tinggal bersama, bukankah itu tanggung jawab besar? Kau pikir dirimu siapa?" Senyum Sakura membengkok bangga. Kau pikir dirimu siapa ha? Jangan remehkan seorang Haruno Sakura.

Seringai Sasuke terpaut samar. Kau telah menggali lubangmu sendiri gadis kecil.

"Kalau begitu, ikut aku." Sasuke bangkit, berjalan ke pintu berwarna biru donker di sudut ruangan. Memasukinya tanpa menunggu Sakura.

Sakura bergegas mengikuti Sasuke. Berbeda dengan lorong sebelumnya yang tampak indah dengan lampu terang dihiasi lukisan ternama, lorong ini begitu suram dengan cat dinding hitam dan marmer abu-abu. Penerangannya pun sangat temaram dengan lampu remang-remang.

Sakura hanya berjalan diam sedikit takut. Lorong kali ini cukup panjang dengan beberapa anak tangga.

Di ujung lorong Sasuke terlihat memasuki sebuah pintu. Sakura memasuki pintu tersebut.

"Silau!" Seru Sakura. Penerangan remang sebelumnya membuat matanya sakit ketika memasuki ruangan dengan cahaya terang benderang.

Sakura menyorot ruangan abu-abu terang yang tampak asing di matanya. Sasuke duduk di sofa besar berwarna hitam. Menyorot tajam sedikit mengejek. Sakura tak dapat bergerak, mematung di ujung pintu. Matanya membelalak lebar.

Sebuah apartemen dengan interior yang tidak murah ada di depan matanya. Sofa hitam besar berjejer rapi membentuk ruang tamu dengan permadani putih dan marmer abu-abu.

Sebuah televisi besar menghadap ke sofa menjadi penyekat antara ruang tamu dan dapur. Dari ujung pintu terlihat mini bar cantik yang memiliki akses langsung ke arah dapur.

"Bagaimana nona?" Sasuke menyeringai tipis.

"Aku tidak mau." Ucap Sakura tegas.

"Kalau begitu... Mulai besok beasiswamu di cabut."

Dear Mr,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang