The Greatest Day Ever 2

10.6K 354 8
                                    

Sakura menatap seorang pemuda aneh yang kini terbaring di ruang UKS. Ayolah itu hanya sebuah tubrukan kecil, meski nyeri di pantanya belum hilang. Sakura yakin 100% tubrukan itu tak akan membuat seorang terbaring dalam keadaan serius, tapi ini MIMISAN?!

Yang benar saja! Sakura ingin mengelak tapi yah ini kesalahannya karna menabrak makhluk merah aneh itu, jadi mungkin ia dapat bertindak sedikit bertanggung jawab(?).

Gumpalan merah itu bergerak. Gesekan kecil yang tentunya tak luput dari pandangan Sakura. Ia bangkit dari bangku tempat ia duduk, menatap khawatir makhluk merah.

Mata itu terbuka, menyorot lemah. Pandangan iris emerland bersibobrok dengan jade yang indah meneduhkan. 'Cantik', pikir si pemilik iris jade terperosok dalam lautan emerland.

Sakura khawatir. Ia sangat khawatir. Melihat makhluk merah itu menatapnya seperti orang bodoh menambah buruk suasana hatinya. Sementara si jade menikmati pemandangan indah yang tersuguh di hadapannya, Sakura terlihat seperti seorang ibu menatap anaknya yang terluka.

"Kau sudah tidak apa-apa?", Sakura berinisiatif untuk memcah keheningan. Menjadi lebih rendah hati mungkin tidak masalah mengingat ia merupakan pelaku dari insiden ini.

"Aku baik", senyum manis dan meneduhkan dari stranger ini berhasil membuat Sakura memerah.

"Aku Gaara. Sabaku no Gara", sambung orang itu sambil mengakui namanya.

Sakura merasa pernah mendengar keluarga Sabaku, tapi di mana? Sial! Ia tak bisa mengingatnya.

"Sabaku-san....",

"Cukup Gaara saja", senyum itu lagi! Sakura pasti sudah meleleh kali ini.

"Kau tidak memperkenalkan diri?", sambungnya. Ini jelas bukan pernyataan. Ini bentuk sindiran halus untuknya. Sial! Bagaimana bisa ia terlihat sangat bodoh!

"Aku Haruno Sakura, salam kenal Sabaku-maksudku Gaara-san", Sakura mencoba tersenyum merasa bersalah pada Gaara.

Sepertinya ini memberikan efek yang berbeda pada Gaara. Sakura terlihat sangat ramah walaupun sedikit gugup dan ragu-ragu. Seperti ada cahaya di sekitar tempat ia berdiri yang membuatnya tampak sangat cantik. Bagaikan malaikat yang turun dari langit.

Gaara terpesona. Ia belum pernah melihat wanita secantik sakura. Ia tampak polos dan mempesona. Sangat cantik. Bagaikan ada ribuan kupu-kupu di sekitar perutnya dan perasaannya menjadi sangat ringan diiringi dengan terpakunya pandangannya pada sebuah objek, Sakura Haruno yang tersenyum kikuk.

"Gaara-san apa kau baik-baik saja?", wajah itu terlihat khawatir dan tentu saja Gaara menyadarinya. Mungkin ia terlalu lama mengagumi keindahan seorang Sakura.

"Aku baik", jawabnya kalem tanpa mengetahui betapa tertekannya Sakura saat ini. Di pagi hari ia meneriaki sang pemilik sekolah, kemudian menabarak seseorang hingga ia pingsan dan sekarang orang tersebut tak henti-hentinya menatap bodoh ke arahnya.

Sakura takut dengan tumpukan masalah yang di buatnya hari ini akan menyebabkan bea siswanya di cabut oleh si arogan Uchiha. Lalu apa yang harus ia lakukan bila itu terjadi? Pulang kerumah dan mengatakan yang sejujurnya? Ibunya akan membuatnya menikah hari itu juga untuk menutupi aib bahwa bea siswanya di cabut.

"Sepertinya kelas sudah di mulai sejak tadi Gaara-san. Bagaimana kalau kita ke kelas. Aku akan mengantarmu ke kelas mu", fucking ass holes kenapa Sakura berbicara sopan dengan tergagap begini. Huft, ini menyebalkan dan Sakura pasti berpikir begitu juga.

Oh suaranya manis sekali Gaara benar-benar menyukai gadis ini. "Kalau begitu antarkan aku ke ruang guru Sakura", senyum lembut menghiasi wajahnya.

Skak mat!

'Dia akan melaporkan ku', pikir Sakura melemas dan dengan pasrah menyetujui keinginan Gaara.

Mereka berjalan dalam diam dan sangat canggung. Melewati beberapa koridor dan anak tangga. Gaara nampaknya menikmati perjalanan singkatnya bersama Sakura. Mereka sampai di ruang guru.

Sakura nampak bertanggung jawab dengan menemani setiap langkah Gaara menuju ruang kematiannya saat ini. Sakura seperti seorang pemuda bertanggung jawab yang menghamili anak gadis. Ia nampak sangat percaya diri.

Gaara masuk dengan ditemani Sakura ke ruang guru. Hari ini pelajaran Kakashi Sensei, jadi sedikit terlambat mungkin tidak masalah.

"Sabaku no Gaara, pindahan dari Suna bukan? Bagaimana kabar ayahmu? Dia tampan sekali", ucap Shizune Sensei dengan centil tentunya yang hanya di tanggapi Gaara dengan senyuman kecil.

Aneh, ini sangat aneh itu lah yang ada di pikiran Sakura. Shizune Sensei hanya akan bersikap semanis itu pada orang yang menarik perhatiannya.

Dan orang yang dapat menarik perhatiannya haruslah seorang yang berkelas dan terhormat, tentunya orang-orang yang beruntung dengan dompet gemuk. Siapa sebenarnya Sabaku no Gaara?

------------------------------------
Hi! Ketemu lagi deh sama author alay di chapter 3 🎉🎉🎉
Kali ini author mau minta saran. Apa alur cerita ini terlalu lambat atau gimana soalnya ku mulai merasa ada yang salah dengan cerita ini :V
Author minta kritik & saran ya, see you next chappy😗

Dear Mr,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang