Maafkan daku yang lama tidak update. Benar-benar banyak urusan kemarin. Dan semoga cerita ini bisa aku lanjutkan semampuku.
Idenya juga sempet ketelen bumi sebenernya sampai sekarang, cuma lagi ada niatan nulis nih. Semoga besok-- ketika update lagi, idenya semakin lancar dan semoga cepat juga.
Gimana kesannya sampai sejauh ini? Terlalu biasa ya jadinya cerita ini? Atau tambah kurang asik? Atau gimana? Komen dong setelah baca cerita di bab ini yak. Tag di kalimat ini juga nggak apa-apa. Oke? Oke dong! 😆😂
Happy Reading 😘
***
Setelah menyelesaikan santapan pagi, para murid Nobility's School diberi waktu istirahat selama satu jam. Waktu itu di pergunakan oleh Carlos untuk membawa Jack menemui adiknya--seperti yang telah dia janjikan kepada teman sekamarnya itu sebelumnya. Dia langsung mengajak Jack berjalan mengikutinya. Jack dalam diam mengikuti Carlos dari belakang, sampai mereka tiba di perpustakaan sekolah.
"Untuk apa kita ke sini?" tanya Jack, heran.
"Sst, jangan sampai kita ketahuan." bisik Carlos, sembari melirik ke kiri dan ke kanan-- memastikan perpustakaan aman dan tidak ada saksi mata yang akan menangkap mereka. "Aman," lapornya.
Jack memutar bola mata, jengah. Tapi, demi bertemu dengan Kyna, dia kembali mengikuti Carlos yang mengendap-ngendap masuk ke dalam perpustakaan seraya menggoyangkan jari telunjuknya kepada Jack, agar terus mengikutinya. Mereka akhirnya sampai ke rak paling belakang perpustakaan dan berhenti tepat di depan pintu.
"Ini pintu apa?" tanya Jack.
"Nah, ini jalan rahasianya," ucapnya, semangat.
Jack mengernyit. "Jalan rahasia?"
"Iya. Jalan rahasia untuk bertemu dengan adikmu," jawab Carlos. "Kita bisa masuk lewat dari sini. Tidak perlu naik kereta kuda dengan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan."
"Tapi kita bisa ketahuan, Carlos," ucap Jack, datar. "Aku tidak mau kita jadi kena hukuman."
"Kau ini ternyata lord yang sangat penakut ya?" tanya Carlos, seraya menaikkan sebelah alisnya. "Ayolah, Jack. Jika ketahuan pun, kepala kita tidak akan di penggal. Lagipula, kau memangnya tidak mau bertemu dengan adikmu?"
"Tapi, bukan begini caranya."
"Lalu? Kau ingin cara yang seperti apa? Meminta ijin Miss Naya yang galak itu?"
Jack menghela napas.
"Aku juga tidak mau jika kau terus mengganggu pemandanganku karena kegelisahanmu! Ayo cepat, kita tidak punya waktu banyak!"
Mau tidak mau, Jack mengikuti Carlos menyelusup melewati pintu yang Carlos katakan-- pintu yang menghubungkan antara bangunan sekolah laki-laki dan perempuan. Cukup memastikan Kyna baik-baik saja, lalu dia akan segera kembali.
Memasuki pintu itu, ruangan yang sangat gelap mereka temui. Pintu itu seolah dilingkupi oleh sihir-- yang walaupun tampak gelap, tapi mereka dapat berjalan mengikuti arus di mana tampak sebuah pintu lain menanti di depan mereka.
"Tunggu sebentar," Jack menghentikan langkahnya, sehingga Carlos ikut berhenti dan berbalik menatapnya.
"Ada apa?" tanya Carlos, mengernyit tak paham. Tak bisakah temannya ini bertanya setelah mereka menyelesaikan misi kegelisahan ini?
"Ini pintu apa?" tanya Jack.
"Ini pintu yang menghubungkan antara perpustakaan Barat dan Timur," jawab Carlos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinginnya Sang Hati Series 2
Historical FictionPada abad ke-18 atau disebut zaman pencerahan, perbedaan kedudukan sosial antara pria dan wanita masih juga terasa, sementara perbedaan antara kulit putih dan kulit hitam, masih ada, tetapi tidak terlalu mencolok. James dan Kiana berhasil mend...