Authors notes:
Hello everybody! Saya hanya ingin menyampaikan tulisan yang di Italic adalah isi pikiran dari character.
Enjoy the story guys^^
-----Sakura terbaring di kasurnya. Hari ini sangat melelahkan.
Uchiha Sasuke? Benarkah ia pemilik sekolah? Hal itu terus menghantui pikiran Sakura. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya.
Bangkit dari kasurnya dan melompat menuju kitchen di flat kecilnya. Memeriksa kulkas dan memutuskan saat itu juga nasi goreng akan menjadi menu makan malamnya.
Mungkin Sakura akan membuat Jus Strawberry, itu akan memperbaiki moodnya.
oOo
Sasuke nampak menikmati minumannya. Dentuman musik menjadi irama para adam dan hawa untuk menggerakkan badannya.
Seorang wanita datang menghampirinya. Menggesekkan kedua buah dadanya berharap Sasuke akan menyambut ajakan tersebut. Sasuke meliriknya sinis dan wanita itu sadar untuk segera pergi.
Minuman di tangan kanannya bergemericik memadukan es batu dan dinding kaca gelas berisi whiskey. Sasuke meneguknya cepat.
Menatap lantai dansa, Sasuke nampak tak sabaran. Melirik jamnya dan menatap ke pintu masuk. Sasuke tak setenang biasanya.
Sakura Haruno masuk ke dalam pikirannya. Bocah kecil itu berhasil mengusik pertahanan seorang Sasuke.
Rambut sebahu.
Raut sinisnya.
Pink. Oh manis sekali.
Shit! Look at that man! Something hard down there! Adik kecil Sasuke terbagun dan itu membuatnya meluncurkan decakan sebal.
Ck! Bagaimana bisa aku tertarik pada bocah SMA?!
Sasuke nampak frustasi hingga menarik helaian biru donker indah yang menghiasi kepalanya. Dan pikirannya mulai merajalela.
Pikirkan dada kecilnya, itu tidak memuaskan. Ayolah Sasuke ini terlalu rasis.
Rambutnya terlalu pendek untuk di belai. Cukup mudah untuk dijangkau bukan?
Senyumnya terlalu lebar. Hei! Ia nampak cantik seperti itu.
Dan tatapan sinisnya.
Oh shit! Ini tidak membantu. Lihat apa yang terjadi! Gundukan itu tampak lebih besar dari sebelumnya. Poor Sasuke.
"Oi Teme!" Suara nyaring terdengar di telinga Sasuke. Ia memilih untuk tidak menggubrisnya.
Tak lama kemudian rangkulan menyambut bahunya dan nafas berat refleks Sasuke hembuskan.
"Aku tak tau kau akan pergi ke club Teme! Apa kau ingin bertemu dengannya?" Kini terlihat jelas seorang pemuda tampan berkulit tan dengan rambut kuning jabrik dan senyuman lebarnya yang hangat dilengkapi dengan setelan jas mahal. Shit! They're so hot!
Hei, ada nametag di bajunya! Uzumaki Naruto, pewaris tunggal Uzumaki Corp perusahaan otomotif terbesar di Jepang.
"Bukan urusanmu dobe." Sasuke menjawab anteng sambil menenggak minumannya hingga habis dan mengisinya dengan yang baru.
"Hei Teme kau lebih baik move on. Aku tak tahan melihat hubungan kalian berdua. Kau tau aku peduli padamu." Menuliskan pesanannya kemudian memberikannya pada waitress di iringi dengan kedipan sebelah mata dan senyum lebar yang membuat wajah si waitress memerah.
"Kau menjijikkan naruto. I'm straight." Ujar Sasuke datar menenggak kembali minumannya.
"Hei! Kau tau apa yang kumaksud Sasuke dan aku 100% waras. Kau selalu tak percaya padaku. Kau tau Sasuke, ia milik Sasori dan aku yakin mereka akan segera menikah." Naruto memutar matanya. Melihat sang waitress datang membawa minumannya. Mengambilnya lembut disertai senyuman hangat membuat sang waitress nampak tersipu sebelum melongos pergi atas tatapan tajam Sasuke.
"Kau bukan bocah lagi. Aku kasihan pada Hinata." Ungkap Sasuke datar setelah sang waitress pergi. Menenggak kembali minumannya.
"Kau tau Sasuke? Aku memang brengsek, tapi kau akan selalu kalah dariku." Menyeringai bangga. Menyombongkan gigi putih rapinya yang tampak berkilat dalam remangnya pencahayaan.
Sasuke mengerinyit risih. Tak terima heh Sasuke?
Tentu saja! Adakah Uchiha yang mau menerima kekalahan? Refleks menolehkan kepalanya kepada Naruto menunggu kelanjutan ucapan si jabrik.
"Menikahlah. Kau tidak muda lagi." Senyum lebar menghiasi wajahnya tangannya terangkat mendekatkan cincin emas putih bertahta berlian ke mulutnya, menciumnya. Itu senyuman puas seorang Naruto, sayangnya itu tampak menyebalkan untuk Sasuke.
Sasuke memalingkan wajah dan Naruto sadar benar akan kekesalan Sasuke hanya terbahak. Menenggak minuman sebanyak-banyaknya, Sasuke kembali memesan 2 botol wine yang terbungkus dalam carton bag.
Menyeringai licik, bangkit dari duduknya Sasuke menepuk pundak Naruto. "Traktir aku suami." Melongos pergi meninggalkan Naruto di meja bar.
Naruto asik menenggak minumannya hanya mengangguk. "Ingatlah untuk menikah teme!" Serunya cuek menikmati minuman, tak menyadari seringai lebar Sasuke dalam diam.
Naruto melirik jam tangannya.
22.45
Hinata pasti sudah menunggu. Naruto tersenyum kecil. Mengangkat tangannya di udara, memberi tanda untuk meminta bill.
Waitress tadi kembali datang dan memberikannya bill. Matanya menyusuri bill dan melotot melihat jumlah tagihannya. APA-APAAN INI?!
$1,493
Naruto menggeram ia tampak sangat kesal. Menyerahkan uang cash sejumlah $1,600. Sang waitress melongos pergi meninggalkannya kemudian kembali dengan $107.
"Ini tuan kembalian anda." Diiringi dengan gerakan menyodorkan uang itu kepada Naruto.
"Aku punya ide. Hmm, siapa namamu?" Pertanyaan Naruto terlontar, tangannya mulai mengelus elus payudara sang waitress.
"A-aku Shion tuan." Shion menjawab gugup.
Naruto menyeringai. Ini akan menyenangkan.
"Shion." Naruto meremas payudara Shion kencang.
"Khhh ahh tuan." Shion mendesah. Naruto mengangkat Shion ke atas meja. Masih meremas dadanya. Shion terbaring di atas meja menahan nikmat sentuhan Naruto.
"Bagaimana jika kau simpan saja kembalian itu, tapi biarkan aku bermain di bawah sana?" Naruto menyeringai kemudian menghentikan sentuhannya.
Shion tersipu. Ini sangat memalukan. Tapi ia butuh uang. Ia juga sangat menyukai sentuhan Tuan Uzumaki ini *liat nametag gess*. Shion hanya mengangguk kecil dengan kepala tertunduk.
Naruto menyeringai. Gadis ini masuk perangkapnya. "Nikmati ini sayang."
oOo
Sasuke melangkahkan kakinya keluar dari club. Seringai masih menghiasi wajahnya.
Si bodoh itu akan menelan ucapannya. Oh Sasuke itu sungguh pikiran yang sangat jahat.
Aroma ini. Harum menyeruak dalam indra Sasuke. Aroma yang sangat ia kenal dan sangat di rindukannya. Aroma manis karamel dengan sedikit aksen alcoholic.
Sasuke mencari. Mempertajam penglihatannya dalam gemerlapnya cahaya. Berusaha mencari dan mencari. Ini adalah kesempatan emas. Ia harus menemukan wanita itu.
Dan disanalah dia. Wanita cantik berambut merah. Kaca mata merahnya. Kulit putih pucatnya bersinar di bawah terpaan gemerlap cahaya warna warni.
"Karin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr,
General Fiction[18+] Sakura adalah seorang siswi beasiswa di sekolah paling bergengsi. Hidupnya aman-aman saja sebelum akhirnya ia memiliki masalah dengan pemilik sekolah tempatnya menimba ilmu. Seorang pria jomblo berusia 39 tahun yang sayangnya masih sangat tamp...