Belajar menunggangi kuda yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah cara menaiki kuda. Dulu, saat pertama kali Kyna belajar naik kuda dengan ayahnya ketika dia berusia tiga belas tahun. Saat itu tinggi badannya tidak seperti saat ini—tak seperti Jack yang mempunyai postur tubuh yang tinggi dan tegap seperti ayahnya, sehingga untuk menaiki kuda saja butuh latihan berminggu-minggu untuk dapat menguasainya.
"Baiklah, My Lady, kita akan mencoba tahap pertama yaitu menaiki kuda. Untuk tahap ini, Anda tidak boleh ragu-ragu dan harus yakin bahwa Anda bisa menaiki kuda ini tanpa menyakitinya," jelas Abey, yang dibalas Kyna dengan anggukan.
Kyna tetap mendengarkannya, meskipun sebenarnya dia sudah tahu mengenai hal dasar itu. Bukan karena dia tak bisa jujur, tapi dia akan berusaha agar pelatihnya yang mengajarinya saat ini tidak merasa kecewa.
"Aku janji tidak akan ragu-ragu, Miss," jawabnya.
Abey tersenyum. "Anda bisa memulainya dari sisi kiri, My Lady, karena rata-rata kekuatan pijakan seseorang ada di sebelah kanan. Bagaimana dengan Anda? Kaki yang mana yang memiliki kekuatan lebih kuat, My Lady?"
"Aku akan memulainya dari sisi kiri seperti kebanyakan orang lainnya, Miss," jawabnya, dan dibalas anggukan oleh Abey.
Kyna mengambil posisinya, dan sudah bersiap untuk naik ke atas kuda. Dengan sigap, ketika Kyna sudah akan melancarkan aksinya, Abey memposisikan diri tepat di belakangnya. Namun pada kenyataannya, Kyna berhasil menaiki kuda itu sendiri tanpa bantuannya, dan Abey berhasil terperangah sejenak.
"Apakah Anda sudah pernah belajar menaiki kuda, My Lady?" tanya Abey, curiga.
Kyna baru menyadari bahwa dia melakukannya secara spontan. Lady muda itu tersenyum kecil, merasa tak enak. "Maafkan aku, Miss. Sesungguhnya, aku sudah bisa menaiki kuda dan menungganginya."
"Jadi, apa yang aku katakan tadi, tidak berarti apa-apa untuk Anda, My Lady" kata Abey, dengan nada kecewa.
"Tidak, bukan itu tujuanku tak memberitahumu, Miss," sanggah Kyna penuh penyesalan. "Maafkan aku, karena aku tak memberitahukannya sejak awal, karena aku tidak mau menjadikan pekerjaanmu sia-sia, Miss. Aku menghormati Anda sebagai pelatihku, dan aku ingin menghargai Anda dengan tidak memberitahunya."
"Tapi, tak memberitahu sama saja dengan kebohongan yang akan menyakiti seseorang, My Lady. Seandainya Anda memberitahuku sejak awal, aku pasti tidak akan kecewa dengan Anda," jawab Abey.
"Maafkan aku, Miss," kata Kyna, penuh kekhawatiran. Bagaimana jika Abey tidak mau memaafkannya? "Aku berjanji tidak akan berbohong lagi, walaupun itu demi kebaikan yang mungkin memang tidak berarti, karena meski itu demi kebaikan, kebohongan akan tetap menjadi kebohongan, dan itu akan melukai siapapun yang menjadi target kebohonganku. Jadi, apakah Anda mau memaafkanku dan melatihku lagi? Aku masih membutuhkan bantuan Anda, Miss," tanya Kyna.
"Seorang Lady tidak sepantasnya meminta maaf dan menyesal, My Lady," ucap Abey. "Tentu saja aku akan tetap melatih Anda, karena itulah tugasku sebagai guru, My Lady."
"Kenapa aku tidak sepantasnya meminta maaf, Miss. Sudah selayaknya aku meminta maaf jika aku melakukan kesalahan. Apa yang salah dengan itu?" tanya Kyna, mulai mengutarakan argumennya.
"Karena Anda adalah seorang Lady."
"Aku tak mengerti, Miss. Sampai saat ini aku mengerti bahwa perbedaan derajat keluarga bangsawan dan masyarakat sangatlah jauh. Juga derajat seorang pria dan wanita bahkan masih terasa sampai saat ini, karena aku juga mulai merasakannya, bahwa perbedaan itu ada di dalam sekolah ini. Tapi kita itu semua sama. Kita sama-sama mempunyai anggota tubuh yang lengkap, sama-sama memakan jenis makanan yang sama, sama-sama bernapas, dan sama-sama belajar dan bekerja. Lalu, apa yang membedakan hal itu? Jadi untuk hal kecil seperti meminta maaf, apa ada yang salah? Jika memang melakukan kesalahan, kenapa tidak perlu menyesal dan segera meminta maaf? Sampai kapan bangsawan akan mengerti kerendahan hati, jika kehidupan sosial mereka sama sekali tak ada perasaan. Sampai kapan pria dan wanita bisa setara jika tak ada yang mencoba memperjuangkannya?" Kyna bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinginnya Sang Hati Series 2
Historical FictionPada abad ke-18 atau disebut zaman pencerahan, perbedaan kedudukan sosial antara pria dan wanita masih juga terasa, sementara perbedaan antara kulit putih dan kulit hitam, masih ada, tetapi tidak terlalu mencolok. James dan Kiana berhasil mend...