Bab 5 - Mawar Putih

7.5K 755 132
                                    

Setelah selesai dari kelas musik, para lady diberikan waktu istirahat untuk makan siang sekaligus bercengkrama dan bersosialisasi dengan sesama. Tapi, yang dilakukan Kyna selesai makan siang adalah mengajak dan memaksa Quella untuk ikut bersamanya mengunjungi taman yang ada di belakang sekolah.

"Ayolah, Quell. Aku sangat ingin melihat bunga mawar." Kyna menarik tangan Quella, tapi wanita muda itu menarik balik tangan Kyna.

"Aku tidak ingin kita terkena masalah, Kyna."

Kyna mendesah lemah. Dia menatap Quella dengan tatapan memohon. "Aku sangat merindukan ibuku. Dan bunga mawar selalu mengingatkanku pada ibu."

"Tapi, tidak seperti ini caranya." Quella kembali membantah. "Jika kita pergi diam-diam, lalu ketahuan, kita bisa di hukum. Aku takut, Kyna."

"Kau tidak mempercayaiku?" tanya Kyna.

"B-bukan seperti itu maksudku. Aku ... aku hanya tidak mau kita di hukum," jelas Quella dengan gugup.

Sejujurnya Kyna tahu, Quella adalah seorang wanita bangsawan muda yang pemalu-- lebih tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain melebihi dirinya, dan juga Quella sangat penakut-- selalu membayangkan hal-hal yang berlebih-lebihan. Akan tetapi, Kyna juga ingin Quella merubah sikap pemalunya menjadi seperti dirinya, tidak peduli dia buruk rupa ataupun penuh dengan kekurangan yang kentara, dia harus bersikap berani dan cukup percaya diri, asalkan yang dilakukannya adalah hal yang positif.

"Jadi, kau tidak ingin menemaniku?" tanya Kyna. Quella menggeleng. "Baiklah. Jadi, tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu sendirian di sini?" tanya Kyna sekali lagi. Quella menatap sekelilingnya, lalu kembali menatap Kyna dengan ragu. Dia menggeleng. "Kalau begitu, ikut aku dan jangan mengeluarkan protes lagi. Kalau pun kita di hukum, kita di hukum berdua."

Mereka menuju ke taman di belakang sekolah. Kyna menemukan banyak mawar putih yang mekar di sana. Dia berlari menghampiri mawar-mawar itu dan menghirup aroma setiap mawar. Dia merindukan ibunya. Sangat. Bagaimana keadaan ibu serta ayahnya hingga hari ini? Baru seminggu dia bersekolah di sini, tapi rasa rindunya kepada ibu dan ayahnya sudah hampir sama seperti tidak bertemu kedua orang tua yang sangat dicintainya itu selama bertahun-tahun.

"K-Kyna," tegur Quella, gugup. Dia terus melihat sekitarnya, berjaga-jaga dan berharap tidak ada yang melihat mereka di sini dan melaporkannya.

"Kenapa, Quella?" tanya Kyna.

"Ayo kita kembali ke kelas," ajak Quella.

Kyna memetik satu bunga mawar putih itu. Dia berdiri menghadap Quella, memberikan bunga mawar itu kepada Quella, lalu menatap Quella dengan senyum kecil dan tatapan hangatnya.

Quella menatap bunga mawar yang dipegangnya dengan heran. "Buat aku?" Kyna mengangguk. "Untuk apa?"

"Tahu nggak arti dari mawar putih itu apa?" tanya Kyna. Quella menggeleng pelan. Mereka sama-sama menatap mawar putih yang dipegang oleh Quella. "Bunga ini berbeda dari bunga yang lainnya. Ia bunga yang sangat istimewa. Mawar itu menakjubkan."

Quella menatap Kyna dengan kerutan di dahinya, mengernyit tak mengerti.

Kyna melanjutkan. "Kenapa menakjubkan? Mawar menakjubkan karena ia berduri. Duri-duri yang menghiasi seluruh tangkainya itulah yang membuat mawar terlihat makin tangguh. Sosoknya yang kuat itu melambangkan seorang wanita yang kuat walapun berjiwa lembut dan penuh kasih sayang. Duri-duri yang melindungi bunga mawar dari sentuhan asing orang yang ingin mengambil bunganya mungkin sangat tepat menggambarkan kekuatan wanita untuk melindungi kehormatan dan harga dirinya.

Seperti sekarang, perbedaan kedudukan sosial antara pria dan wanita masih terasa sangat jelas, Quell. Yang kita pahami bahwa memang sejak dulu wanita sangat rentan terhadap eksploitasi dan ancaman dunia bebas, oleh sebab itulah wanita dibekali dengan karakter yang kuat seperti duri yang tajam seperti bunga mawar. Mawar yang bisa dengan mudah melukai orang yang tidak hati-hati dan bahkan mencoba untuk menggenggamnya.

Dinginnya Sang Hati Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang